Rabu, 14 Oktober 2009

MEMBERIKAN SANGGAHAN PENDAPAT 0910 KELAS XII IPS 5

Memberikan tanggapan, sanggahan, saran, kritik, dan usul merupakan segmentasi pragmatik keterampilan berbicara dalam berbahasa, meski dimensi pokok tertentu memiliki aspek yang berbeda. Namun, di sisi spesifikasi, aspek keterampiulan tersebut amat berguna dan memberikan pelatihan bagi pembelajar dan mengasah dan melatih kerangka berpikir demi kemajuannya yang akan berm,anfaat di kemudian hari. Menyikapi secara kritis suatu pendapat atau opini, bahkan mungkin informasi yang didengar, dilihat, dan dibaca dalam era informasi seperti sekarang, adalah langkah cerdas dan bijak dalam menyikapi suatu informasi.

Adalah keteledoran bila kita langsung menerima suatu informasi dari siapa pun tanpa memiliki pemikiran berjarak kritis lantas menentukan langkah berikutnya, diterima atau tidak, berapa persen diterima atau ditolak, segmen mana yang biusa diterima dan bagian mana yang ditolak, dan seterusnya. Kejelian dan klecerdikan seperti amat diperlukan, terutama bagi kalian yang fase berikutnya harus memasukli komunitas ilmiah akademis. Oleh sebab itu, gunakan media ini sebagai sarana berlatih sebagaimana ditentukan oleh guru. Silakan berlatih!

WACANA

1. . Talenta Kreatif Emoh Berkarya di Negerinya Sendiri

Beberapa bulan yang lalu atau tepatnya hari Rabu, 6 CMei 2009 (pAk. 14.00 – 17.00 WIB),N saya meAnghadiri acara TEKNOPRENEUR FORUM VII di Function Room DEPKOMINFO, Jl. Medan Merdeka Barat, Jak-Pus. Deskripsi acara diskusi interaktif yang disajikan yakni, mengenai solusi pembiayaan industri kreatif TIK, mekanisme dan persyaratan yang dibutuhkan, strategi memperoleh pembiayaan, dan strategi mengelola pembiayaan untuk pengembangan bisnis, dengan narasumber: • TELKOM Community Development Center / TELKOM Indigo • Intel Capital.

Menyadari bahwa otak ini bikinan lebih dari setengah abad yang lalu (memorinya sudah gampang error), saya pun memindahkan hasil diskusi dimaksud, dengan mencorat-coretnya di selembar kertas. Hal-hal menarik yang sempat saya catat salah satunya antara lain, dijelaskan bahwa … “Nampaknya, industri kreatif yang lebih didominasi oleh kreativitas otak (intangible assets) dibandingkan peralatan produksi (tangible assets) banyak digemari oleh anak-anak muda Indonesia untuk memulai karya-karya mereka, padahal industri kreatif adalah merupakan trend industri masa kini dan masa masa depan.”

Menggaris bawahi catatan tersebut, sepulangnya dari acara itu saya langsung memulai browsing saya di internet, … pengen banget tau apa saja sih industri kreatif itu …
Ada 14 sektor Industri kreatif yang belakangan ini gencar di sosialisasikan oleh pemerintah, yaitu … “periklanan; arsitektur; barang seni; kerajinan; desain; mode; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan peranti lunak; radio dan televisi; riset dan pengembangan; serta film, video, dan fotografi”.

Industri ini telah membuktikan diri mampu menciptakan nilai tambah yang sangat tinggi dan memberikan ruang bersaing yang relatif seimbang antara negara maju dengan negara berkembang.

Memang tidak gampang mengembangkan industri kreatif, apalagi dalam situasi global yang sangat kompetitif. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengemukakan tiga hambatan yang dihadapi industri kreatif :

Pertama, hak atas kekayaan intelektual (Haki), misalnya problem legalitas software, lemahnya perlindungan dan pengusahaan Hak Kekayaan atas Intelektual (HAKI) bagi para pelaku industri kreatif, dan lain-lain. Hambatan-hambatan itulah yang mendorong Kemenkop dan Depdag membuat kesepakatan untuk menggalang kerja sama mengembangkan industri kreatif.
Departemen Perdagangan bersama Kemenkop telah menyusun kesepakatan untuk mengembangkan 14 subsektor industri kreatif di Tanah Air. Pihak Kemenkop bersama Depdag telah sepakat sebelumnya untuk mengaplikasikan “road map” (peta jalan) industri kreatif. Kedua instansi akan berbagi tugas untuk mendorong perkembangan industri yang terbukti mampu menyumbangkan PDB besar terhadap perekonomian di Tanah Air. Pihak Kemenkop akan menginventarisasi persoalan-persoalan yang menghambat pertumbuhan industri kreatif yang hampir sebagian besar di antaranya berbasis UMKM. Kemenkop akan membantu peningkatan kemampuan teknis , pemberian training, serta memfasilitasi untuk legitimasi dan standarisasi.

Ternyata kesadaran mayarakat untuk mempatenkan produk nya di Indonesia masih terbilang rendah, Saat ini baru 6-7% jumlah produk yang dipatenkan, padahal target idealnya 10%. Dan lamanya proses mematenkan barang, menjadi penyebab minimnya jumlah barang yang dipatenkan, karena untuk proses paten suatu barang butuh waktu sampai dengan 5 tahun. Saat ini tercatat 60.000 daftar tunggu barang-barang yang akan dipatenkan di seluruh dunia, dan dari jumlah tersebut sebanyak 4.000 akan mematenkan di Indonesia (HKI). Dari jumlah 4.000 barang yang akan dipatenkan hanya 10% inventor atau penemu yang berasal dari Indonesia dan sisanya orang asing.

Untuk lebih mensosialisasikan hak paten tersebut Timnas HKI telah menyusun suatu draft dan telah diberikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Draft itu mengenai kebijakan nasional yang menyangkut kekayaan intelektual.
“Hak paten sendiri dilindungi selama 20 tahun untuk teknologi tingkat tinggi, sedangkan teknologi sederhana hanya 10 tahun”. Setelah 20 tahun maka teknologi yang sudah dipatenkan menjadi public domain (milik umum).

Saat ini tercatat 6 juta paten yang sudah menjadi public domain di seluruh dunia.
Kedua, pendanaan yang berkaitan dengan keengganan pihak perbankan yang sulit menilai prospek industri ini karena bersifat intangible (tidak nyata secara langsung). Mengenai kesulitan permodalan yang di alami perusahaan yang bergerak pada sector industry kreatif, yang menurut Bank hanya terbatas sebagai permasalahan bagi para pemilik/pemegang sahamnya sendiri untuk menambah setoran modalnya, inilah rata-rata permasalahan yang ada pada industri yang bergerak disektor rill.

Bank melihat permasalahan ini dari sudut yang berbeda, karena struktur permodalannya (capital structure), harus senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pengawas (Bank Indonesia) atau otoritas moneter. Bank mempunyai Pemenuhan kewajiban menjaga besaran modal tidak semata-mata terkait dengan persoalan yang dihadapi pemegang saham Bank saja, melainkan langsung terkait dengan kepentingan masyarakat dan perekonomian secara luas. Jadi Bank tidak bebas menentukan capital structure-nya sendiri artinya terdapat persyaratan minimum yang tidak bisa tidak, wajib dipenuhi bank. Berbeda dengan industri kreatif di sektor riil, yang bebas menentukan capital structure nya. Yang dimaksud dengan capital structure disini adalah suatu gambaran dari komposisi sumber-sumber pendanaan yang dipergunakan dalam membiayai asset serta kegiatan operasionalnya. Capital structure dalam sebuah Bank umumnya merupakan kombinasi dari unsur-unsur pendanaan yang bersumber dari setoran modal saham, penerbitan Bond ataupun dari pinjaman-pinjaman lainnya.

Menteri Pedagangan Mari Elka Pangestu menyayangkan perbankan tidak mau menggarap potensi industri kreatif secara serius . Padahal sektor usaha ini dapat menjadi salah satu solusi penggerak ekonomi dalam menghadapi krisis global. Bahkan industri kreatif bisa menggairahkan ekspor yang saat ini sedang lesu. Hingga saat ini ia baru mencatat satu bank milik pemerintah yang berkomitmen mendukung perkembangan industri kreatif. Padahal, menurut Mari Pangestu, industri kreatif merupakan salah satu andalan untuk tetap menggairahkan pasar ekspor, Industri kreatif menyumbang pasar ekspor hingga 9 persen.

Ketiga, dunia internasional kurang mengakui kompetensi sumber daya manusia Indonesia. Padahal banyak tersembunyi pekerja Industri kreatif di Indonesia yang diam-diam bisnisnya telah mendunia, seperti Leo Theosabarata dengan karya kursi Accupunto; Sibarani Sofyan seorang urban designer muda yang karya-karyanya bertebaran di Malaysia, Cina dan Dubai; Christiawan Lie, komikus ‘GI Joe’ yang naik daun di Amerika; dan Castle Production di Pasar Baru Jakarta yang menghasilkan animasi kelas dunia.

Kemudian kalau kita lihat yang terdekat dari Jakarta, yaitu sepanjang koridor Bandung sampai Cilegon, bertaburan manufaktur, pusat riset dan perusahaan teknologi seperti industri injection moulding plastic dan light metal. Di ruas Bekasi-Cikampek terdapat belasan manufaktur keramik, kaca, metal dan bahan-bahan bangunan lainnya. Di Bandung terdapat pusat-pusat riset teknologi seperti LIPI, Pusat mikroelektronika, RISTI, MDIC, Eckman Center, Batan dan Microsoft Innovation Center at ITB. Di kota kreatif ini pula terdapat perusahaan teknologi seperti Omedata semikonduktor, LEN, INTI, CMI telkom, Harif Tunggal telekomunikasi, Daya Engineering, Quasar telekom dan PT Dirgantara, dan lain-lain.

Kini adalah saatnya Pemerintah Indonesia menjadikan seluruh daerah-daerah nya untuk menjadi kota yang nyaman, melek desain dan berwawasan teknologi. Gaya hidup para talenta industri kreatif yang umumnya kosmopolitan harus difasilitasi, sehingga talenta internasional pun mau datang, hidup dan berbisnis di Indonesia. Karena pada dasarnya para talenta kreatif (creative talent)
akan memilih tempat seperti Silicon Valley atau London yang menyediakan gaya hidup kosmopolitan, toleran, kondusif terhadap ide-ide baru, menghargai kebebasan individu dan hadirnya pemerintahan yang transparan.

Tugas Pemerintah Indonesia sebagai generasi yang hidup di awal milenium ini (meminjam istilahnya bung Ridwan Kamil ) adalah menyiapkan infrastruktur ekonomi dan industry kreatif nya secara matang.
Indonesia harus menjadi tuan rumah yang kondusif bagi orang-orang Indonesia sendiri yang kreatif, dimana mereka mempunyai sifat kecenderungan dengan mudahnya berpindah lokasi ke kota-kota di dunia yang lebih siap menerima eksistesi mereka. Indonesia harus bersiap-siap mengejar ratusan trilyun rupiah yang disumbangankan dari industri kreatif seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Inggris ?

Indonesia harus mulai bergerak sejak hari ini untuk menjadikan kegiatan yang berbasis “human capital” ini sebagai penyelamat masa depan Indonesia.
Jangan biarkan anak-anak muda Indonesia yang memiliki talenta kreatif emoh berkarya di negerinya sendiri. Semoga hal ini disadari oleh beliau-beliau yang pada tanggal 20 Oktober mendatang memimpin negeri ini.

2. Damailah Indonesia-Malaysia!
Oleh Admin Kompasiana

Dalam menanggapi persoalan yang kian rumit ini, saya berfikir secara matang dan bijaksana dan tidak ingin menilai sesuatu secara emisional. Terus terang saya adalah anak Indonesia sejati dan kini saya berada di Malaysia namun bukan karena sebab itu membuat saya berpihak kepada satu pihak. Seperti yang kita ketahui bersama, persada Nusantara ini terbagi kepada beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Selatan thailand, Selatan Philipina, Papua Nugini dan Timor Leste dan sudah barang tentu ada sebagian budaya di seluruh Nusantara ini yang kita jadikan budaya disetiap negara dan itu kita panggil (Budaya Nusantara).

Namun jangan kita lupa, setiap daerah mempunyai budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan itu kita panggil (Budaya Daerah) karena konsep dan pembentukan Nusantara itu sendiri adalah manipestasi dari perjuangan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa yang di ketuai oleh Panglima Gajah Mada yang kita kenali sebagai Sumpah Palapa yang berisi sumpah ikrar untuk menyatukan tanah Nusantara ini, maka tidak heranlah terdapat banyak adat budaya yang sama di amalkan di setiap negara-negara di Nusantara ini seperti Keris, Batik, sebagian Permainan Rakyat, sebagian Lagu-lagu Rakyat, Masakan dan lain-lain.

Namun, dalam fenomena yang terjadi saat ini antara Indonesia dan malaysia adalah sesuatu hal yang agak susah untuk dipecahkah karena mau diakui atau tidak kedua negara ini adalah ibarat kakak beradik tiri yang lahir dari rahim yang sama namun berasal dari bibit yang berlainan yang mana keduanya pasti akan mewarisi setidaknya rupa dan kepribadian dari sang ibu yang melahirkan. Maka untuk memecahkan permasalahan ini kedua negara harus bekerjasama dan berganding tangan dalam mempromosikan dan memepertahankan budaya dan adat nenek moyang kita.

Dalam kemelut yang melanda Indonesia dan malaysia saya lebih cendrung menyalahkan pemerintah Malaysia (ini bukan berarti saya berat sebelah) karena akar dari persoalan yang timbul adalah keobsesian yang berlebihan dari pemerintah malaysia yang ingin mempromosikan industri pariwisatanya dan ingin merealisasikan motonya yang berbunyi “Malaysia Trully Asia” sehingga melupakan dan tidak menghiraukan hak-hak negara tetangganya dalam mempromosikan budaya2 nusantara yang notabenenya adalah milik bersama dan bahkan sampai tidak dapat menbedakan yang mana budaya Nusantara dan yang mana budaya daerah, maka tidak heranlah Indonesia merasakan keberatan dengan tindakan Malaysia memasukkan budaya daerah milik indonesia kedalam promosi pariwisatanya seperti (Gamelan, Angklung, Barongan/Reog), sehingga hampir-hampir terjadi persengketaan karena indonesia merasa jauh lebih berhak kalau diukur dari Keluasan wilayah dan Jumlah penduduk.

Sebagaimana saya katakan di atas, kedua negara2 harus sama-sama bergandingtangan dalam melestarikan budaya ini, dari itu tidak salah Kalau negara-negara Nusantara ini ingin mempromosikan budaya nenek moyang kita ini kepada dunia tapi dengan satu catatan jangan ada mana2 negara mengatakan itu budaya negara mereka melainkan menyebutkanya sebagai Budaya Nusantara.
Berikut adalah diantara budaya daerah milik Indonesia menurut pemahaman saya :
1). Reog/Barongan adalah budaya daerah milik Jawa Timur tepatnya Ponorogo.
2). Angklung adalah alat musik daerah Jawa Barat
3). Tarian Pendet adalah tarian pemujaan masyarakat Hindu Bali
4). Gamelan adalah Alat Musik daerah Jawa ( Bali dan Lombok punya gamelan namun terdapat
perbedaan jadi jumlah instrument dan melodi)
*Catatan Walaupun di Malaysia terdapat rakyatnya berketurunan jawa namun mereka tidak mengamalkan budaya daerah diatas secara signifikan dari itu di malaysia tidak terdapat sanggar-sanggar budaya diatas kecuali di Universitas karena terdapat mata kuliah sedemikian, dari itu budaya-budaya diatas mulai digalakkan setelah budaya itu dimasukkan sebagai mata kuliah namun itu pun pelatihnya orang indonesia.
( Pendapat diatas adalah pandangan saya berdasakan apa yang saya pelajari, yang saya amati kalau ada kesalahan harap di tegur) Terima kasih.

Wassalam dan Salam Nusantara

Damailah Indonesia-Malaysia
Marwi Abdul Jalil

3. Penggerebekan Teroris di Ciputat, di Balik Cerita yang Tak Diceritakan Media
Kisah Jalan Semanggi Ciputat

Dari cerita yang beredar di kalangan warga ketika saya kecil, awalnya daerah ini adalah daerah yang sepi dan hanya dimiliki oleh 2 orang kakak-beradik keluarga Betawi.

Lama-kelamaan ketika Ciputat mulai ramai dan banyak pendatang, sedikit demi sedikit tanah warga asli Betawi di sini dijual dan sang kakak-beradik ini hanya memiliki sedikit tanah untuk tempat tinggal sampai wafatnya. Mereka meninggalkan warisan tanah yang makin sedikit untuk keturunannya dan kalah luas oleh tanah yang dimiliki para pendatang.

Daerah ini dulunya bernama Gang Kubur. Di sebut begitu karena beberapa hektar tanah dekat semak bambu yang lebat dipakai untuk pemakaman keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berkenaan dengan waktu, nama Gang Kubur diganti warga karena kelewat seram dan angker, diubah namanya menjadi Jl. Kampung Utan Selatan. Sekitar tahun 80-an pertengahan, nama jalan itu diganti lagi menjadi Jalan Semanggi yang dipisah berdasarkan akses masuknya.

Masing-masing jalan terhubung langsung ke pemukiman warga yang dibagi menjadi 4 Rukun Tetangga (Rt 01 sampai 04) dengan 1 Rukun Warga (Rw 03), ada di bawah Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten. Belakangan nama jalan itu bertambah lagi dengan hadirnya Jl. Semanggi III, sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui motor yang juga langsung mengarah ke pemukiman.
Di depan Jl. Semanggi I, II dan III, berdiri Kantor Polisi Sektor Ciputat. Masih di pinggir Jl. Ciputat Raya dekat dengan Jl. Semanggi, berdiri kampus UIN, kampus BSI, Pusdiklat Departemen Agama dan perkantoran Ciputat Mas yang dulunya adalah gedung bioskop Murni Theater.

Penduduk di sini kebanyakan pendatang, penduduk Betawi asli sedikit demi sedikit makin tersingkir karena sering menjual tanah pada para pendatang. Akulturasi budaya yang cukup baik, sudah dari turun-temurunnya juga warga Betawi adalah warga yang terbuka menerima para pendatang. Berbagai karakter, garis keturunan, sampai ragam bahasa sudah campur-baur dalam kehidupan warga.

Yang sangat disayangkan, keramah-tamahan warga Betawi asli di Jalan Semanggi sampai pada tingkatan menjual tanahnya sendiri pada pendatang hingga mereka kesulitan untuk tempat tinggalnya sendiri. Beberapa yang kompeten dan berpendidikan menjadi tokoh masyarakat, namun beberapanya yang menyia-nyiakan waktu dan masa lalu, bekerja serabutan. Jadi tukang ojek, buruh bangunan, tukang cuci pakaian, juga jadi petugas keamanan di kampus UIN dan sebagainya. Beberapanya yang pernah saya kenal ketika kecil, keturunan dari 2 orang kakak-beradik mantan tuan tanah di sini, sering membanggakan kakek-buyutnya.

“Rumah-rumah di sini nih, dulunye tanah Engkong gue. Hebat nggak?!”
Jl. Semanggi, Daerah yang Religius
Kira-kira 20 meter dari depan Jalan Semanggi II adalah rumah Bapak Komarudin Hidayat, Rektor UIN, Syarif Hidayatullah, Jakarta. Beliau juga pendatang sama seperti kebanyakan warga lainnya. Daerah di sini adalah tempat yang religius, penuh dengan kegiatan keislaman. Mulai dari pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, sampai pengajaran Alqur’an ba’da Maghrib di Masjid untuk anak-anak warga sekitar. Setiap ada peringatan hari keagamaan Islam seperti Mauludan, Isra Mi’raj, Lebaran Haji dan Lebaran anak yatim, daerah ini juga tak lupa marak memperingatinya. Tak bisa dipungkiri, karena berdekatan dengan kampus UIN, beberapa mahasiswanya juga menetap di sini dan berbaur dengan warga, mewarnai kehidupan bermasyarakat dengan menumpang kost atau mengontrak rumah pada para penduduk setempat.

Di daerah belakang Jl. Semanggi dekat dengan tanah makam keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dulunya adalah sawah dan empang yang membentang dengan aliran kali yang masih agak jernih mengelilingi.

Saya kecil dan teman-teman sering main di sini, main di sawah, mandi di kali, mencuri ikan di empang warga dengan memancing diam-diam, bila ketahuan yang punya kami langsung lari terbirit-birit karena diacungkan golok tinggi-tinggi ke udara. Saat ada ujian sekolah, saya juga memanfaatkannya dengan belajar di dangau yang ada di tengah sawah. Saat Ramadahan datang, saya dan teman-teman pergi ke Parung Panjang membeli petasan yang banyak dan membakarnya di sini.

Pernah kejadian saya dan teman-teman menyalakan petasan sebesar botol soft drink ukuran 1,5 liter, di sekitar sawah, empang dan pinggir kali, tempat yang agak jauh dari pemukiman. Namun karena ukurannya yang kelewat besar, bunyinya menggelegar seperti suara bom. Jangan lupa, kejadian meledaknya gudang mesiu di Cilandak Sabtu, 17 November 1984, suaranya juga terdengar sampai ke daerah ini. Itu juga yang membuat beberapa warga marah pada kami, anak-anak bandel di masa itu. Disangka warga, gudang mesiu meledak lagi.

Sejalan dengan waktu, tak ada lagi sawah, empang itu, bahkan kali pun ikut diuruk dan dijadikan tanah untuk tempat tinggal. Kali yang harusnya jadi tempat mengalirnya air, namun karena dijadikan tempat pembuangan sampah bahkan sampai diuruk, kini jadi penyebab banjir di musim hujan di daerah belakang Jalan Semanggi.

Jl. Semanggi sekarang sudah kelewat padat dibanding jaman saya kecil dulu. Kini daerah-daerahnya sudah banyak dibatasi oleh tembok-tembok perumahan dan membentuk beberapa gang senggol alias gang yang hanya bisa dilalui oleh 1-2 orang, bila lebih dari itu maka akan saling bersenggolan.

Tak jauh dari situ rumahnya Irawan, ketua Rt 02 dan persis di depannya adalah rumah kost nomer 15, Rt 02 Rw. 03 yang berkatnya Jalan Semanggi Ciputat jadi terkenal di seluruh Indonesia. Saifuddin Zuhri dan Muhammad Syahrir yang merupakan otak pelaku pemboman J.W. Marriot dan Ritz Carlton 17 Juli 2009 lalu, mati tertembak Jumat 9 Oktober ini oleh Densus 88 di rumah kost milik keponakan dari adik istrinya Bapak Jatna, bukan milik Bapak Jatna langsung seperti yang diberitakan media. Yang benar itu, tanah ini milik orang asing, orang bule, di mana orang bule itu menikah dengan keponakan dari adik istrinya Pak Jatna. Tak diketahui siapa namanya, warga yang sempat ngobrol dengan saya bilang kalau rumah kontrakan itu memang diurus Pak Jatna yang sekarang juga sudah tidak tinggal di situ lagi.

Cerita Warga Saat Penggerebekan
Mas Jiko, ketua Rt 04 di Jl. Semanggi II sempat curiga, belakangan banyak pemulung yang mengorek-ngorek sampah di Tempat Pembuangan Akhir di daerah ini. Pemulung berbadan besar dan tegap, tak seperti pemulung kebanyakan. Belum lagi beberapa orang yang tak dikenal sering nongkrong di depan warung Pak Budi dekat Pos Ronda Rt 02.
“Kalo yang sering nongkrong-nongkrong di Rt 02 dan orang-orangnya nggak jelas, itu sih urusannya Irawan sebagai ketua Rt 02, toh itu daerahnya dia. Cuma di Rt 04 ini kan daerah saya, wajar kalo tiba-tiba banyak pemulung, tukang sol sepatu sama orang-orang yang mukanya nggak jelas sering hilir mudik di Jl. Semanggi ini yang bikin kita curiga.”

Begitu kata Mas Jiko, anak dari almarhum Pak Paidi, kawan ayah saya sesama warga di Jl. Semanggi II. Mas Jiko sendiri adalah kakak pertama dari Sukir, teman main ketika saya kecil.
Adapun daerah Jl. Semanggi II yang memang sudah terbentuk KSK (Kelompok Sadar Kamtibmas). Dengan adanya orang-orang tak dikenal yang sering hilir mudik di Jl. Semanggi ini jadi diawasi oleh warga. Warga mencurigai mereka adalah orang-orang yang berniat tak baik pada daerah di Jl. Semanggi.

Satu siang menjelang sore di hari Jumat tanggal 9 Oktober 2009, tiba-tiba pemulung itu berlari ke arah Rt 02, bukan cuma pemulung, tukang sol sepatu, orang-orang yang berlaku seperti masyarakat kelas bawah juga ikutan berlari ke arah rumah kost bernomor 15 di Rt 02 Rw 03 Jl. Semanggi, Ciputat. Tak lama terdengar suara ledakan.
Ternyata orang-orang itu adalah anggota Densus 88 yang menyamar dalam penggerebekan teroris di Ciputat. Mereka menyamar jadi apa saja, jadi pemulung, jadi tukang sol sepatu, jadi orang-orang kelas bawah. Ketika tanda untuk penyerbuan dimulai, mereka mulai membuka jati diri dan menyerbu ke lokasi.

Nongkrong Sama Warga untuk Mendapatkan Informasi
Ketika saya mengunjungi daerah itu bersama ayah saya sebagai pemandu wisata penggerebekan teroris di Jl. Semanggi, Ciputat, kami ngobrol di Pos Ronda Rt 02 bersama warga dan Serma Sunarto dari Polsek Ciputat. Serma Sunarto bilang begitu seperti yang sudah saya ceritakan di atas. Warga malah mengawasi petugas, bukannya teroris yang tengah diawasi Densus 88. Ini wajar dan tidak mengapa, bukti bahwa daerah di Jl. Semanggi kadar KSK-nya tinggi. Mereka tidak ingin daerahnya menjadi daerah yang kecolongan keamanan dan ketertiban. Daripada Densus 88 membuka jati diri, bisa geger daerah ini nanti dan terorisnya keburu kabur.

Sial memang sial, daerahnya Irawan sebagai ketua Rt 02 malah kecolongan. Tak ada yang bisa menyangka, rumah kost yang ada di depannya persis justru jadi tempat tinggal Saifudin Jaelani dan Muhammad Syahrir.
“Kesian Irawan, dia ‘diberakin’ sama warganya sendiri.”
Mas Jiko bilang begitu menganalogikan Irawan yang kecolongan daftar warga yang ternyata adalah orang yang paling dicari pihak Kepolisian RI.
Irawan sendiri yang ingin saya temui dan ajak ngobrol, ketika saya dan ayah saya datangi rumahnya tak ada di tempat. Tapi memang dari obrolan dengan warga di mana daerah ini adalah daerah tempat kecil saya, tak ada yang bisa mencegah hal-hal begini terjadi. Kebetulan juga terorisnya mengalami hari naas.

Ketika saya asik ngobrol di pos ronda, datang 2 orang wartawan salah satu stasiun televisi dengan kameranya. Tanpa basa-basi lewat begitu saja dan menuju tempat kejadian mencari berita. Serma Sunarto geleng-geleng dan bilang.
“Kayak begitu tuh wartawan, dateng karena kepentingan berita, tapi tata krama ke warga nggak dijaga. Sopan dikit ke, negur kek, ini kok lewat-lewat aja.”
Tak lama sesudah itu wartawan antv datang ke tempat ini dari ujung gang, untung saya nggak kenal, sepertinya orang baru di antv. Parahnnya ayah saya malah bilang ke saya di depan orang-orang yang ada di Pos Ronda.

“Tuh ada orang antv Man, kenal nggak?”
Waduh… Jangan bilang kayak gitu kenapa Beh, saya ini bukan sedang meliput berita, saya ini dalam rangka napak tilas cerita kecil saya di Jl. Semanggi. Toh saya juga bukan wartawan, saya hanya mengkabarkan berdasarkan kategori Citizen Journalism, tulisan ini juga tulisan dari sudut pandang saya pribadi, bukan dari sudut pandang jurnalistik meski saya sangat yakin tulisan ini luput diberitakan oleh media-media kita, mengambil sudut pandang yang berbeda dari psikologis masyarakatnya.
Dibilang implisit oleh ayah bahwa saya orang antv, karuan Serma Sunarto juga warga yang nongkrong bareng saya jadi mendelik dan curiga, menuduh saya adalah wartawan.
“Luqman wartawan juga? Orang antv?”

Saya cengengesan. Saya bilang saya memang kerja di antv dan bukan di departemen news, jadi saya bukan wartawan. Saya ini orang kreatif, kerja di bidang kreatif grafis, nggak ada kaitannya sama berita-memberitakan di media televisi. Jadi nggak usah takut masuk media, lagian nggak bakal saya wawancarain juga, paling diajak ngobrol. Saya lebih seneng mendapatkan informasi dengan cara begini, cara yang nggak formil, cara yang lepas dan apa adanya.

Warga dan Serma Sunarto mengiyakan dan kondisi curiga jadi cair lagi. Kesalahan jurnalis sekarang itu mencari berita berdasarkan kebutuhannya saja, tak ada pendekatan secara psikologis. Narasumber dijadikan objek bahan berita belaka, setelah itu ditinggal dan dilupakan. Habis manis sepah dibuang, habis didapat beritanya ya sudah, tak ada hubungan pertemanan dan kebaikan. Besok-besok ketemu di jalan sama narasumbernya juga belum tentu ingat.

Saya diam mengiyakan. Tapi tak semua jurnalis begitu juga kok. Alhamdulillah orang antv masih sopan, begitu lewat depan kami bilang permisi, sempat-sempatnya juga beli kopi di warung Pak Budi depan pos ronda dan berlalu sambil pamit. Untungnya jurnalis antv itu juga nggak kenal saya, ditambah saya juga sudah mewanti-wanti warga dan Serma Sunarto yang barengan nongkrong untuk tidak usah menegur orang antv itu. Takutnya nanti malah mencocok-cocokkan saya sebagai sesama orang antv ke mereka, para jurnalis itu dan mereka dapetin berita dengan gampang.
Mencari berita itu nggak mudah lho, harus punya karakter sanguin yang baik dan pendekatan psikologis yang mumpuni ke narasumber biar berita yang didapat juga eksklusif. Tetep juga, saya pun tidak masuk dalam kategori itu.

4. Indonesia Way
Oleh esel -

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah hal yang merepotkan. Pekerja tidak suka dengan praktek kontrak dan outsourcing. Pengusaha juga menganggap bahwa peraturannya rigid. Peraturan yang kontroversial seperti kontrak dan outsourcing nampak begitu cantik di atas kertas tapi menyakitkan dalam kenyataannya. Pekerja selalu protes tentang upah yang rendah,sistem kontrak dan tunjangan yang tidak jelas, namun dalam suatu kuliah umum seorang professor Indonesian Study dari Australia menyebutkan bahwa ketidakfleksibelan pasar tenaga kerja di Indonesia mengurangi daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi. Loh ? Memang dimana letak ketidak fleksibelannya ?

Saat disinggung mengenai hal ini di sebuah kuliah, Pak Harlan Dimas menjelaskan bahwa setiap negara memiliki caranya sendiri untuk memperlakukan pekerja. Misalnya di Amerika, ( Pak Harlan pernah bekerja di perusahaan Amerika, jadi beliau tahu betul ) Top Management dianggap sebagai jantung perusahaan. Yang harus selalu dijaga mood dan kondisinya, agar bisa mengelola perusahaan dengan baik. Kalau seorang direktur memiliki hak dari perusahaan untuk terbang ke Bali setiap bulan, maka direktur tersebut akan tetap menerima hak nya itu, walaupun perusahaan sedang merugi karena di terpa krisis global. Kalau perusahaan sedang sulit, maka pekerja di tingkat rendah akan di PHK.Tapi top management tidak akan kehilangan apapun.

Jepang lain cerita, di Jepang karyawan adalah keluarga. Jadi kalau ada seorang pekerja bekerja di suatu perusahaan, maka kemungkinan besar dulu ayahnya bekerja disitu, dan anaknya mungkin kelak juga akan bekerja disitu. Apabila perusahan sedang sulit, maka memecat pegawai adalah opsi yang paling terakhir. Hal yang diutamakan untuk mengatasi krisis adalah memotong gaji pegwai secara proporsional dari Top Management sampai tukang sapu. Tukang sapu ? penting ya ? Memang ngapain sih perusahaan besar motong gaji tukang sapu ? ” Untuk menyelamatkan harga diri si Tukang sapu ” Begitu kata Pak Harlan. Justru tukang sapu akan mencak-mencak dan merasa terhina kalau perusahaan tidak memotong gajinya. Dengan memotong gaji si tukang sapu sekecil apapun, tukang sapu itu akan dengan bangga berkata pada cucunya ” Nak, ekonomi sedang sulit, begitu juga dengan perusahaan tempat kakek bekerja, tapi biar begitu kakek dan teman-teman yang lain telah berkorban demi menyelamatkan perusahaan, kakek merelakan gaji kakek dipotong … ”

Lalu di akhir cerita Pak Harlan bertanya, Mana cara yang lebih baik ? Cara Amerika atau cara Jepang ? Mahasiswa pun menjawab ” Cara Jepang Pak… ” tapi pak Harlan geleng-geleng kepala dan berkata . ” Jawaban anda salah. Jawaban yang benar adalah keduanya. Cara Amerika adalah yang terbaik bagi Amerika, begitu pula cara Jepang paling baik bagi Jepang. Adalah tugas anda untuk menemukan cara Indonesia, yang memang terbaik bagi bangsa Indonesia..”

5. Kegagalan Neo-Liberalisme dan Menguatnya Kembali Trend “Welfare State”.
Oleh herdiansyah

Trend ekonomi Neo-liberalisme[1] memasuki era kejayaan pada era 80-an. Sistem ekonomi ini dianggap mampu menjawab krisis dunia yang dimulai dari colaps-nya sistem ekonomi domestik Meksiko ketika itu, dimana IMF menerapkan pola obral murah utang baru yang ditukar dengan pengetatan ekonomi yang kita sebut dengan Structural Adjusment Programs (SPAs)[2]. Kompetisi pasar bebas (free market competition), demikian titik kulminasi yang diharapkan dari sistem ekonomi Neo-Liberalisme ini, dimana secara faktual hari ini terbukti hanya menguntungkan negara-negara maju, yang pada sisi lain justru kian memiskinkan negara berkembang. Namun serentetan krisis demi krisis yang terjadi, membuka mata kita bahwa pola Neo-Liberalisme ini telah gagal dalam membangun ekonomi dunia. Puncaknya terjadi saat ini dimana induk Kapitalisme sendiri, yakni Amerika Serikat justru diserang gelembung krisis yang semakin parah yang tentu saja memaksa mereka untuk bepikir seribu cara untuk keluar dari krisis tersebut.

Salah satu hal yang cukup mengherankan dalam cara menyelesaikan krisis hari ini adalah, tindakan pemerintah AS, melalui presiden terpilih, Barrack Obama, untuk mengembalikan kejayaan era ekonomi “keynesian“. Salah satu yang menonjol dari pengagum ekonomi ini adalah, kecenderungan untuk mengembalikan peran negara dalam sistem ekonomi, yang pada prinsipnya selama ini telah dilepas secara bebas dalam mekanisme pasar (free market competition), atau yang lebih umum kita kenal sebagai model liberalisasi keuangan[3]. Faktanya, beberapa perusahaan sektor keuangan, menjadi target penguasaan kembali oleh pemerintah. Diantaranya adalah American International Group (AIG), yang merupakan perusahaan asuransi terbesar dunia asal Amerika, yang juga kita kenal sebagai sponsor utama klub Manchester United (MU). Bahkan beberapa pengamat ekonomi dunia menyebutnya sebagai tindakan yang tak ubahnya seperti rezim sosialis.

Pergeseran stigma Neo-liberal inipun kian nampak bergeser beberapa waktu lalu, ketika digelar pertemuan G-20 yang pada intinya membahas tentang penyelesaian kiris internasional yang sedang terjadi di induk kapitalisme, Amerika. Namun pertemuan ini lebih mengarah kepada upaya saling tuding dan menyalahkan, terutama dikalangan negara-negara maju. Isu yang bekembang dalam pertemuan inipun lebih kepada isu-isu bidang keuangan yang salah satunya adalah upaya untuk mendorong reformasi internal lembaga-lembaga keuangan internasional yang kita kenal dengan istilah “Bretton Woods Institute“, diantaranya ; IMF, World Bank, dll. Sementara pada saat yang bersamaan intelektual-intelektual negara-negara maju diluar Amerika, begitu gencar mempropagandakan kebusukan sistem liberalisasi pasar sebagai biang kerok krisis, dimana sistem ini memang begitu kuat di Amerika Serikat. Padahal, negara-negara maju Eropa juga memiliki pola dan sistem yang tak kalah busuknya. Bahkan Gordon Brown, perdana menteri Inggris, menegaskan bahwa, “konsensus washington telah berakhir“. Konsensus yang menandai era ekonomi liberalisasi berjalan di bawah kendali gedung putih pada masa kejayaan Ronald Reagan beserta Margaret Teacher sekutunya yang juga mantan PM inggris. Masa kejayaan liberalisme ini juga yang sering disebut sebagai kejayaan kapitalisme “angglo sakson“, yang memang diabangun dari Negara adidaya tersebut.[4]

Yang menjadi menarik kemudian adalah, terjadinya polarisasi ditingkatan negara-negara maju terkait pola dan sistem ekonomi dunia saat ini. Negara-negara eropa bahkan menyebut krisis hari ini sebagai kegagalan sistem ekonomi pasar bebas. Upaya untuk mendorong dan mengembalikan masa keemasan “walfare state“-pun terus dilakukan. Negara-negara eropa ini mengajukan fakta yang terjadi di Amerika Serikat sebagai kebuasan sistem pasar bebas ini. Namun apakah ini merupakan peluang bagi kebangkitan era Sosialisme, seiiring semakin menguatnya tendensi sosialisme di Amerika Latin? Ataukan justru akan lahir pola baru dari kekuatan kapitalisme global yang akan memberikan topeng dan wajah baru dari Kapitalisme??? Akan tetapi yakin saja, bahwa cara apapun yang akan dilakukan oleh kapitalisme global dalam melepaskan diri dari jeratan krisis, akan selalu melahirkan krisis baru yang justru akan lebih parah.

Namun yang pasti, pertemuan G20 ini memberikan pengalaman tak sedap bagi kita, bahwa sekali lagi negara-negara berkembang telah menjadi tumbal dari krisis keuangan global hari ini. Sekali lagi negara berkembang akan dimanfaatkan menjadi ladang pertumbuhan ekonomi global baru dengan strategi utang baru pula. Negara berkembang tentu akan menjadi target pasar yang paling empuk bagi negara maju. Bukti awal yang bisa kita saksikan adalah kucuran utang baru dari negara kreditor (terutama Jepang), yang sekarang dijadikan sebagai stimulus kebijakan fiskal sebesar 73,1 Trilyun.
Kapitalisme memang sedang galau, berupaya keras menyem bunyikan kegagalan sistem yang dibangunnya. Namun demikian, upaya membangun bentuk dan wajah baru tentu akan nampak kebiadabannya juga. Kita tentu masih ingat dengan “the third way” ala Antony Giddens yang menawarkan sosial-demokrat sebagai jalan ketiga dunia. Jalan yang seakan ingin membuat wajah kapitalisme seakan lebih humanis, meski dibalik itu tersimpan kebringasan yang siap menerkam dan menghisap kesejahteraan masyarakat dunia. Maka kesimpulan awal dari tulisan ini adalah, “waspadalah, krisis kapitalisme akan melahirkan wajah dan topeng baru yang penuh dengan kepura-puraan…….!“.

[1] Neo-Liberalisme adalah salah satu wajah sistem ekonomi Kapitalisme yang pada prinsipnya berusaha memisahkan peran dan fungsi negara dalam perekonomian karena dianggap menghalangi persaingan pasar secara luas dan kompetitif. Program seperti pencabutan subsidi publik, privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), deregulasi dll adalah kenyataan yang sekarang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang di bawah komando negara-negara maju melalui IMF, World Bank, WTO dll dengan jargon Neo-Liberalisme-nya.
[2] Structural Adjusment Programs (SAPs) merupakan jaring perangkap ekonomi yang direkayasa sedemikan rupa oleh negara-negara Imperialis dunia pertama untuk menjebak negara-negara dunia ketiga ke dalam kerangka bangunan perekonomian pasar bebas dengan menciptakan ketergantungan dengan beban utang yang diharuskan lengkap beserta syarat-syarat yang harus dilakukan oleh negara pengutang. Sumber : herdiansyah hamzah dalam, hantu neo-liberalisme ; hantu penjarah kemakmuran rakyat. Disadur dari : http://prp-samarinda,blogspot.com/.
[3]Liberalisasi keuangan mencakup enam aspek sebagai berikut: (a) deregulasi tingkat suku bunga; (b) peniadaan pengendalian kredit; (c) privatisasi bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan milik negara; (d) peniadaan hambatan bagi bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan swasta, termasuk asing, untuk memasuki pasar keuangan domestik; (e) pengenalan alat-alat pengendalian moneter yang berbasis pasar; dan (f) liberalisasi neraca modal. Selengkapnya lihat di: http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul40.htm.
[4] Kompas, 4 April 2009. “G-20 Buka Era baru“.

46 komentar:

morries tjahyadi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
morries tjahyadi mengatakan...

Nama :Morries Tj
Kelas:X11 IPS 5
No :24

Wacana 2,sanggahan pendapat:
~Menurut saya,mengenai pendapat Marwi Abdul Jalil, bahwa sekarang banyak masalah yang dihadapi Indonesia mengenai budaya/adat nenek moyang yang ditiru oleh Malaysia.Namun demikian, kita tidak boleh langsung menyalahkan Malaysia, melainkan kita telusuri terlebih dahulu hal tersebut. Dan kalaupun itu ternyata benar, kita harus mencari apa sebab dan latar belakang Malaysia telah meniru budaya milik nigri kita Indonesia.Terima Kasih


Wacana 3,sanggahan pendapat:
~Menurut saya, informasi tidak hanya diambil secara formal dan harus terkait dengan hal-hal yang mendukungnnya,tetapi informasi juga harus diolah terlebih dahulu agar hasil yang di peroleh dari informasi tersebut akan lebih masuk akal dan mendukung. Lalu mengenai jurnalis, bagaimana kita bisa tahu bahwa ia mencari berita hanya berdasarkan kebutuhan saja dan tidak ada pendekatan secara psikologis. Menurut saya, tidak semua jurnalis bersifat seperti itu, hanya mementingkan diri sendiri dan dengan informasi yang didapatkan. Kadang kala memang mereka mementingkan diri sendiri tetapi juga ada yang mementingkan sifat kesosialan(sopan dan ramah) untuk mencari informasi yang ingin didapatkan.Terima Kasih

melijuni oktaria mengatakan...

Nama : Melijuni Oktaria
kelas: XII IPS 5
No: 23

sanggahan pendapat untuk wacana 2:

Menurut saya,
Sebenarnya kita juga tidak dapat menyalahkan Malaysia karena telah mengambil budaya Indonesia. Ada baiknya juga kita melihat dari sisi Indonesianya sendiri, yang menurut saya Indonesia juga acuh-tak acuh terhadap budayanya. Jika sudah di claim oleh negara lain barulah Indonesia mendesak. Kemudian dilain sisi kita juga melihat apa alasan Malaysia mengambil/ meng-claim budaya Indonasia. Jadi di sini kita tidak dapat menyalahkan siapapun, sebaiknya kita sama-sama mengkoreksi diri sebelum masalah semakin besar. Terima kasih

sanggahan pendapat untuk wacana 3:

menurut saya,
Apa yang dilakukan tim densus 88 untuk menangkap teroris itu baik, karena mereka menyamar dan tidak menghiraukan kecurigaan warga.
Kemudian tentang wartawan yang mencari berita, menurut saya wartawan tersebut bukannya tidak sopan, tapi mereka mungkin hanya buru-buru untuk meliput berita karena pasti akan ada banyak wartawan yang berdatangan jadi mereka takut tidak mendapatkan berita yang up to date. TAPI,,
ada baiknya juga jika mereka tetap memberlakukan kesopanan. Terima kasih.

Sekian sanggahan saya, Terima kasih

Elisabeth Silvia XII IPS 5 mengatakan...

Nama : Elisabeth Silvia
Kelas : XII IPS 5
No : 08

Sanggahan dari wacana 1 :

Menurut Saya,
Talenta kreatif yng dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda, dan memang diakui kemampuan yang dimiliki itu dapat mengacu pada keahlaian masing-masing. Sehingga menimbulkan ambisi untuk lebih berkarya secara mendunia. Tapi di zaman sekarang ini, dunia Internasional pun tidak mengakui talenta manusia. Jadi kalau dunia Internasional saja belum mengakoui talenta seseorang, kenapa orang itu tidak mau mencoba mengembangkan potensinya terlebih dahulu di negeri sendiri.
Jika negeri sendiri mengakui akan bakat orang itu, barulah kita mnecoba untuk mendunia dan secara tidak langsung orang itu mengangkat nama negerinya. Untuk mencapai hal ini diperlukan juga dukungan dari pemerintah seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memang harus mendukung karya-karya anak Bangsa,jika tidak...kapan Indonesia bisa maju???



Sanggahan dari wacana 3 :

Menurut Saya,
Jika warga Ciputat yang tidak ingin kecolongan teroris lagi, sebaiknya ketua RT harus menghimbau kepada wrga Ciputat agar lebih berwaspada lagi meskipun itu adalah orang terdekat kita sekalipun.
Dan juga ketua RT harus berbaur dengan warganya agar RT tahu karakteristik serta kebiasaan-kebiasaan ndari setiap warga. Tetapi warganya pun perlu bekerja sama dengan ketua RT untuk membangun suasana tenteram dan hal itu berguna untuk bersosialisasi dengan baik.
Mengenai kecurigaan warga pada densus 88, warga sebaiknya menjaga privasi masing-masing dan berfikir bagaimana caranya agar privasi pihak densus 88 tidak terganggu. Artinya warga Ciputat juga harus bisa menjaga sikap. Mungkin bisa juga dilakukan dengan melapor pada ketua RT agar lebih berwaspada terhadap siapa saja, sehingga ketua RT tahu siapa yang menjadi kecurigaan warga.


Sekian sanggahan saya, saya ucapkab Terima Kasih.

Adela Ruth mengatakan...

Nama : Adela Ruth T
Kelas : XII IPS 5
No : 02

Wacana 1,sanggahan pendapat :

Menurut saya,setiap orang memiliki talenta,ide kreatif yang berbeda-beda.Namun,setiap orang berambisi untuk mengembangkan ide kreatifnya hingga ke dunia Internasional.Tetapi dunia Internasional masih belum mengakui kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia.Lebih baik pengusaha Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan talenta kreatifnya di Indonesia.
Jika talenta kreatif tersebut terus dikembangkan di dalam negri,maka dunia internasionalpun akan mengakui kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia bangsa ini.

Wacana 3,sanggahan pendapat :

Menurut saya,sebaiknya ketua RT harus lebih waspada terhadap warganya,dan membuat aturan bahwa orang-orang baru yang akan tinggal di daerah Ciputat harus menghadap ke ketua RT.Ketua RT pun harus meminta data lengkap orang yang akan tinggal disampai ia benar-benar yakin bahwa orang tersebut adalah orang baik.
Untuk kasus densus 88,Warga yang merasa curiga dengan gerak-gerik Densus 88 sebaiknya melapor ke RT,kemudian RT bisa menanyai langsung atau melapor ke polisi.

Demikianlah sanggahan dari saya,Terima Kasih.

silvia mengatakan...

nama: silvia
absen: 34

Sanggahan pendapat wancana ke 4:
~ menurut saya perusahaan yang menggunakan sistem kontrak harus di ubah, karena para pekerja tidak setuju dengan sistem seperti itu. Namun bisa saja tidak di ubah dengan cara memberikan gaji yang sesuai dengan apa yang di lakukan pekerja.

Saya juga setuju dengan pendapat bahwa setiap negara memiliki cara tersediri untuk melakukan pekerja.
Mungkin di Amerika lebih setuju untuk membuat hati top management nya baik, namun tidak memikirkan nasib pekerja biasa.
Tapi saya merasa ragu, apakah cara seperti itu dapat membantu suatu perusahaan. Sedangkan mereka membutuhkan pekerja bawahan yang dapat mengurus langsung ke lapangan.
Di jepang memperkerjakan pegawai secara turun tenurun, dan bila terjadi krisis mereka memotog gaji pegawai, dari yang paling atas sampai tukang sapu.
menurut saya, bila menggunakan sistem keturunan belum tentu si anaknya lebih baik kualitasnya daripada sang ayah.

Saya yakin, Indonesia pasti memiliki cara dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan.

Sanggahan bacaan ke 5:
Kegagalan neo liberalisme mungkin karena bukan jaman nya lagi. Dengan semakin berkembangnya pasar bebas dunia ini membuat negara- negara siap dalam menghadapi krisis. kita semua juga pasti tahu kalau cara itu dapat membantu masalah ekonomi dunia tahun 80-an. Mungkin dengan kembalinya tren welfare state dapat membantu krisis dunia. Tapi cara yang mana saja sama, yaitu sama- sama membuat negara berkembang semakin miskin, dan membuat negara maju semakin maju. Seharusnya mereka memikirkan jalan agar negara berkembang juga dapat lebih baik dari sekarang dan negara maju dapat mengatasi masalah krisis dunia. Namun hasilnya tetap saja memanfaatkan negara berkembang sebagai ladang pertumbuhan ekonomi global baru.

florencia irena mengatakan...

Nama : Florencia Irena
Kelas : XII IPS 5
No.absen : 13

Tanggapan/ sanggahan dari wacana 1:
Menurut saya orang yang berpendidikan dan memiliki talenta yang baik sebaiknya mengembangkan kemampuannya di Indonesia karena penghargaan orang yang bertalenta di Luar Negri, tidak terlalu besar dan juga pemerintah sebaiknya meningkatkan penghargaan-penghargaan terhadap orang yang memiliki kemampuan lebih, sehingga orang Indonesia yang memiliki talenta yang baik tidak akan berkarya di negri lain. Dan dengan talentanya tersebut orang tersebut akan mengembangkan dan memajukan teknologi di Negara Indonesia ataupun memajukan bidang-bidang lainnya.

Tanggapan/sanggahan dari wacana 2:
Menurut saya, semua permasalahan tersebut sebenarnya sepenuhnya bukan salah negara Malaysia karena di Malaysia terdapat mata kuliah yang mengajarkan sedikit tentang budaya Indonesia. Sehingga Industri pariwisata Malaysia menampilkan sedikit tayagan tentang budaya Indonesia dan sehingga indonesiapun seharusnya menghakpatenkan budaya Indonesia. Agar budaya Indonesia sendiri tidak dapat diambil atau kecolongan oleh Negara lain. Dan dapat di budidayakan hingga turun-temurun oleh generasi berikutnya

yohanes indra mengatakan...

nama: yohanes indra
kelas XII ips 5
no 41
wacana no 4.
menurut saya cara yang digunakan oleh amerika belum tentu dapat di lakukan di indosesia karena seperti yang kita ketahui tingkat pendidikan indonesia yang masih rendah.. jika itu di paksakan maka indonesia akan kacau..
sedangkan cara jika menggunakan cara jepang, bagaimana rakyat yang keluarganya tidak mempunyai pekerjaan???
solusinya. pemerintah dapat membekali masyarakat dengan ketrampilan ketrampilan. sehingga bila tidak mendapatkan pekerjaan mereka dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri,


wacana no 5.
menurut saya sistem ekonomi Neo-Liberalisme mengalami kemundurun karena banyaknya kekurangan yang terdapat dalam sistem ini.. jadi banyak negara maju seperti amerika yang mencoba mengembalikan kejayaan sistem keynesia. ini karena jika pesoalan ini di biarkan terus menerus maka akan terjadi kekacauan dalam bidang ekonomi. walaupun demikian bukan tidak mungkin sistem ini juga lama lama akan mengalami pergantian kembali. karena menurut saya sistem ini seprti siklus. dimana akan muncul muncul sistem baru jika sistem lama dianggap gagal..

martinus jaya kesuma mengatakan...

nama : martinus jaya kesuma
kelas : XII IPS 5
no : 21

wacana 2, sanggahan pendapat:
menurut saya,
kita tidak dapat langsung menyalahkan Malaysia dalam soal ini,karena kita sama sama pernah dikuasai oleh kerajaan majapahit,sehingga memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang serupa,wajar saja jika malaysia memiliki perasaan yang sama dengan Indonesia,yaitu ingin melestarikan budaya yang dianggapnya memiliki nilai luhur yang tinggi. Terima kasih.


wacana 3,sanggahan pendapat:
menurut saya,
yang dilakukan oleh tim densus 88 itu sangat baik,karena sama sekali tidak membocorkan informasi rahasianya walaupin hanya ke ketua RT setempat,karena tidak ada jaminan,mungkin saja ketua RT tersebut membocorkan rahasia,dan untuk soal wartawan,mungkin tidak semua wartawan berlaki tidak sopan seperti itu,ada banyak wartawan yang sopan dan mengenal tata kerama,terima kasih.

Christian Martin mengatakan...

Nama: Christian M
Kelas: XII IPS 5
No : 06


Wacana 1
Menurut saya, orang yang berpendidikan dan memiliki talenta yang baik sebaiknya mengembangkan kemampuannya di Indonesia karena penghargaan orang yang bertalenta di luar negri, tidak terlalu besar dan juga pemerintah sebaiknya meningkatkan penghargaan-penghargaan terhadap orang yang memiliki orang yang bertalenta atapun yang dapat mengubah Indonesia menjadi lebih baik dengan penemuannya, sehingga orang Indonesia yang memiliki talenta yang baik, tidak akan berkarya di negri lain. Dan dengan talentanya tersebut orang tersebut akan mengembangkan dan memajukan teknologi di Negara Indonesia ataupun memajukan bidang-bidang lainnya.

Wanaca 3
Menurut saya,sebaiknya ketua RT harus lebih waspada terhadap orang-orang yang mencurigakan,dan ketua RT sebaiknya sering mengawasi daerahnya agar dapat mengantisipasi teroris. Ketua RT pun harus memiliki informasi tentang warganya yang baru atapun yang mencurigakan.
Untuk kasus densus 88,warga yang merasa curiga terhadap Densus 88 sebaiknya melapor ke pihak yang berwajib sehingga dapat di selidiki tentang kecurigaan warga tersebut.

Olivia Osey mengatakan...

Nama: Olivia Osey
Kelas: XII IPS 5
Absen: 26

Wacana 4,sanggahan pendapat:
Menurut saya,Indonesia pasti bisa memiliki cara sendiri dalam menghadapi masalah tersebut tanpa harus mengikuti cara negara lain. menurut saya cara terbaik yang dilakukan oleh Indonesia yaitu membuat sesuatu yang baru dan adil bagi para pekerja sehingga tidak berat sebelah. dan juga Indonesia sebaiknya dapat membuat suatu program maupun cara yang terbaik bagi Indonesia.


Sanggahan wacana 5:
Menurut saya: Neo Liberalisme akan sangat merugikan negara berkembang sebaiknya Neo Liberalisme ini harus di perbaiki lagi sehingga dapat sama sama ,menguntungkan kedua negara bukan hanya sekedar negara maju saja. jika Neo Liberalisme ini di lanjutkan maka kemungkinan besar negara maju akan makin maju dan sebaiknya negara berkembang tidak akan maju-maju dari sebelumnya dan juga sebaiknya kita harus saling bekerja sama dengan negara lain sehingga dapat mengubah keadaan serta sapat membantu perkembangan negara kita menjadi negara yang lebih maju dari sebelumnya.

Fifi Bustam mengatakan...

Nama: Fifi Bustam
Kelas: XII IPS 5
No absen: 12

Wacana 2, sanggahan pendapat:
Menurut saya, semua orang memiliki talenta yang berbeda-beda. Bila talenta tersebut kita kembangkan maka talenta tersebut akan menjadi baik dan bermanfaat. Indonesia perlu memberikan penghargaan kepada orang yang memiliki talenta sehingga orang tersebut dapat ter motivasi dan dapat berkarya d negeri sendiri.

Wacana 2, sanggahan pendapat:
Menurut saya, kita tidak bisa langsung menyalahkan Malaysia dalam masalah ini.Kita harus mengetahui telebih dahulu mengapa Malaysia telah meniru budaya milik Indonesia. Jadi lebih baik sama-sama mengkoreksi diri sehingga masalah yang dihadapi tidak menjadi besar.

Jessica Halim mengatakan...

Nama : Jessica Halim
Kelas : XII IPS 5
No. : 17

Sanggahan Pendapat Wacana 2 :
Jika saya disuruh memilih negara mana yang benar dan negara mana yang salah, jawaban saya tidak untuk keduanya. Negara Malaysia jelas bersalah karena mereka tanpa malu merebut budaya bangsa Indonesia. Mereka tidak bisa membedakan yang mana Budaya Nusantara dan yang mana Budaya Daerah, sehingga mereka dengan mudahnya mengklaim budaya milik Indonesia sebagai budaya mereka juga. Sama halnya dengan Indonesia sendiri, budaya yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang hingga kini belum dilestarikan sepenuhnya, sehingga banyak budaya yang teracuhkan bahkan hampir punah keberadaannya. Hal ini tentunya membuat negara lain seperti Malaysia memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut budaya tersebut. Untuk itu kedua negara hendaknya sama-sama mengintrospeksi diri agar dalam hal ini tidak menjadi sengketa yang berlarut-larut, yang dapat merenggangkan tali persaudaraan di antara keduanya.


Sanggahan Pendapat Wacana 3 :
Menurut saya tim densus 88 dalam penyamarannya melakukan penyerbuan terhadap tempat kediaman teroris tersebut harus lebih profesional. Mereka harus melakukan penyamaran dengan lebih baik lagi agar tidak menimbulkan kecurigaan dari warga masyarakat setempat. Lalu mengenai sikap dari para wartawan yang datang meliput berita tersebut yang dinilai kurang sopan . Menurut saya, para wartawan yang datang dengan satu tujuannya untuk meliput serta mendapatkan sebanyak mungkin informasi-informasi penting, mereka terlalu mementingkan tugas mereka itu tanpa memperhatikan sikap mereka terhadap warga sekitar, terutama kepada narasumber yang merupakan sumber informasi bagi mereka. Untuk itu sebaiknya dan seharusnya para wartawan memperhatikan sikap pada warga sekitar, memperhatikan sopan santun ketika berhadapan dengan para narasumber, terimakasih.

Tendra Setiawan mengatakan...

Nama : Tendra Setawan
Kelas : XII IPS 5
No : 37

Wacana 4, sanggahan pendapat:

Saya setuju bahwa tiap-tiap Negara punya caranya masing-masing namun saya rasa Indonesia masih bisa menjaga tingkat fleksibilitasnya. Menurut saya, Indonesia tentu punya cara sendiri dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan ini, tidak sepenuhnya meniru Jepang ataupun Amerika. Saya rasa perusahaan-perusahaan di Indonesia tentu bisa meningkatkan upah para pegawainya dalam perjanjian kontrak namun apabila perusahaan sedang mengalami masalah, para karyawan maupun top management harus rela gaji mereka dipotong dan juga rela dipecat bila kinerja mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terima kasih.



Wacana 5, sanggahan pendapat:

Menurut saya, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sistem ekonomi neo liberalisme yang diterapkan Negara maju seperti Amerika Serikat itu sebagai biang kerok terjadinya krisis global dan juga semakin menjatuhkan Negara berkembang. Tiap sistem ekonomi yang dianut pasti memiliki masa emas dan masa sulit dan saya rasa saat ini merupakan masa dimana sistem ekonomi neo liberalisme itu harus diakhiri dan diganti dengan sistem ekonomi baru yang bisa membantu meredakan krisis global dan juga membantu Negara berkembang untuk maju, bukan makin terpuruk, dan ini harus dimulai dari sistem ekonomi yang mulai diterapkan oleh Negara berkembang agar mampu mengurangi ketergantungan terhadap Negara maju dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Terima kasih.

Ellen Aprilia mengatakan...

Nama : Ellen Aprilia
Kelas : XII IPS 5
NO Abs: 09

Wacana 2,sanggahan pendapat:
Menurut saya,kedua belah pihak antara Negara Indonesia dan Negara Malaysia sama-sama bersalah..
Di satu sisi Negara Malaysia memang benar-benar bersalah sebab tidak tahu malu dan seenaknya mengklaim kebudayaan milik negara Indonesia,negara Malaysia tidak bisa membedakan mana Kebudayaan Nusantara dan Kebudayaan Daerah.
Di sisi lain negara Indonesia tidak bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang,,sehingga Negara Malaysia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengklaim kebudayaan Negara Indonesia menjadi Kebudayaaan Negara Malaysia.

Wacana 1.sangghan pendapat:
Menurut saya,kemampuan yang di miliki setiap manusia berbeda-beda. Namun setiap manusia selalu berambisi untuk mengembangkan keahlian yang di milikinya sampai ke dunia Internasional.Tetapi pada dasarnya belum tentu Dunia Internasional mengakui keahlian Sumber Daya Manusia Indonesia. Sebaiknya keahlian tersebut di kembangkan di Dalam Negeri,jika sudah berhasil pasti juga akan ke dunia Internasional,selain itu juga bisa mengembangkan dan memajukan Negara Indonesia.
TERIMA KASIH

Oviani mengatakan...

NAMA : Oviani
KELAS : XII IPS 5
No Abs: 27
Sanggahan pendapat wacana 2 :
- Menurut saya jika disuruh memilih Negara yang mana benar atau yang salah,kita tidak dapat langsung menyalakan Malaysia sepenuhnya dalam permasalahan ini yang dikatakan Malaysia telah mengambil budaya Indonesia.Karena Indonesia sendiri yang tidak bisa juga mengembangkan budaya sendiri jika pada saat Malaysia mulai mengikuti atau memanfaatkan budaya Indonesia repot-repot mau mengambil kebudayaannya lagi.Untuk keduab Negara ini hendaknya sama-sama mengoreksi diri masing-masing agar dalam permasalahan ini tidak terus menerus terjadfi yang dapat menjadi Negara tetangga yang bermusuhan.

Sanggahan wacana ke 4 :
- Menurut saya.Saya setuju-setuju saja dalam tiap-tiap Negara.karena tiap Negara puya caranya sendiri-sendiri jadi bagi saya cara efektif yang dilakukan Indonesia adalah membuat sesuatu hal yang lebih baru.dan juga Indonesia dapat merancang suatu analisis maupun cara yang efisien demi Indonesia kelanjutannya.

Erwin Sudianto mengatakan...

Nama : Erwin Sudianto
Kelas : XII IPS 5
No.absen : 10

Wacana 1

Menurut saya alangkah lebih baiknya kalau masyarakat Indonesia yang bertalenta
sebaiknya mengembangkan talentanya tersebut di Indonesia.Karena, dewasa ini
banyak sekali masyarakat Indonesia yang berbakat ,pindah ke Luar Negeri.
mereka jauh lebih senang mengembangkan kreativitas mereka disana.
Mengapa?karena , dari apa yang saya lihat dan perhatikan ,Indonesia kurang memperhatikan
masyarakat yang bertalenta tersebut.memang, kita tidak bisa menyalahkan Indonesia juga.
Indonesia memiliki banyak masalah di bidang ekonomi dan penganggurannya. dan juga
Taraf hidup di Indonesia berbeda jauh dengan beberapa negara lain.Seperti contohnya Jepang,
Taraf hidup di Jepang begitu tinggi, kalu taraf hidup Jepang tersebut kita contoh, saya yakin banyak
masyarakat yang tidak bisa bertahan. Apa hubungannya taraf hidup dengan kreativitas masyarakat bertalenta?
Tentu ada,hal ini say alihat dari segi pendapatan/ gaji.Tentunya masyarakat lebih memilih luar negeri
karena gaji disana jauh leih besar daripada gaji di Indonesia. Masalah ini ya terdapat pada taraf hidup tersebut.
tetapi, disamping itu seharusnya masyarakat bertalenta lebih mendukung dengan bertahan di Indonesia dan
terus mengembangkan talentanya untuk Indonesia. Mengenai Hak paten, saya yakin masyarakat Indonesia merupakan
rakyat yang pintar. Jadi mereka bisa mematenkan hasil-hasil karya mereka sendiri.

Wacana 2

Menurut saya, dalam kasus ini memang Malaysia bisa dipersalahkan.
Mengapa? Karena Pemerintah Malaysia mengakui budaya-budaya itu sebagai budaya "negara" bukan budaya "nusantara"
tetapi, Seperti yang terdapat pada wacana, Indonesia dan Malaysia itu diibaratkan
seperti saudara tiri. Jadi wajar kalau ada kesamaan dalam budayanya.
Tetapi untuk menjaga tali persaudaraan Indonesia-Malaysia. Seharusnya masyarakat
Indonesia Tidak perlu marah, memang jiwa Nasionalisme itu diperlukan.
Tetapi coba bayangkan apabila Indonesia dengan Malaysia berseteru di kemudian hari.
Tentunya Indonesia dan Malaysia memiliki pembelanya masing-masing(Pembelanya dalam bentuk negara lain).
Bukankah itu hanya akan memicu peperangan antara sesama asia. Sama saja dengan Perang saudara.
Itu hanya gambaran yang ada di kepala saya saja. Mungkin sekarang memang belum terjadi dan saya harap jangan sampai terjadi.

Ryka Maedytia Rizki mengatakan...

Nama : Ryka Maedytia Rizki
Kelas : XII IPS 5
No.Absen : 30


Tanggapan Wacana Nomor 4:

Menurut pendapat saya, masalah ketenagakerjaan yang dialami Indonesia memang meprihatinkan. Bisa dilihat dari tingkat pengangguran dari tahun ke tahun yang meningkat, menandakan bahwa jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia belum sesuai dengan jumlah para penduduk Indonesia yang tiap tahunnya semakin banyak. Namun, dalam kasus ini, tidak hanya para pengangguran saja yang memiliki kendala, namun juga para penduduk yang sudah memiliki pekerjaan seperti misalnya mengenai upah yang rendah, masalah kontrak, serta tunjangan yang tidak jelas. Seperti yang dikatakan oleh Pak Harlan Dimas mengenai ketidakfleksibelan pasar tenaga kerja di Indonesia mengurangi daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi, saya pikir mungkin ada benarnya juga. Saat beliau menjelaskan mengenai setiap negara memiliki caranya sendiri untuk memperlakukan para pekerja, Pak Harlan Dimas yang berpengalaman bekerja di suatu perusahaan Amerika menyatakan bahwa Top Management dianggap sebagai jantung perusahaan. Kalau perusahaan sedang sulit, maka pekerja di tingkat rendah akan di PHK.Tapi top management tidak akan kehilangan apapun. Sedangkan di Jepang, karyawan adalah keluarga. Jadi kalau ada seorang pekerja bekerja di suatu perusahaan, maka kemungkinan besar dulu ayahnya bekerja disitu, dan anaknya mungkin kelak juga akan bekerja disitu. Apabila perusahan sedang sulit, maka memecat pegawai adalah opsi yang paling terakhir. Hal yang diutamakan untuk mengatasi krisis adalah memotong gaji pegwai secara proporsional dari Top Management sampai tukang sapu.Untuk menyelamatkan harga diri si Tukang sapu, maka gaji mereka akan dipotong. Saat disinggung mengenai mana cara yang paling benar, saya sangat setuju akan jawaban Pak Harlan Dimas yang berkata bahwa Cara Amerika adalah yang terbaik bagi Amerika, begitu pula cara Jepang paling baik bagi Jepang. Tugas para pemerintah Indonesia dan para petinggi perusahaan adalah mencari jalan terbaik untuk mengatasi masalah ketenegakerjaan yang dialami Indonesia., karena penduduk yang memiliki pekerjaan bisa menjadi tolak ukur maju dan berkembangnya suatu negara.


Tanggapan Wacana Nomor 5:

Menurut pendapat saya, saya sangat tidak setuju apabila suatu negara menggunakan sisten neo liberalisme karena sistem ekonomi Neo-Liberalisme ini terbukti hanya menguntungkan negara-negara maju, yang pada sisi lain justru kian memiskinkan negara berkembang dan telah gagal dalam membangun ekonomi dunia. Apalagi negara kita, Indonesia, masih menjadi negara berkembang,dan negara kita yang tidak sekaya Amerika Serikat tentu saja sangat dirugikan jika pertemuan G20 yang pada intinya membahas tentang penyelesaian krisis internasional yang sedang terjadi di induk kapitalisme, Amerika. Karena memberikan pengalaman tak sedap bagi kita, bahwa sekali lagi negara-negara berkembang telah menjadi tumbal dari krisis keuangan global hari ini. Sekali lagi negara berkembang akan dimanfaatkan menjadi ladang pertumbuhan ekonomi global baru dengan strategi utang baru pula dan menjadi target pasar yang paling empuk bagi negara maju. Kapitalisme memang sedang galau, berupaya keras menyembunyikan kegagalan sistem yang dibangunnya. Namun demikian, upaya membangun bentuk dan wajah baru tentu akan nampak kebiadabannya juga. Kita tentu masih ingat dengan “the third way” ala Antony Giddens yang menawarkan sosial-demokrat sebagai jalan ketiga dunia. Jalan yang seakan ingin membuat wajah kapitalisme seakan lebih humanis, meski dibalik itu tersimpan kebringasan yang siap menerkam dan menghisap kesejahteraan masyarakat dunia. Namun pernyataan ini mebuat kita berspekulasi bahwa kita harus waspada akan krisis kapitalisme yang sedang tejadi saat ini.

Shandy mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Shandy mengatakan...

Nama:Shandy
Kelas:XII IPS 5
No:33


Wacana ke 4

Saya setuju dengan pendapat bahwa setiap negara memiliki cara tersediri untuk melakukan pekerja.
Mungkin di Amerika lebih setuju untuk membuat hati top management nya baik, namun mereka tidak memikirkan nasib pekerja biasa.
Tapi saya merasa ragu, apakah cara seperti itu dapat membantu suatu perusahaan atau malah sebaliknya. Sedangkan mereka membutuhkan pekerja bawahan yang dapat mengurus langsung ke lapangan.
Dan juga tiap-tiap Negara pasti punya caranya masing-masing namun saya rasa Indonesia masih bisa menjaga tingkat fleksibilitasnya. Saya rasa perusahaan-perusahaan di Indonesia tentu bisa meningkatkan upah para pegawainya dalam perjanjian kontrak namun apabila perusahaan sedang mengalami masalah, para karyawan maupun top management harus rela gaji mereka dipotong dan juga rela dipecat bila kinerja mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan.


Wacana ke 5
Neo liberalisme dikatakan tidak bagus mungkin karena bukan jaman nya lagi. Dengan semakin berkembangnya pasar bebas dunia ini membuat negara- negara siap dalam menghadapi krisis. kita semua juga pasti tahu kalau cara itu dapat membantu masalah ekonomi dunia tahun 80-an. Jika Neo Liberalisme ini di lanjutkan maka kemungkinan besar negara maju akan makin maju dan sebaiknya negara berkembang tidak akan maju-maju dari sebelumnya dan juga sebaiknya kita harus saling bekerja sama dengan negara lain sehingga dapat mengubah keadaan serta sapat membantu perkembangan negara kita menjadi negara yang lebih maju dari sebelumnya.

suryanto kanadi mengatakan...

Nama : Suryanto Kanadi
Kelas : XII IPS 5
No : 36


Wacana 4, sanggahan pendapat:

Menurut saya,
Saya setuju bahwa tiap-tiap negara mempunyai caranya masing-masing dalam menghadapi masalahnya.Indonesia tentu mempunyai caranya sendiri dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan ini.Ada baiknya Indonesia mengambil beberapa sampel atau hal - hal yang berguna dari sistem dan strategi negara maju dalam menghadapi permasalahannya sehingga Negara Indonesia dapat menemukan solusi yang terbaik bagi Indonesia sendiri.Saya percaya bahwa setiap negara mempunyai keahlian atau kelebihannya masing - masing dalam hal apapun termasuk menghadapi permasalahan ketenagakerjaan ini.Menurut saya ada baiknya jika pemimpin atau atasan karyawan suatu perusahaan memotong gajinya sendiri untuk menaikkan gaji para karyawannya agar setiap karyawan lebih termotivasi dan kinerjanya pun meningkat.
Terima Kasih



Wacana 5, sanggahan pendapat:

Menurut saya, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sistem ekonomi Neo-Liberalisme yang diterapkan Negara Maju seperti Amerika Serikat itu sebagai biang kerok terjadinya krisis global dan juga semakin menjatuhkan Negara Berkembang. Tiap sistem ekonomi yang dianut pasti memiliki masa emas dan masa sulit dan saya rasa saat ini merupakan masa dimana sistem ekonomi Neo-Liberalisme itu harus diakhiri dan diganti dengan sistem ekonomi baru yang bisa membantu meredakan krisis global dan juga membantu Negara Berkembang untuk maju, bukan makin terpuruk, dan ini harus dimulai dari sistem ekonomi yang mulai diterapkan oleh Negara Berkembang agar mampu mengurangi ketergantungan terhadap Negara Maju dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Terima kasih.

Unknown mengatakan...

Nama: Achmad jauhari
Kelas: XII IPS 5
Na Absen: 1



Sanggahan untuk wacana no 1

Menurut saya,
Memang benar Indonesia sudah bisa menghasilkan produk produk yang berkualitas tinggi dan tidak kalah kualitasnya dari barang barang kelas dunia yang diproduksi oleh Negara Negara lain. Akan tetapi menurut yang membuat industri kreatif di Indonesia itu tidak berkembang bukan karena masalah HaKi atau pendanaan atau bahkan ketidak percayaan orang luar terhadap Sumber Daya Manusia yang ada dinegeri kita
Akan tetapi masalah sesungguhnya dari dalam diri bangsa kita sendiri.sekedar contoh kecil saja kita sudah punya komik buatan orang dalam negeri sendiri contohnya seperti Panji tengkorak dan wallet merah karya dari hans jaladara (bapak komik Indonesia) akan tetapi anak anak zaman sekarang lebih suka dengan komik luar seperti Naruto (karya Masashi Kishimoto). Sebenarnya ketidak majuan industri kreatif di Indonesia dikarenakan kurangnya dukungan moral dari penduduk Indonesia itu sendiri. Setiap orang pastinya memiliki potensi masalahnya adalah maukah kita mengembangkan potetensi yang kita miliki .Terima kasih


Sanggahan untuk wacana no 3

Menurut saya
Memang benar pada zaman globalisasi seperti sekarang ini sudah banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang lain akan tetapi tidak semua orng di dunia ini begitu, diantara orng orang jahat pasti akan ada orang baik begitu juga sebaliknya pasti akan ada orang jahat diantara orang oramg baik. Memang benar di dunia ini pada masa sekarang banyak yang hanya manis dimakan sepah dibuang akan tetapi kan tidak semuanya seperti itu pasti juga ada orang yang habis manis sepat ditelan artinya setelah tidak ada urusan lagi tetap dijadikan kawan. Terima kasih

Laily mengatakan...

Nama : Laily
Kelas : XII IPS 5
No Absen: 18

Wacana 2 .
Menurut saya, malaysia harus bekerja sama bersatu dengan indonesia dalam mempromosikan serta mempertahankan budaya dan adat nenek moyang kita. Seharusnya malaysia tidak boleh mengklaim budaya indonesia.
Malaysia harus ingat dan jangan melupakan bahwa setiap daerah mempunya budaya yang tidak memiliki oleh negara lain atau budaya daerah.

Wacana 3 .

Menurut saya Penggerebekan teroris yang dilakukan densus 88 di Ciputat dengan cara tidak membuka jati dirinya dan melakukan penyamaran dengan cara menjadi pemulung, jadi tukang sol sepatu, jadi orang-orang kelas bawah. Daripada Densus 88 membuka jati diri, bisa beresiko besar atau terorisnya melarikan diri.

Demikian sanggahan dari saya, Terimakasih.

Unknown mengatakan...

Nama: Achmad jauhari
Kelas: XII IPS 5
Na Absen: 1



Sanggahan untuk wacana no 1

Menurut saya,
Memang benar Indonesia sudah bisa menghasilkan produk produk yang berkualitas tinggi dan tidak kalah kualitasnya dari barang barang kelas dunia yang diproduksi oleh Negara Negara lain. Akan tetapi menurut yang membuat industri kreatif di Indonesia itu tidak berkembang bukan karena masalah HaKi atau pendanaan atau bahkan ketidak percayaan orang luar terhadap Sumber Daya Manusia yang ada dinegeri kita
Akan tetapi masalah sesungguhnya dari dalam diri bangsa kita sendiri.sekedar contoh kecil saja kita sudah punya komik buatan orang dalam negeri sendiri contohnya seperti Panji tengkorak dan wallet merah karya dari hans jaladara (bapak komik Indonesia) akan tetapi anak anak zaman sekarang lebih suka dengan komik luar seperti Naruto (karya Masashi Kishimoto). Sebenarnya ketidak majuan industri kreatif di Indonesia dikarenakan kurangnya dukungan moral dari penduduk Indonesia itu sendiri. Setiap orang pastinya memiliki potensi masalahnya adalah maukah kita mengembangkan potetensi yang kita miliki .Terima kasih


Sanggahan untuk wacana no 3

Menurut saya
Memang benar pada zaman globalisasi seperti sekarang ini sudah banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang lain akan tetapi tidak semua orng di dunia ini begitu, diantara orng orang jahat pasti akan ada orang baik begitu juga sebaliknya pasti akan ada orang jahat diantara orang oramg baik. Memang benar di dunia ini pada masa sekarang banyak yang hanya manis dimakan sepah dibuang akan tetapi kan tidak semuanya seperti itu pasti juga ada orang yang habis manis sepat ditelan artinya setelah tidak ada urusan lagi tetap dijadikan kawan. Terima kasih

Maryo Anes mengatakan...

Nama :Maryo Anes
Kelas:XII IPS 5
No :22


Wacana 2,sanggahan pendapat:
menurut saya, kita tidak dapat lgsg menyalahkan Malaysia karena Malaysia telah mengambil budaya Indonesia karena sepengetahuan saya pada sebuah negara tentunya negara tersebut ingin melestarikan budaya nya bukan ingin memberikan kepada negara lain, sama hal seperti Malaysia tentu nya Malaysia ingin memajukan budaya-budaya yang mungkin serupa dengan budaya Indonesia, jadi tidak lah kita dapat langsung mengatan kan bahwa Malaysia telah meniru budaya Indonesia. Terima Kasih



Wacana 3, sanggahan pendapat:
Menurut saya, Informasi tidak dapat diambil secara formal dan semestinya terkait akan hal-hal yang mendukung informasi tersebut, dan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentu nya lebih baik informasi tersebut diolah dahulu agar menjadi informasi yang lebih baik. Lalu mengenai jurnalis, bagaimana dapat di ketahui bahwa ia mencari berita hanya berdasar kan kebutuhan saja. Kita tidak dapat mengatakan hal demikian, tentu nya tidak semua jurnalis memiliki latar belakang seperti itu yang hanya mementinngkan diri sendiri, tidak menghiraukan yang lain nya. Seorang juranlis pun tentu memiliki sifat kesosialan yang baik. Dengan sifat itu mereka dapat memperoleh informasik dengan cara yang baik dan semestinya. Dan nilai itu lah yang membuktikan bahwa tidak semua juranlis tidak mementingkan orang lain. Terima Kasih

aditya suryadi ips 5 mengatakan...

Nama : Aditya rahadian
Kelas : XII IPS 5
No : 03

Wacana 1,sanggahan pendapat :
Menurut saya,setiap orang memiliki talenta,ide kreatif,bakat yang tidak sama. Namun,setiap orang visi untuk mengembangkan idenya hingga ke dunia Internasional.Tetapi dunia Internasional masih belum bisa menerima kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia yang bisa kita sadari masih minim.Lebih baik pengusaha Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan talenta kreatifnya di Indonesia.
Jika talenta kreatif tersebut terus dikembangkan di dalam negri kita yaitu indonesia ,maka dunia internasionalpun akan mengakui kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia .

Wacana 3,sanggahan pendapat :

Menurut saya,sebaiknya ketua RT harus lebih waspada terhadap warganya,dan membuat aturan bahwa orang-orang baru yang akan tinggal di daerah Ciputat harus menghadap ke ketua RT.Ketua RT pun harus meminta data lengkap orang yang akan tinggal disampai ia benar-benar yakin bahwa orang tersebut adalah orang baik.
Untuk kasus densus 88,Warga yang merasa curiga dengan gerak-gerik Densus 88 sebaiknya melapor ke RT,kemudian RT bisa menanyai langsung atau melapor ke polisi.
dan menurut saya, tidak semua jurnalis bersifat seperti itu, hanya mementingkan diri sendiri dan dengan informasi yang didapatkan. Kadang kala memang mereka mementingkan diri sendiri tetapi juga ada yang mementingkan sifat kesosialan(sopan dan ramah) untuk mencari informasi yang ingin didapatkan.

KeyGuy mengatakan...

Nama : Sepriyandi
Kelas : XII IPS 5
No : 32

Wacana nomor 4:
Saya sependapat dengan pernyataan tersebut bahwa setiap negara itu pasti mempunyai cara atau manajemen tersendiri dalam mengatur sistem ketenagakerjaan. Namun lebih baik, Indonesia menerapkan cara atau sistem sendiri dalam mengatur tenaga kerja yang ada. Tetapi bila Indonesia menggunakan sistem seperti yang digunakan oleh Amerika dan Jepang, tentunya akan membawa akibat bagi Indonesia. Misalnya sistem yang digunakan oleh Amerika, Indonesia mungkin akan mengalami kenaikan angka pengangguran dan menurut saya itu adalah sesuatu hal yang egois dari pihak perusahaan yang tidak memikirkan nasib para pekerjanya. Padahal ekonomi di dunia ini sedang mengalami krisis global. Atau sistem yang digunakan oleh Jepang digunakan oleh Indonesia, yang mungkin akan memberikan dampak-dampak untuk Indonesia. Sistem turun menurun akan menghambat laju perkembangan individu dalam mengolah kreatifitas yang mereka punyai. Misalnya seseorang mempunyai keahlian di bidang seni, mungkin ia bisa menjadi seorang pelukis yang terkenal dan bukan hanya pegawai di perusahaan saja. Indonesia pasti mempunyai cara yang terbaik untuk dapat maju dan bebas dari masalah yang sedang dialami.

Wacana nomor 5:
Menurut saya, krisis global yang sedang dialami oleh dunia ini belum tentu disebabkan oleh sistem ekonomi neo liberalisme. Setiap sistem yang diberlakukan tentunya mempunyai masa atau jangka waktu. Mungkin krisis global yang terjadi saat ini menuntut untuk digantinya system ekonomi dunia sekarang dengan system ekonomi yang baru. Sistem ekonomi yang baru ini diharapkan dapat membawa perubahan yang baik untuk memperbaiki yang ada. Negara berkembang dapat menjadi negara maju dan negara maju dapat menghapus krisis global yang ada.

Stef. S. H. mengatakan...

Stefanus Seto H.
XII IPS 5/35


WACANA 5
Melihat kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu dengan berbagai persinggungan paham/aliran ekonomi hanyalah menjadi lingkaran setan yang tak berkesudahan dalam sistem perekonomian dunia. Timbulnya krisis global belakangan ini menjadi koreksi paham Neo-Liberalisme (yang umumnya dianut hegara maju) dalam perannya mengadakan perdagangan bebas dunia dan semakin gencarnya megara-negara kembali mengusahakan "Walfare State" (Negara Kesejahteraan).
Negara maju yang selama ini mengagungkan ekonomi neo-liberal janganlah menutupi kegagalan yang terjadi.


Karena ketidaksempurnaan mekanisme pasar, peranan pemerintah banyak ditampilkan pada fungsinya sebagai agent of economic and social development. Artinya, pemerintah tidak hanya bertugas mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan juga memperluas distribusi ekonomi melalui pengalokasian public expenditure dalam APBN dan kebijakan publik yang mengikat. Selain dalam pengelolaan nation-state-nya pemerintah memberi penghargaan terhadap pelaku ekonomi yang produktif, ia juga menyediakan alokasi dana dan daya untuk menjamin pemerataan dan kompensasi bagi mereka yang tercecer dari persaingan pembangunan.

Liberalisasi ekonomi dan mekanisme pasar bebas yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi tidak mengurangi peran negara dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
Bahkan kini terdapat kecenderungan, pemerintah semakin enggan terlibat mengurusi permasalahan sosial. Dengan menguatnya ide liberalisme dan kapitalisme, pemerintah lebih tertarik pada bagaimana memacu pertumbuhan ekonomi.


-----------------------------------


WACANA 4
Bentuk-bentuk kekakuan dalam pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh berbagai regulasi pemerintah -seperti upah minimum provinsi (UMP), aturan pesangon, dan aturan perlindungan kerja- dinilai sangat memberatkan pengusaha. Berdasarkan alasan tersebut, tada baiknya pemerintah mengurangi perannya dalam bentuk berbagai regulasi di pasar tenaga kerja. Konsekuensinya, peran pengusaha dan pekerja akan menentukan keseimbangan pasar.

Pasar tenaga kerja di Indonesia mengandung market power yang menguntungkan pengusaha dibandingkan pekerja, terutama pekerja yang berupah rendah dan miskin. Angkatan kerja yang tidak memiliki tabungan dan kekayaan bersedia bekerja apa saja walaupun dengan upah dan perlindungan kerja yang minimal.

Kebijakan pasar tenaga kerja fleksibel hanya dapat diimplementasikan jika pemerintah telah menyediakan jaminan sosial bagi warga negara. Langkah-langkah yang harus ditempuh, di antaranya, penyiapan konsep dan percobaan implementasi jaminan sosial. Setelah hal tersebut berjalan, barulah pemerintah dapat menggeser intervensi di pasar tenaga kerja dengan jaminan sosial.
Pemerintah tetap mengatur masalah rekrutmen, upah, PHK, dan perlindungan pekerja di pasar tenaga kerja.
Dalam masa transisi ke pasar tenaga kerja fleksibel, pemerintah dapat menerapkan kebijakan alternatif yang melindungi pekerja tetapi juga ”memperhitungkan” fleksibilitas. Pemerintah juga harus berperan dalam memfasilitasi dialog, komunikasi, dan negosiasi untuk mendorong hubungan yang baik antara pengusaha dengan pekerja.

F.Sastrianta Wijaya mengatakan...

Nama: F.Sastrianta Wijaya
Kelas : XII IPS 5
No.Absen: 11

Sanggahan pendapat wacana 2:
Menurut saya, baik negara Malaysia maupun Indonesia sama-sama bersalah. Malaysia tidak bisa membedakan yang mana Budaya Nusantara dan yang mana Budaya Daerah, terlebih di universitas-universitas Malaysia terdapat mata kuliah yang mengajarkan budaya Indonesia, sehingga Malaysia tanpa berpikir panjang langsung mengklaim budaya milik Indonesia tersebut sebagai budayanya. Sedangkan Indonesia yang jelas-jelas memiliki budaya tersebut malah tidak melestarikannya. Seharusnya, Indonesia menjaga, melestarikan, mempertahankan dan membudayakan budaya-budayanya secara maksimal agar tidak ada lagi negara lain yang berani mengklaim dan merebut budaya-budaya tersebut. Maka, sebaiknya kedua negara saling introspeksi diri agar permasalahan ini cepat selesai tanpa harus memutuskan hubungan kedua negara. Terima Kasih.

Sanggahan pendapat wacana 1:
Saya sangat setuju bahwa kini saatnya pemerintah Indonesia menjadikan seluruh daerah-daerahnya menjadi kota yang nyaman, melek desain, dan berwawasan teknologi. Dengan begitu, para talenta industri kreatif dari internasional mau datang, hidup, dan berbisnis di Indonesia. Indonesia juga harus menjadi tuan rumah yang kondusif bagi orang-orang Indonesia sendiri yang kreatif, dimana mereka mempunyai sifat kecenderungan dengan mudahnya berpindah lokasi ke kota-kota di dunia yang lebih siap menerima eksistensi mereka. Indonesia harus mulai bergerak sejak hari ini untuk menjadikan kegiatan yang berbasis "human capital" ini sebagai penyelamat masa depan Indonesia. Jangan biarkan anak-anak muda Indonesia yang memiliki talenta kreatif tidak mau berkarya di negerinya sendiri. Terima Kasih.

valencia_arifin mengatakan...

NAMA : Valensia Arifin
No Abs: 39

Sanggahan wacana ke 4 :
- Menurut saya.Saya setuju saja dalam tiap Negara.karena tiap Negara puya caranya sendiri-sendiri jadi bagi saya cara efektif yang dilakukan Indonesia adalah membuat sesuatu hal yang lebih baru atau efisen .dan Indonesia juga dapat merancang suatu analisis maupun cara yang efisien demi Indonesia kelanjutannya.Sehingga pada saat Indonesia lebih baik semua orang bisa lebih termotivasi dan kionerjanya pun pasti lebih baik pula.

Sanggahan wacana ke 5 :
- Menurut saya,dalam menyikapi kondisi perekonomian dunia saat ini berbeda-beda.Jadi belm tentu sepenuhnya akibat system perekonomian Neo-liberalisma yang sudah diterapkan oleh Negara sebut saja Amerika Serikat.Namun demikian sekali lagi tiap system perekonomian yang dipakai pasti memilih masa toleran dan masa sulit,maka saya rasa saat ini Negara merupakan masa dimana sistem perekonomian itu harus selesai dan diganti dengan sistem perekonomian yang baru sehingga bisda mampu mengurangi ketergantungan terhadap Negara maju.

Unknown mengatakan...

Nama : ilham anggi putra
kelas : XII IPS 5
No absen : 14

wacana nomor satu

Menurut saya,masyarakat Indonesia dapat meningkatkan talentanya di Indonesia itu sendiri,sebaiknya pemerintah memiliki usaha yang kuat untuk meningkatkan penghargaan-penghargaan terhadap orang yang memiliki kemampuan lebih, sehingga orang Indonesia yang memiliki talenta yang baik tidak akan berkarya di negeri lain dan dengan begitu , otomatis dunia internasional pun dapat mengakui talenta masyarakat Indonesia dan dapat bersaing dengan negara-negara maju sekalipun.
Terima kasih


Wacana nomor dua

Menurut saya,kedua negara ini,baik Malaysia ataupun Indonesia , kita tidak dapat menafsirkan mana yang benar maupun mana yang salah.Karena seperti yang telah kita ketahui, Malaysia dan Indonesia telah dikatakan sebagai “saudara tiri”,sehingga wajar jika terdapat kemiripan budaya diantara kedua negara ini.Namun sebaiknya, Malaysia tidak boleh dengan seenaknya mengambil budaya lain sebagai budaya asli miliknya,karena keobsesian yang berlebihan dari pemerintah malaysia yang ingin mempromosikan industri pariwisatanya dan ingin merealisasikan motonya yang berbunyi “Malaysia Trully Asia”.Sebaliknya, Indonesia juga harus menghakpatenkan budaya mereka,agar tidak terjadi lagi pengakuan budaya seperti kasus ini.Maka untuk memecahkan permasalahan sebaiknya kedua negara harus bekerjasama dalam mempromosikan dan memepertahankan budaya negara mereka masing-masing.
Terima kasih

Richan Pranata mengatakan...

Nama : Richan Pranata
No Absen : 29
Kelas : XII IPS 5

Wacana no 4

Saya setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa setiap negara memiliki cara tersendiri untuk mengatur sistem ketenagakerjaan,begitu pula dengan Indonesia.Indonesia sebaiknya dapat memiliki cara tersendiri juga seperti cara Jepang maupun Amerika.Saya yakin perusahaan di Indonesia memiliki cara tersendiri dan sebaiknya perusahaan di Indonesia jangan mengikuti sistem negara lain seperti Amerika dan Jepang,karena sistem tersebut mungkin akan berdampak buruk dengan ketenagakerjaan di Indonesia itu sendiri.Ada baiknya para karyawan maupun top management harus rela gaji mereka dipotong dan juga rela dipecat bila kinerja mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat menciptakan fleksibilitas di perusahaan Indonesia agar kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat berjalan lancar dan dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

Wacana no 5

Menurut saya,sistem ekonomi Neo-Liberalisme memiliki banyak kekurangan,sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang ekonomi.Untuk itu sebaiknya sistem ini perlu dirubah agar dapat menguntungkan kedua negara,baik negara maju maupun negara berkembang.Maka dari itu.sebaiknya diadakan kerja sama dengan negara lain sehingga dapat mengubah keadaan serta sapat membantu perkembangan negara-negara berkembang menjadi negara yang lebih maju dari sebelumnya.

saskia jamilah khairany mengatakan...

Nama : Saskia Jamilah Khairany
Kelas : XII IPS 5
Absen : 31

Wacana 4 :
Saya setuju bahwa tiap-tiap Negara punya caranya masing-masing namun saya rasa Indonesia masih bisa menjaga tingkat fleksibilitasnya. Menurut saya, Indonesia tentu punya cara sendiri dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan ini, tidak sepenuhnya meniru Jepang ataupun Amerika. Saya rasa perusahaan-perusahaan di Indonesia tentu bisa meningkatkan upah para pegawainya dalam perjanjian kontrak namun apabila perusahaan sedang mengalami masalah, para karyawan maupun top management harus rela gaji mereka dipotong dan juga rela dipecat bila kinerja mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terima kasih.

Wacana 5 :
Sanggahan bacaan ke 5:
Kegagalan neo liberalisme mungkin karena bukan jaman nya lagi. Dengan semakin berkembangnya pasar bebas dunia ini membuat negara- negara siap dalam menghadapi krisis. kita semua juga pasti tahu kalau cara itu dapat membantu masalah ekonomi dunia tahun 80-an. Mungkin dengan kembalinya tren welfare state dapat membantu krisis dunia. Tapi cara yang mana saja sama, yaitu sama- sama membuat negara berkembang semakin miskin, dan membuat negara maju semakin maju. Seharusnya mereka memikirkan jalan agar negara berkembang juga dapat lebih baik dari sekarang dan negara maju dapat mengatasi masalah krisis dunia. Namun hasilnya tetap saja memanfaatkan negara berkembang sebagai ladang pertumbuhan ekonomi global baru.

Vina Novin Phenomie mengatakan...

Nama : Vina Novin Phenomie
Kelas : XII IPS 5
No Abs. : 40

Wacana 4, sanggahan pendapat :

Menurut saya, Indonesia sebaiknya juga mengambil contoh dari kedua Negara tersebut. Misalnya, para pekerja yang berprestasi diberi hak-hak lebih dan juga dalam satu perusahaan semua pekerja saling bekerja sama. Dengan begitu masalah ketenagakerjaan di Indonesia dapat teratasi.


Wacana 5, sanggahan pendapat :

Menurut saya, sistem ekonomi neo-liberalisme bukanlah penyebab dari terjadinya krisis global walaupun pada kenyataanya sistem ekonomi ini hanyalah menguntungkan Negara maju. Sistem ekonomi yang sedang menguat sekarang ini saya harap dapat membawa perubahan yang baik.Terima kasih.

Okta_Chen mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Okta_Chen mengatakan...

Nama : Oktaviani Hartanto
Kelas : XII IPS 5
No : 25

Sanggahan pendapat wacana no 4:
Dalam cara pemberlakuan pekerja di antara kedua negara yaitu Amerika dan Jepang adalah yang terbaik bagi negara mereka masing-masing meskipun di setiap sistem mereka ada kekurangan dan kelebihan.

Benar dikatakan bahwa masalah ketenagakerjaan adalah hal yang merepotkan. nasib para pekerja di Indonesia ada yang terjamin dan ada yang tidak terjamin.
Lalu yang menjadi persoalan adalah apa cara yang terbaik bagi Indonesia untuk memperlakukan papa pekerjanya.

Dilihat dari cara Jepang memperlakukan para pekerjanya dengan memberhentikan karyawan menurut saya cara ini cukup cocok dengan Indonesia. Ini dikarenakan saat ini cara seperti itulah yang sering ditemukan di berbagai perusahaan di Indonesia.
Akan tetapi jika dilihat dari cara Jepang memperlakukan para pekerja dengan memotong gaji karyawan dari Top Management sampai tukang sapu menurut saya tidak cocok bagi Indonesia. Ini dikarenakan para pekerja Indonesia tidak memiliki royalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Para pekerja Jepang dapat memaklumi jika perusahaan sedang mengalami kesulitan sedangkan para pekerja Indonesia kurang bisa memaklumi hal itu.
Contohnya adalah saat krisis tahun 1998, banyak perusahaan di Indonesia yang tutup dan tidak bisa membayar gaji karyawannya. Para karyawan melakukan demonstrasi kepada perusahaan tersebut tanpa memikirkan lagi kondisi sebenarnya dari perusahaan. Mereka tidak memaklumi situasi dan kondisi perusahaan.

Sanggahan pendapat wacana no 5:
Menurut saya memang benar bila sistem perkonomian Neo-Liberalisme mengalami kegagalan. Pasar bebas adalah salah satu sistem perdagangan yang sedang dilakukan di dunia. Setiap negara harus siap mengambil semua resiko yang ada. Namun setiap kegagalan yang ada sebaiknya jangan ditutupi. Krisi adalah bagaikan roda yang terkadang ia berada di bawah dan tidak ada yang terganggu dan terkadang pula ia akan berada di posisi puncak yang dapat mengakibatkan banyak negara baik maju maupun berkembang yang mengalami kesulitan dlam perekonomian mereka masing-masing.
Kapitalisme memang sedang galau, berupaya keras menyembunyikan kegagalan sistem yang dibangunnya. Jika setiap kegagalan dari seluruh sistem yang ada disembunyikan, maka akan mengakibatkan tidak satu pun solusi dari sebuah masalah yang ada akan terselesaikan dengan baik.
Kita akan terus terombang-ambing dengan seluruh ketidakpastian yang ada di dunia.

Dalam setiap sistem baru yang akan dilakukan, sangat tidak enak apabila negara berkembang akan menjadi tumbal dari krisis keuangan yang terjadi. Diharapkan dari sistem "walfare state" ini tidak akan merugikan banyak pihak dan banyak negara. Tidak ada lagi sistem coba-coba.

L3n1_united mengatakan...

Nama : Leni Aprianty
Kelas : XII IPS 5
NO : 19

Wacana 2, sanggahan pendapat:
Saya tidak setuju dengan pendapat penulis yang mengatakan bahwa budaya Reog, Angklung, Tarian Pendet dan Gamelan dijadikan budaya nusantara dimana kepemilikan indonesia atas budaya tersebut sangatlah minim sekali. Seluruh rakyat Indonesia sudah tahu bahwa buday diatas tersebut merupakan budaya asli Indonesia. Sudah layak dan sepantasnyalah rakyat Indonesia memperjuangkan budaya warisan yang berharga, unik dan tidak ada bandingnya. Yang seharusnya diperhatikan dari masalah ini adalah tindakan Malaysia yang mengambil budaya Indonesia dan dengan percaya dirinya mengklaim bahwa budaya tersebut adalah milik Malaysia dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan kepariwisataan Malaysia. Saya sebagai generasi penerus bangsa tidak bisa membiarkan dan menerima perlakuan Malaysia terhadap Indonesia yang telah mengambil warisan budaya asli Indonesia.


Wacana 3, Sanggahan pendapat :

Dewasa ini mungkin seringkali kita temui banyak wartawan yang berlaku seperti "Kambing bertemu dengan rumput di padang gurun" dimana para wartawan tidak menghiraukan etika lagi dalam pencarian berita. Itu membuat masyarakat dan bahkan kaum wartawan yang beretika pun merasa risih. Tidak dapat disangkal bahwa perilaku semacam itu membuat etika dan sopan santun terabaikan. Para wartawan sebaiknya memperhatikan kode etik masyarakat yang mau tidak mau harus dilaksanakan demi menjaga kelestarian budaya sopan santun di Indonesia.

Demikianlah sanggahan dari saya terima kasih.

Queenita mengatakan...

Nama: Queenita
Kelas: XII IPS 5
No. Abs: 28

Wacana 4:

Memang tak asing lagi jikalau kita mendengar masalah tentang ketenagakerjaan di Indonesia.
Ya, saya sangat setuju apabila dikatakan bahwa setiap negara memiliki caranya tersendiri untuk memperlakukan para pekerja. pada intinya, kita harus mengetahiu persis apa yang di butuhkan para pekerja, apa yang mereka inginkan, apakah itu tentang upah, kontrak kerja, kita harus mengetahui secara persis misi-misi, target guna mencapai visi yang akan di jalani. menurut saya, kita harus tau persis karakter pekerja-pekerja yang ada di Indonesia. Dengan mempelajari karakter para pekerja, saya yakin kita dapat menemukan cara yang lebih baik daripada kita sibuk dengan cara negara lain yang tentunya sangat berbeda dengan kebudayaan serta karakter dari para pekerjanya.
pada kesimpulannya, saya menitik beratkan bahwa Indonesia harus lebih fokus lagi pada karakter para pekerja indonesia, saya yakin, pekerja Indonesia tidak kalah dengan pekerja negara lain.

Queenita mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Queenita mengatakan...

Queenita/xi ips 5/ 28

wacana 5

Kita telah mengetahui, berbagai masalah perekonomian dunia yang tidak menentu dengan banyaknya singgungan aliran.paham-paham baru. Timbulnya krisis global belakangan ini menjadi koreksi paham Neo-Liberalisme (umumnya dianut hegara maju) dalam perannya mengadakan perdagangan bebas dunia dan semakin gencarnya megara-negara kembali mengusahakan "Walfare State" (Negara Kesejahteraan).
Kegagalan neo liberalisme mungkin dikarenakan bukan lah pada jaman nya lagi. Liberalisasi ekonomi dan mekanisme pasar bebas yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi tidak mengurangi peran negara dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Dengan menguatnya ide liberalisme dan kapitalisme, pemerintah lebih tertarik pada bagaimana memacu pertumbuhan ekonomi.

Queenita mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Tommy Setiawan
Kelas : XII IPS 5
No : 38

Tanggapan wacana 4.

Saya setuju dengan pekataan Pak Harlan, tetapi menurut saya cara yang dilakukan oleh Jepang merupakan cara yang benar dan cocok atau tepat apalagi jika cara Jepang tersebut dilaksanakan di Indonesia. Dimana, keakraban yang sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan untuk membentuk suatu kerjasama yang baik antar pekerja perusahaan. Dan cara yang dipilih Jepang, khususnya pada saat perusahaan sedang mengalami kesulitan. Mereka tidak harus memecat para pegawainya, dengan jalan memotong gaji para pegawai tanpa harus memecat mereka. Hal ini amat sangat baik apabila diterapkan di Indonesia, megapa? Karena dilihat dari kondisi Indonesia yang sekarang banyak pengangguran. Pengangguran dapat menghambat jalur perekonomian dan dapat meningkatkan kriminalitas. Solusinya bila Indonesia mengalami krisis, diharapkan para pekerja dapat membantu semaksimal mungkin demi membangkitkan dan memulihkan perekonomian perusahaan yang membawa dampak positif ke negaranya serta dapat membantu masyarakat. kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sistem ekonomi neo liberalisme yang diterapkan Negara maju seperti Amerika Serikat itu sebagai biang kerok terjadinya krisis global dan juga semakin menjatuhkan Negara berkembang. Tiap sistem ekonomi yang dianut pasti memiliki masa emas dan masa sulit dan saya rasa saat ini merupakan masa dimana sistem ekonomi neo liberalisme itu harus diakhiri dan diganti dengan sistem ekonomi baru yang bisa membantu meredakan krisis global dan juga membantu Negara berkembang untuk maju, bukan makin terpuruk, dan ini harus dimulai dari sistem ekonomi yang mulai diterapkan oleh Negara berkembang agar mampu mengurangi ketergantungan terhadap Negara maju dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tanggapan wacana 5.
Menurut pendapat saya, sistem Neo-Liberalisme ini memang hanya menguntungkan negara maju saja, tetapi alangkah baiknya jika system ini bejalan di negara maju dan membuat negara maju tersebut dapat ikut serta dalam membantu Negara berkembang. Negara maju dapat disebut support untuk Negara berkembang agar Negara berkembang dapat menjadi Negara maju. Dengan cara seperti ini akan mengurangi beban Negara berkembang serta mengurangi populasi Negara-negara miskin yang ada di dunia. Negara maju tidak boleh menjadi parasit unutuk Negara berkembang, kalau Negara maju seperti itu, mau jadi apa Negara berkembang? Mau “ditelan” juga kah? Saya berharap Negara di dunia perlu menciptakan relasi dan kerjasama yang baik, tak penting itu system seperti apapun.

utuy mengatakan...

Nama : Arindy Putri Febrina
Kelas : XII IPS 5
No absen : 04

wacana 1, sanggahan pendapat :
Menurut saya mengembangkan industri kreatif di Indonesia sangatlah penting.
Banyak anak- anak muda di Indonesia yang memang terbukti sukses dengan ide- idenya yang cemerlang dan 'segar' !
Karna kurangnya dukungan dari pemerintah, serta apresiasi terhadap prestasi dan ide- ide mereka, maka mereka pun lebih tertarik untuk mengembangkan ide- ide mereka melalui industri kreatif di luar negeri.
Sangat disayangkan sekali. Padahal kita mempunyai banyak potensi sumber daya manusia yang dapat kita kembangkan untuk membantu perkembangan perekonomian negara, terutama di mata dunia. Apalagi sudah terbukti, bahwa industri kreatif sangat membantu pada sektor pengeksporan.
Seharusnya, dengan adanya bukti seperti ini , pemerintah bisa lebih serius untuk terus memfasilitasi semua industri kreatif yang ada di Indonesia.

sekian dan terima kasih.



Wacana 3, sanggahan pendapat :
Menurut saya , penggerebekan teroris tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi para warga disana. Mereka terutama sang Ketua RT nya , mendapatkan pembelajaran akan hal kewaspadaan. Mereka harus lebih waspada lagi terhadap warga baru yang akan masuk ke wilayah mereka.

Tentang Densus 88, Alhamdullilah Densus 88 sudah dengan cepat mengetahui keberadaan sang teroris dimana, coba kalau Densus 88 tidak melakukan penggerebekan secepatnya, saya rasa para warga disana juga tidak akan pernah tahu bahwa mereka 1 daerah dengan para teroris yang sedang gencar- gencarnya dicari di Indonesia.

Lalu, masalah wartawan tersebut. Saya setuju dengan pendapat yang dikemukakan oleh penulis. Sebagian wartawan memang ada yang seperi itu. Istilahnya 'Habis Manis Sepah Dibuang.'
Pencarian berita tanpa etika sopan santun memang kerap terjadi. Apalagi di kalangan artis.
Ketika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau, ya sudah.. Mereka pun melupakan narasumber nya. Sangat disayangkan sekali bukan ?
Padahal seharusnya silahturahmi itu haruslah tetap tercipta dan terjaga, agar tali persilahturahmian tidak terputus tentunya .

sekin pendapat dari saya.
Terima kasih

Unknown mengatakan...

Nama : Debby Hilda Fanny
Kelas :XII IPS5
No Abesen:7




Sanggahan untuk wacana no 1

Menurut saya,
Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia memang bisa menghasilkan produk produk yang berkualitas dan tidak kalah kualitasnya dari produk luar negeri. Memang benar menurut yang membuat industri kreatif di Indonesia itu tidak berkembang adalah karena masalah HaKi dan kurangnya dana dan bahkan ketidak percayaan orang luar terhadap Sumber Daya Manusia dari Negara kita
Akan tetapi jika kita berusaha untuk memperbaiki dan bebenah diri saya rasa kaita akan bisa mengatasi hambatan hambatan yang disebutkan di atas

Sanggahan untuk wacana no 3

Menurut saya
Di zaman modern seperti sekarang memang banyak orang yang mendekati orang lain dengan tujuan tujuan tertentu dan setelah tujuan mereka tercapai mereka tidak mau mendekati orang terserbut lagi atau dengan kata lain hanya mau enaknya saja tapi menurutsaya tidak semua orang seperti itu

Atika Selvyana mengatakan...

Nama : Atika Selvyana
Kelas : XII IPS 5
No : 05

Tanggapan dari wacana 1:
Menurut saya ,mereka yang mempunyai pendidikan atau mereka yang berpendidikan sebaiknya mengembangkan kemampuannya itu di negara sendiri ,Indonesia .Mereka yang lebih memilih berkarya di luar negri dikarenakan adanya penghargaan bagi mereka yang bertalenta ,sedangkan di Indonesia sendiri belum terlalu besar penghargaan yang diberikan untuk mereka yang telah berkarya .Disini saya memberikan saran ,sudah seharusnya pemerintah meningkatkan penghargaan-penghargaan terhadap orang yang bertalenta, sehingga mereka (orang Indonesia) yang memiliki talenta yang baik tidak akan berkarya di negri lain .Dan dengan adanya talenta tersebut ,mereka akan mengembangkan dan memajukan teknologi dan memajukan bidang-bidang lainnya di negara sendiri ,tepatnya Indonesia


Tanggapan dari wacana 2:
Menurut saya ,kita tidak bisa dengan mudah menyalahkan Malaysia atas pengambilan beberapa budaya Indonesia .Menurut saya ,Indonesia juga seperti acuh tak acuh dengan budayanya sendiri .Inilah penyebab keberanian MAlaysia mengambil budaya Indonesia .Dan jika sudah di klaim negara lain barulah Indonesia bertindak .Jadi menurut saya sebaiknya Pemerintah Indonesia segera mendata apa saja kebudayaan yang dimiliki ,sehingga tidak akan dengan mudah di klaim oleh negara lain ,seperti Malaysia .

Atika Selvyana mengatakan...

Nama : Atika Selvyana
Kelas : XII IPS 5
No : 05

Tanggapan dari wacana 1:
Menurut saya ,mereka yang mempunyai pendidikan atau mereka yang berpendidikan sebaiknya mengembangkan kemampuannya itu di negara sendiri ,Indonesia .Mereka yang lebih memilih berkarya di luar negri dikarenakan adanya penghargaan bagi mereka yang bertalenta ,sedangkan di Indonesia sendiri belum terlalu besar penghargaan yang diberikan untuk mereka yang telah berkarya .Disini saya memberikan saran ,sudah seharusnya pemerintah meningkatkan penghargaan-penghargaan terhadap orang yang bertalenta, sehingga mereka (orang Indonesia) yang memiliki talenta yang baik tidak akan berkarya di negri lain .Dan dengan adanya talenta tersebut ,mereka akan mengembangkan dan memajukan teknologi dan memajukan bidang-bidang lainnya di negara sendiri ,tepatnya Indonesia .Terima kasih .


Tanggapan dari wacana 2:
Menurut saya ,kita tidak bisa dengan mudah menyalahkan Malaysia atas pengambilan beberapa budaya Indonesia .Menurut saya ,Indonesia juga seperti acuh tak acuh dengan budayanya sendiri .Inilah penyebab keberanian MAlaysia mengambil budaya Indonesia .Dan jika sudah di klaim negara lain barulah Indonesia bertindak .Jadi menurut saya sebaiknya Pemerintah Indonesia segera mendata apa saja kebudayaan yang dimiliki ,sehingga tidak akan dengan mudah di klaim oleh negara lain ,seperti Malaysia .Terima kasih .