Rabu, 14 Oktober 2009

MEMBERIKAN SANGGAHAN PENDAPAT 0910 KELAS XII IPS 5

Memberikan tanggapan, sanggahan, saran, kritik, dan usul merupakan segmentasi pragmatik keterampilan berbicara dalam berbahasa, meski dimensi pokok tertentu memiliki aspek yang berbeda. Namun, di sisi spesifikasi, aspek keterampiulan tersebut amat berguna dan memberikan pelatihan bagi pembelajar dan mengasah dan melatih kerangka berpikir demi kemajuannya yang akan berm,anfaat di kemudian hari. Menyikapi secara kritis suatu pendapat atau opini, bahkan mungkin informasi yang didengar, dilihat, dan dibaca dalam era informasi seperti sekarang, adalah langkah cerdas dan bijak dalam menyikapi suatu informasi.

Adalah keteledoran bila kita langsung menerima suatu informasi dari siapa pun tanpa memiliki pemikiran berjarak kritis lantas menentukan langkah berikutnya, diterima atau tidak, berapa persen diterima atau ditolak, segmen mana yang biusa diterima dan bagian mana yang ditolak, dan seterusnya. Kejelian dan klecerdikan seperti amat diperlukan, terutama bagi kalian yang fase berikutnya harus memasukli komunitas ilmiah akademis. Oleh sebab itu, gunakan media ini sebagai sarana berlatih sebagaimana ditentukan oleh guru. Silakan berlatih!

WACANA

1. . Talenta Kreatif Emoh Berkarya di Negerinya Sendiri

Beberapa bulan yang lalu atau tepatnya hari Rabu, 6 CMei 2009 (pAk. 14.00 – 17.00 WIB),N saya meAnghadiri acara TEKNOPRENEUR FORUM VII di Function Room DEPKOMINFO, Jl. Medan Merdeka Barat, Jak-Pus. Deskripsi acara diskusi interaktif yang disajikan yakni, mengenai solusi pembiayaan industri kreatif TIK, mekanisme dan persyaratan yang dibutuhkan, strategi memperoleh pembiayaan, dan strategi mengelola pembiayaan untuk pengembangan bisnis, dengan narasumber: • TELKOM Community Development Center / TELKOM Indigo • Intel Capital.

Menyadari bahwa otak ini bikinan lebih dari setengah abad yang lalu (memorinya sudah gampang error), saya pun memindahkan hasil diskusi dimaksud, dengan mencorat-coretnya di selembar kertas. Hal-hal menarik yang sempat saya catat salah satunya antara lain, dijelaskan bahwa … “Nampaknya, industri kreatif yang lebih didominasi oleh kreativitas otak (intangible assets) dibandingkan peralatan produksi (tangible assets) banyak digemari oleh anak-anak muda Indonesia untuk memulai karya-karya mereka, padahal industri kreatif adalah merupakan trend industri masa kini dan masa masa depan.”

Menggaris bawahi catatan tersebut, sepulangnya dari acara itu saya langsung memulai browsing saya di internet, … pengen banget tau apa saja sih industri kreatif itu …
Ada 14 sektor Industri kreatif yang belakangan ini gencar di sosialisasikan oleh pemerintah, yaitu … “periklanan; arsitektur; barang seni; kerajinan; desain; mode; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan peranti lunak; radio dan televisi; riset dan pengembangan; serta film, video, dan fotografi”.

Industri ini telah membuktikan diri mampu menciptakan nilai tambah yang sangat tinggi dan memberikan ruang bersaing yang relatif seimbang antara negara maju dengan negara berkembang.

Memang tidak gampang mengembangkan industri kreatif, apalagi dalam situasi global yang sangat kompetitif. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengemukakan tiga hambatan yang dihadapi industri kreatif :

Pertama, hak atas kekayaan intelektual (Haki), misalnya problem legalitas software, lemahnya perlindungan dan pengusahaan Hak Kekayaan atas Intelektual (HAKI) bagi para pelaku industri kreatif, dan lain-lain. Hambatan-hambatan itulah yang mendorong Kemenkop dan Depdag membuat kesepakatan untuk menggalang kerja sama mengembangkan industri kreatif.
Departemen Perdagangan bersama Kemenkop telah menyusun kesepakatan untuk mengembangkan 14 subsektor industri kreatif di Tanah Air. Pihak Kemenkop bersama Depdag telah sepakat sebelumnya untuk mengaplikasikan “road map” (peta jalan) industri kreatif. Kedua instansi akan berbagi tugas untuk mendorong perkembangan industri yang terbukti mampu menyumbangkan PDB besar terhadap perekonomian di Tanah Air. Pihak Kemenkop akan menginventarisasi persoalan-persoalan yang menghambat pertumbuhan industri kreatif yang hampir sebagian besar di antaranya berbasis UMKM. Kemenkop akan membantu peningkatan kemampuan teknis , pemberian training, serta memfasilitasi untuk legitimasi dan standarisasi.

Ternyata kesadaran mayarakat untuk mempatenkan produk nya di Indonesia masih terbilang rendah, Saat ini baru 6-7% jumlah produk yang dipatenkan, padahal target idealnya 10%. Dan lamanya proses mematenkan barang, menjadi penyebab minimnya jumlah barang yang dipatenkan, karena untuk proses paten suatu barang butuh waktu sampai dengan 5 tahun. Saat ini tercatat 60.000 daftar tunggu barang-barang yang akan dipatenkan di seluruh dunia, dan dari jumlah tersebut sebanyak 4.000 akan mematenkan di Indonesia (HKI). Dari jumlah 4.000 barang yang akan dipatenkan hanya 10% inventor atau penemu yang berasal dari Indonesia dan sisanya orang asing.

Untuk lebih mensosialisasikan hak paten tersebut Timnas HKI telah menyusun suatu draft dan telah diberikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Draft itu mengenai kebijakan nasional yang menyangkut kekayaan intelektual.
“Hak paten sendiri dilindungi selama 20 tahun untuk teknologi tingkat tinggi, sedangkan teknologi sederhana hanya 10 tahun”. Setelah 20 tahun maka teknologi yang sudah dipatenkan menjadi public domain (milik umum).

Saat ini tercatat 6 juta paten yang sudah menjadi public domain di seluruh dunia.
Kedua, pendanaan yang berkaitan dengan keengganan pihak perbankan yang sulit menilai prospek industri ini karena bersifat intangible (tidak nyata secara langsung). Mengenai kesulitan permodalan yang di alami perusahaan yang bergerak pada sector industry kreatif, yang menurut Bank hanya terbatas sebagai permasalahan bagi para pemilik/pemegang sahamnya sendiri untuk menambah setoran modalnya, inilah rata-rata permasalahan yang ada pada industri yang bergerak disektor rill.

Bank melihat permasalahan ini dari sudut yang berbeda, karena struktur permodalannya (capital structure), harus senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pengawas (Bank Indonesia) atau otoritas moneter. Bank mempunyai Pemenuhan kewajiban menjaga besaran modal tidak semata-mata terkait dengan persoalan yang dihadapi pemegang saham Bank saja, melainkan langsung terkait dengan kepentingan masyarakat dan perekonomian secara luas. Jadi Bank tidak bebas menentukan capital structure-nya sendiri artinya terdapat persyaratan minimum yang tidak bisa tidak, wajib dipenuhi bank. Berbeda dengan industri kreatif di sektor riil, yang bebas menentukan capital structure nya. Yang dimaksud dengan capital structure disini adalah suatu gambaran dari komposisi sumber-sumber pendanaan yang dipergunakan dalam membiayai asset serta kegiatan operasionalnya. Capital structure dalam sebuah Bank umumnya merupakan kombinasi dari unsur-unsur pendanaan yang bersumber dari setoran modal saham, penerbitan Bond ataupun dari pinjaman-pinjaman lainnya.

Menteri Pedagangan Mari Elka Pangestu menyayangkan perbankan tidak mau menggarap potensi industri kreatif secara serius . Padahal sektor usaha ini dapat menjadi salah satu solusi penggerak ekonomi dalam menghadapi krisis global. Bahkan industri kreatif bisa menggairahkan ekspor yang saat ini sedang lesu. Hingga saat ini ia baru mencatat satu bank milik pemerintah yang berkomitmen mendukung perkembangan industri kreatif. Padahal, menurut Mari Pangestu, industri kreatif merupakan salah satu andalan untuk tetap menggairahkan pasar ekspor, Industri kreatif menyumbang pasar ekspor hingga 9 persen.

Ketiga, dunia internasional kurang mengakui kompetensi sumber daya manusia Indonesia. Padahal banyak tersembunyi pekerja Industri kreatif di Indonesia yang diam-diam bisnisnya telah mendunia, seperti Leo Theosabarata dengan karya kursi Accupunto; Sibarani Sofyan seorang urban designer muda yang karya-karyanya bertebaran di Malaysia, Cina dan Dubai; Christiawan Lie, komikus ‘GI Joe’ yang naik daun di Amerika; dan Castle Production di Pasar Baru Jakarta yang menghasilkan animasi kelas dunia.

Kemudian kalau kita lihat yang terdekat dari Jakarta, yaitu sepanjang koridor Bandung sampai Cilegon, bertaburan manufaktur, pusat riset dan perusahaan teknologi seperti industri injection moulding plastic dan light metal. Di ruas Bekasi-Cikampek terdapat belasan manufaktur keramik, kaca, metal dan bahan-bahan bangunan lainnya. Di Bandung terdapat pusat-pusat riset teknologi seperti LIPI, Pusat mikroelektronika, RISTI, MDIC, Eckman Center, Batan dan Microsoft Innovation Center at ITB. Di kota kreatif ini pula terdapat perusahaan teknologi seperti Omedata semikonduktor, LEN, INTI, CMI telkom, Harif Tunggal telekomunikasi, Daya Engineering, Quasar telekom dan PT Dirgantara, dan lain-lain.

Kini adalah saatnya Pemerintah Indonesia menjadikan seluruh daerah-daerah nya untuk menjadi kota yang nyaman, melek desain dan berwawasan teknologi. Gaya hidup para talenta industri kreatif yang umumnya kosmopolitan harus difasilitasi, sehingga talenta internasional pun mau datang, hidup dan berbisnis di Indonesia. Karena pada dasarnya para talenta kreatif (creative talent)
akan memilih tempat seperti Silicon Valley atau London yang menyediakan gaya hidup kosmopolitan, toleran, kondusif terhadap ide-ide baru, menghargai kebebasan individu dan hadirnya pemerintahan yang transparan.

Tugas Pemerintah Indonesia sebagai generasi yang hidup di awal milenium ini (meminjam istilahnya bung Ridwan Kamil ) adalah menyiapkan infrastruktur ekonomi dan industry kreatif nya secara matang.
Indonesia harus menjadi tuan rumah yang kondusif bagi orang-orang Indonesia sendiri yang kreatif, dimana mereka mempunyai sifat kecenderungan dengan mudahnya berpindah lokasi ke kota-kota di dunia yang lebih siap menerima eksistesi mereka. Indonesia harus bersiap-siap mengejar ratusan trilyun rupiah yang disumbangankan dari industri kreatif seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Inggris ?

Indonesia harus mulai bergerak sejak hari ini untuk menjadikan kegiatan yang berbasis “human capital” ini sebagai penyelamat masa depan Indonesia.
Jangan biarkan anak-anak muda Indonesia yang memiliki talenta kreatif emoh berkarya di negerinya sendiri. Semoga hal ini disadari oleh beliau-beliau yang pada tanggal 20 Oktober mendatang memimpin negeri ini.

2. Damailah Indonesia-Malaysia!
Oleh Admin Kompasiana

Dalam menanggapi persoalan yang kian rumit ini, saya berfikir secara matang dan bijaksana dan tidak ingin menilai sesuatu secara emisional. Terus terang saya adalah anak Indonesia sejati dan kini saya berada di Malaysia namun bukan karena sebab itu membuat saya berpihak kepada satu pihak. Seperti yang kita ketahui bersama, persada Nusantara ini terbagi kepada beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Selatan thailand, Selatan Philipina, Papua Nugini dan Timor Leste dan sudah barang tentu ada sebagian budaya di seluruh Nusantara ini yang kita jadikan budaya disetiap negara dan itu kita panggil (Budaya Nusantara).

Namun jangan kita lupa, setiap daerah mempunyai budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan itu kita panggil (Budaya Daerah) karena konsep dan pembentukan Nusantara itu sendiri adalah manipestasi dari perjuangan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa yang di ketuai oleh Panglima Gajah Mada yang kita kenali sebagai Sumpah Palapa yang berisi sumpah ikrar untuk menyatukan tanah Nusantara ini, maka tidak heranlah terdapat banyak adat budaya yang sama di amalkan di setiap negara-negara di Nusantara ini seperti Keris, Batik, sebagian Permainan Rakyat, sebagian Lagu-lagu Rakyat, Masakan dan lain-lain.

Namun, dalam fenomena yang terjadi saat ini antara Indonesia dan malaysia adalah sesuatu hal yang agak susah untuk dipecahkah karena mau diakui atau tidak kedua negara ini adalah ibarat kakak beradik tiri yang lahir dari rahim yang sama namun berasal dari bibit yang berlainan yang mana keduanya pasti akan mewarisi setidaknya rupa dan kepribadian dari sang ibu yang melahirkan. Maka untuk memecahkan permasalahan ini kedua negara harus bekerjasama dan berganding tangan dalam mempromosikan dan memepertahankan budaya dan adat nenek moyang kita.

Dalam kemelut yang melanda Indonesia dan malaysia saya lebih cendrung menyalahkan pemerintah Malaysia (ini bukan berarti saya berat sebelah) karena akar dari persoalan yang timbul adalah keobsesian yang berlebihan dari pemerintah malaysia yang ingin mempromosikan industri pariwisatanya dan ingin merealisasikan motonya yang berbunyi “Malaysia Trully Asia” sehingga melupakan dan tidak menghiraukan hak-hak negara tetangganya dalam mempromosikan budaya2 nusantara yang notabenenya adalah milik bersama dan bahkan sampai tidak dapat menbedakan yang mana budaya Nusantara dan yang mana budaya daerah, maka tidak heranlah Indonesia merasakan keberatan dengan tindakan Malaysia memasukkan budaya daerah milik indonesia kedalam promosi pariwisatanya seperti (Gamelan, Angklung, Barongan/Reog), sehingga hampir-hampir terjadi persengketaan karena indonesia merasa jauh lebih berhak kalau diukur dari Keluasan wilayah dan Jumlah penduduk.

Sebagaimana saya katakan di atas, kedua negara2 harus sama-sama bergandingtangan dalam melestarikan budaya ini, dari itu tidak salah Kalau negara-negara Nusantara ini ingin mempromosikan budaya nenek moyang kita ini kepada dunia tapi dengan satu catatan jangan ada mana2 negara mengatakan itu budaya negara mereka melainkan menyebutkanya sebagai Budaya Nusantara.
Berikut adalah diantara budaya daerah milik Indonesia menurut pemahaman saya :
1). Reog/Barongan adalah budaya daerah milik Jawa Timur tepatnya Ponorogo.
2). Angklung adalah alat musik daerah Jawa Barat
3). Tarian Pendet adalah tarian pemujaan masyarakat Hindu Bali
4). Gamelan adalah Alat Musik daerah Jawa ( Bali dan Lombok punya gamelan namun terdapat
perbedaan jadi jumlah instrument dan melodi)
*Catatan Walaupun di Malaysia terdapat rakyatnya berketurunan jawa namun mereka tidak mengamalkan budaya daerah diatas secara signifikan dari itu di malaysia tidak terdapat sanggar-sanggar budaya diatas kecuali di Universitas karena terdapat mata kuliah sedemikian, dari itu budaya-budaya diatas mulai digalakkan setelah budaya itu dimasukkan sebagai mata kuliah namun itu pun pelatihnya orang indonesia.
( Pendapat diatas adalah pandangan saya berdasakan apa yang saya pelajari, yang saya amati kalau ada kesalahan harap di tegur) Terima kasih.

Wassalam dan Salam Nusantara

Damailah Indonesia-Malaysia
Marwi Abdul Jalil

3. Penggerebekan Teroris di Ciputat, di Balik Cerita yang Tak Diceritakan Media
Kisah Jalan Semanggi Ciputat

Dari cerita yang beredar di kalangan warga ketika saya kecil, awalnya daerah ini adalah daerah yang sepi dan hanya dimiliki oleh 2 orang kakak-beradik keluarga Betawi.

Lama-kelamaan ketika Ciputat mulai ramai dan banyak pendatang, sedikit demi sedikit tanah warga asli Betawi di sini dijual dan sang kakak-beradik ini hanya memiliki sedikit tanah untuk tempat tinggal sampai wafatnya. Mereka meninggalkan warisan tanah yang makin sedikit untuk keturunannya dan kalah luas oleh tanah yang dimiliki para pendatang.

Daerah ini dulunya bernama Gang Kubur. Di sebut begitu karena beberapa hektar tanah dekat semak bambu yang lebat dipakai untuk pemakaman keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berkenaan dengan waktu, nama Gang Kubur diganti warga karena kelewat seram dan angker, diubah namanya menjadi Jl. Kampung Utan Selatan. Sekitar tahun 80-an pertengahan, nama jalan itu diganti lagi menjadi Jalan Semanggi yang dipisah berdasarkan akses masuknya.

Masing-masing jalan terhubung langsung ke pemukiman warga yang dibagi menjadi 4 Rukun Tetangga (Rt 01 sampai 04) dengan 1 Rukun Warga (Rw 03), ada di bawah Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat, Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten. Belakangan nama jalan itu bertambah lagi dengan hadirnya Jl. Semanggi III, sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui motor yang juga langsung mengarah ke pemukiman.
Di depan Jl. Semanggi I, II dan III, berdiri Kantor Polisi Sektor Ciputat. Masih di pinggir Jl. Ciputat Raya dekat dengan Jl. Semanggi, berdiri kampus UIN, kampus BSI, Pusdiklat Departemen Agama dan perkantoran Ciputat Mas yang dulunya adalah gedung bioskop Murni Theater.

Penduduk di sini kebanyakan pendatang, penduduk Betawi asli sedikit demi sedikit makin tersingkir karena sering menjual tanah pada para pendatang. Akulturasi budaya yang cukup baik, sudah dari turun-temurunnya juga warga Betawi adalah warga yang terbuka menerima para pendatang. Berbagai karakter, garis keturunan, sampai ragam bahasa sudah campur-baur dalam kehidupan warga.

Yang sangat disayangkan, keramah-tamahan warga Betawi asli di Jalan Semanggi sampai pada tingkatan menjual tanahnya sendiri pada pendatang hingga mereka kesulitan untuk tempat tinggalnya sendiri. Beberapa yang kompeten dan berpendidikan menjadi tokoh masyarakat, namun beberapanya yang menyia-nyiakan waktu dan masa lalu, bekerja serabutan. Jadi tukang ojek, buruh bangunan, tukang cuci pakaian, juga jadi petugas keamanan di kampus UIN dan sebagainya. Beberapanya yang pernah saya kenal ketika kecil, keturunan dari 2 orang kakak-beradik mantan tuan tanah di sini, sering membanggakan kakek-buyutnya.

“Rumah-rumah di sini nih, dulunye tanah Engkong gue. Hebat nggak?!”
Jl. Semanggi, Daerah yang Religius
Kira-kira 20 meter dari depan Jalan Semanggi II adalah rumah Bapak Komarudin Hidayat, Rektor UIN, Syarif Hidayatullah, Jakarta. Beliau juga pendatang sama seperti kebanyakan warga lainnya. Daerah di sini adalah tempat yang religius, penuh dengan kegiatan keislaman. Mulai dari pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, sampai pengajaran Alqur’an ba’da Maghrib di Masjid untuk anak-anak warga sekitar. Setiap ada peringatan hari keagamaan Islam seperti Mauludan, Isra Mi’raj, Lebaran Haji dan Lebaran anak yatim, daerah ini juga tak lupa marak memperingatinya. Tak bisa dipungkiri, karena berdekatan dengan kampus UIN, beberapa mahasiswanya juga menetap di sini dan berbaur dengan warga, mewarnai kehidupan bermasyarakat dengan menumpang kost atau mengontrak rumah pada para penduduk setempat.

Di daerah belakang Jl. Semanggi dekat dengan tanah makam keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dulunya adalah sawah dan empang yang membentang dengan aliran kali yang masih agak jernih mengelilingi.

Saya kecil dan teman-teman sering main di sini, main di sawah, mandi di kali, mencuri ikan di empang warga dengan memancing diam-diam, bila ketahuan yang punya kami langsung lari terbirit-birit karena diacungkan golok tinggi-tinggi ke udara. Saat ada ujian sekolah, saya juga memanfaatkannya dengan belajar di dangau yang ada di tengah sawah. Saat Ramadahan datang, saya dan teman-teman pergi ke Parung Panjang membeli petasan yang banyak dan membakarnya di sini.

Pernah kejadian saya dan teman-teman menyalakan petasan sebesar botol soft drink ukuran 1,5 liter, di sekitar sawah, empang dan pinggir kali, tempat yang agak jauh dari pemukiman. Namun karena ukurannya yang kelewat besar, bunyinya menggelegar seperti suara bom. Jangan lupa, kejadian meledaknya gudang mesiu di Cilandak Sabtu, 17 November 1984, suaranya juga terdengar sampai ke daerah ini. Itu juga yang membuat beberapa warga marah pada kami, anak-anak bandel di masa itu. Disangka warga, gudang mesiu meledak lagi.

Sejalan dengan waktu, tak ada lagi sawah, empang itu, bahkan kali pun ikut diuruk dan dijadikan tanah untuk tempat tinggal. Kali yang harusnya jadi tempat mengalirnya air, namun karena dijadikan tempat pembuangan sampah bahkan sampai diuruk, kini jadi penyebab banjir di musim hujan di daerah belakang Jalan Semanggi.

Jl. Semanggi sekarang sudah kelewat padat dibanding jaman saya kecil dulu. Kini daerah-daerahnya sudah banyak dibatasi oleh tembok-tembok perumahan dan membentuk beberapa gang senggol alias gang yang hanya bisa dilalui oleh 1-2 orang, bila lebih dari itu maka akan saling bersenggolan.

Tak jauh dari situ rumahnya Irawan, ketua Rt 02 dan persis di depannya adalah rumah kost nomer 15, Rt 02 Rw. 03 yang berkatnya Jalan Semanggi Ciputat jadi terkenal di seluruh Indonesia. Saifuddin Zuhri dan Muhammad Syahrir yang merupakan otak pelaku pemboman J.W. Marriot dan Ritz Carlton 17 Juli 2009 lalu, mati tertembak Jumat 9 Oktober ini oleh Densus 88 di rumah kost milik keponakan dari adik istrinya Bapak Jatna, bukan milik Bapak Jatna langsung seperti yang diberitakan media. Yang benar itu, tanah ini milik orang asing, orang bule, di mana orang bule itu menikah dengan keponakan dari adik istrinya Pak Jatna. Tak diketahui siapa namanya, warga yang sempat ngobrol dengan saya bilang kalau rumah kontrakan itu memang diurus Pak Jatna yang sekarang juga sudah tidak tinggal di situ lagi.

Cerita Warga Saat Penggerebekan
Mas Jiko, ketua Rt 04 di Jl. Semanggi II sempat curiga, belakangan banyak pemulung yang mengorek-ngorek sampah di Tempat Pembuangan Akhir di daerah ini. Pemulung berbadan besar dan tegap, tak seperti pemulung kebanyakan. Belum lagi beberapa orang yang tak dikenal sering nongkrong di depan warung Pak Budi dekat Pos Ronda Rt 02.
“Kalo yang sering nongkrong-nongkrong di Rt 02 dan orang-orangnya nggak jelas, itu sih urusannya Irawan sebagai ketua Rt 02, toh itu daerahnya dia. Cuma di Rt 04 ini kan daerah saya, wajar kalo tiba-tiba banyak pemulung, tukang sol sepatu sama orang-orang yang mukanya nggak jelas sering hilir mudik di Jl. Semanggi ini yang bikin kita curiga.”

Begitu kata Mas Jiko, anak dari almarhum Pak Paidi, kawan ayah saya sesama warga di Jl. Semanggi II. Mas Jiko sendiri adalah kakak pertama dari Sukir, teman main ketika saya kecil.
Adapun daerah Jl. Semanggi II yang memang sudah terbentuk KSK (Kelompok Sadar Kamtibmas). Dengan adanya orang-orang tak dikenal yang sering hilir mudik di Jl. Semanggi ini jadi diawasi oleh warga. Warga mencurigai mereka adalah orang-orang yang berniat tak baik pada daerah di Jl. Semanggi.

Satu siang menjelang sore di hari Jumat tanggal 9 Oktober 2009, tiba-tiba pemulung itu berlari ke arah Rt 02, bukan cuma pemulung, tukang sol sepatu, orang-orang yang berlaku seperti masyarakat kelas bawah juga ikutan berlari ke arah rumah kost bernomor 15 di Rt 02 Rw 03 Jl. Semanggi, Ciputat. Tak lama terdengar suara ledakan.
Ternyata orang-orang itu adalah anggota Densus 88 yang menyamar dalam penggerebekan teroris di Ciputat. Mereka menyamar jadi apa saja, jadi pemulung, jadi tukang sol sepatu, jadi orang-orang kelas bawah. Ketika tanda untuk penyerbuan dimulai, mereka mulai membuka jati diri dan menyerbu ke lokasi.

Nongkrong Sama Warga untuk Mendapatkan Informasi
Ketika saya mengunjungi daerah itu bersama ayah saya sebagai pemandu wisata penggerebekan teroris di Jl. Semanggi, Ciputat, kami ngobrol di Pos Ronda Rt 02 bersama warga dan Serma Sunarto dari Polsek Ciputat. Serma Sunarto bilang begitu seperti yang sudah saya ceritakan di atas. Warga malah mengawasi petugas, bukannya teroris yang tengah diawasi Densus 88. Ini wajar dan tidak mengapa, bukti bahwa daerah di Jl. Semanggi kadar KSK-nya tinggi. Mereka tidak ingin daerahnya menjadi daerah yang kecolongan keamanan dan ketertiban. Daripada Densus 88 membuka jati diri, bisa geger daerah ini nanti dan terorisnya keburu kabur.

Sial memang sial, daerahnya Irawan sebagai ketua Rt 02 malah kecolongan. Tak ada yang bisa menyangka, rumah kost yang ada di depannya persis justru jadi tempat tinggal Saifudin Jaelani dan Muhammad Syahrir.
“Kesian Irawan, dia ‘diberakin’ sama warganya sendiri.”
Mas Jiko bilang begitu menganalogikan Irawan yang kecolongan daftar warga yang ternyata adalah orang yang paling dicari pihak Kepolisian RI.
Irawan sendiri yang ingin saya temui dan ajak ngobrol, ketika saya dan ayah saya datangi rumahnya tak ada di tempat. Tapi memang dari obrolan dengan warga di mana daerah ini adalah daerah tempat kecil saya, tak ada yang bisa mencegah hal-hal begini terjadi. Kebetulan juga terorisnya mengalami hari naas.

Ketika saya asik ngobrol di pos ronda, datang 2 orang wartawan salah satu stasiun televisi dengan kameranya. Tanpa basa-basi lewat begitu saja dan menuju tempat kejadian mencari berita. Serma Sunarto geleng-geleng dan bilang.
“Kayak begitu tuh wartawan, dateng karena kepentingan berita, tapi tata krama ke warga nggak dijaga. Sopan dikit ke, negur kek, ini kok lewat-lewat aja.”
Tak lama sesudah itu wartawan antv datang ke tempat ini dari ujung gang, untung saya nggak kenal, sepertinya orang baru di antv. Parahnnya ayah saya malah bilang ke saya di depan orang-orang yang ada di Pos Ronda.

“Tuh ada orang antv Man, kenal nggak?”
Waduh… Jangan bilang kayak gitu kenapa Beh, saya ini bukan sedang meliput berita, saya ini dalam rangka napak tilas cerita kecil saya di Jl. Semanggi. Toh saya juga bukan wartawan, saya hanya mengkabarkan berdasarkan kategori Citizen Journalism, tulisan ini juga tulisan dari sudut pandang saya pribadi, bukan dari sudut pandang jurnalistik meski saya sangat yakin tulisan ini luput diberitakan oleh media-media kita, mengambil sudut pandang yang berbeda dari psikologis masyarakatnya.
Dibilang implisit oleh ayah bahwa saya orang antv, karuan Serma Sunarto juga warga yang nongkrong bareng saya jadi mendelik dan curiga, menuduh saya adalah wartawan.
“Luqman wartawan juga? Orang antv?”

Saya cengengesan. Saya bilang saya memang kerja di antv dan bukan di departemen news, jadi saya bukan wartawan. Saya ini orang kreatif, kerja di bidang kreatif grafis, nggak ada kaitannya sama berita-memberitakan di media televisi. Jadi nggak usah takut masuk media, lagian nggak bakal saya wawancarain juga, paling diajak ngobrol. Saya lebih seneng mendapatkan informasi dengan cara begini, cara yang nggak formil, cara yang lepas dan apa adanya.

Warga dan Serma Sunarto mengiyakan dan kondisi curiga jadi cair lagi. Kesalahan jurnalis sekarang itu mencari berita berdasarkan kebutuhannya saja, tak ada pendekatan secara psikologis. Narasumber dijadikan objek bahan berita belaka, setelah itu ditinggal dan dilupakan. Habis manis sepah dibuang, habis didapat beritanya ya sudah, tak ada hubungan pertemanan dan kebaikan. Besok-besok ketemu di jalan sama narasumbernya juga belum tentu ingat.

Saya diam mengiyakan. Tapi tak semua jurnalis begitu juga kok. Alhamdulillah orang antv masih sopan, begitu lewat depan kami bilang permisi, sempat-sempatnya juga beli kopi di warung Pak Budi depan pos ronda dan berlalu sambil pamit. Untungnya jurnalis antv itu juga nggak kenal saya, ditambah saya juga sudah mewanti-wanti warga dan Serma Sunarto yang barengan nongkrong untuk tidak usah menegur orang antv itu. Takutnya nanti malah mencocok-cocokkan saya sebagai sesama orang antv ke mereka, para jurnalis itu dan mereka dapetin berita dengan gampang.
Mencari berita itu nggak mudah lho, harus punya karakter sanguin yang baik dan pendekatan psikologis yang mumpuni ke narasumber biar berita yang didapat juga eksklusif. Tetep juga, saya pun tidak masuk dalam kategori itu.

4. Indonesia Way
Oleh esel -

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah hal yang merepotkan. Pekerja tidak suka dengan praktek kontrak dan outsourcing. Pengusaha juga menganggap bahwa peraturannya rigid. Peraturan yang kontroversial seperti kontrak dan outsourcing nampak begitu cantik di atas kertas tapi menyakitkan dalam kenyataannya. Pekerja selalu protes tentang upah yang rendah,sistem kontrak dan tunjangan yang tidak jelas, namun dalam suatu kuliah umum seorang professor Indonesian Study dari Australia menyebutkan bahwa ketidakfleksibelan pasar tenaga kerja di Indonesia mengurangi daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi. Loh ? Memang dimana letak ketidak fleksibelannya ?

Saat disinggung mengenai hal ini di sebuah kuliah, Pak Harlan Dimas menjelaskan bahwa setiap negara memiliki caranya sendiri untuk memperlakukan pekerja. Misalnya di Amerika, ( Pak Harlan pernah bekerja di perusahaan Amerika, jadi beliau tahu betul ) Top Management dianggap sebagai jantung perusahaan. Yang harus selalu dijaga mood dan kondisinya, agar bisa mengelola perusahaan dengan baik. Kalau seorang direktur memiliki hak dari perusahaan untuk terbang ke Bali setiap bulan, maka direktur tersebut akan tetap menerima hak nya itu, walaupun perusahaan sedang merugi karena di terpa krisis global. Kalau perusahaan sedang sulit, maka pekerja di tingkat rendah akan di PHK.Tapi top management tidak akan kehilangan apapun.

Jepang lain cerita, di Jepang karyawan adalah keluarga. Jadi kalau ada seorang pekerja bekerja di suatu perusahaan, maka kemungkinan besar dulu ayahnya bekerja disitu, dan anaknya mungkin kelak juga akan bekerja disitu. Apabila perusahan sedang sulit, maka memecat pegawai adalah opsi yang paling terakhir. Hal yang diutamakan untuk mengatasi krisis adalah memotong gaji pegwai secara proporsional dari Top Management sampai tukang sapu. Tukang sapu ? penting ya ? Memang ngapain sih perusahaan besar motong gaji tukang sapu ? ” Untuk menyelamatkan harga diri si Tukang sapu ” Begitu kata Pak Harlan. Justru tukang sapu akan mencak-mencak dan merasa terhina kalau perusahaan tidak memotong gajinya. Dengan memotong gaji si tukang sapu sekecil apapun, tukang sapu itu akan dengan bangga berkata pada cucunya ” Nak, ekonomi sedang sulit, begitu juga dengan perusahaan tempat kakek bekerja, tapi biar begitu kakek dan teman-teman yang lain telah berkorban demi menyelamatkan perusahaan, kakek merelakan gaji kakek dipotong … ”

Lalu di akhir cerita Pak Harlan bertanya, Mana cara yang lebih baik ? Cara Amerika atau cara Jepang ? Mahasiswa pun menjawab ” Cara Jepang Pak… ” tapi pak Harlan geleng-geleng kepala dan berkata . ” Jawaban anda salah. Jawaban yang benar adalah keduanya. Cara Amerika adalah yang terbaik bagi Amerika, begitu pula cara Jepang paling baik bagi Jepang. Adalah tugas anda untuk menemukan cara Indonesia, yang memang terbaik bagi bangsa Indonesia..”

5. Kegagalan Neo-Liberalisme dan Menguatnya Kembali Trend “Welfare State”.
Oleh herdiansyah

Trend ekonomi Neo-liberalisme[1] memasuki era kejayaan pada era 80-an. Sistem ekonomi ini dianggap mampu menjawab krisis dunia yang dimulai dari colaps-nya sistem ekonomi domestik Meksiko ketika itu, dimana IMF menerapkan pola obral murah utang baru yang ditukar dengan pengetatan ekonomi yang kita sebut dengan Structural Adjusment Programs (SPAs)[2]. Kompetisi pasar bebas (free market competition), demikian titik kulminasi yang diharapkan dari sistem ekonomi Neo-Liberalisme ini, dimana secara faktual hari ini terbukti hanya menguntungkan negara-negara maju, yang pada sisi lain justru kian memiskinkan negara berkembang. Namun serentetan krisis demi krisis yang terjadi, membuka mata kita bahwa pola Neo-Liberalisme ini telah gagal dalam membangun ekonomi dunia. Puncaknya terjadi saat ini dimana induk Kapitalisme sendiri, yakni Amerika Serikat justru diserang gelembung krisis yang semakin parah yang tentu saja memaksa mereka untuk bepikir seribu cara untuk keluar dari krisis tersebut.

Salah satu hal yang cukup mengherankan dalam cara menyelesaikan krisis hari ini adalah, tindakan pemerintah AS, melalui presiden terpilih, Barrack Obama, untuk mengembalikan kejayaan era ekonomi “keynesian“. Salah satu yang menonjol dari pengagum ekonomi ini adalah, kecenderungan untuk mengembalikan peran negara dalam sistem ekonomi, yang pada prinsipnya selama ini telah dilepas secara bebas dalam mekanisme pasar (free market competition), atau yang lebih umum kita kenal sebagai model liberalisasi keuangan[3]. Faktanya, beberapa perusahaan sektor keuangan, menjadi target penguasaan kembali oleh pemerintah. Diantaranya adalah American International Group (AIG), yang merupakan perusahaan asuransi terbesar dunia asal Amerika, yang juga kita kenal sebagai sponsor utama klub Manchester United (MU). Bahkan beberapa pengamat ekonomi dunia menyebutnya sebagai tindakan yang tak ubahnya seperti rezim sosialis.

Pergeseran stigma Neo-liberal inipun kian nampak bergeser beberapa waktu lalu, ketika digelar pertemuan G-20 yang pada intinya membahas tentang penyelesaian kiris internasional yang sedang terjadi di induk kapitalisme, Amerika. Namun pertemuan ini lebih mengarah kepada upaya saling tuding dan menyalahkan, terutama dikalangan negara-negara maju. Isu yang bekembang dalam pertemuan inipun lebih kepada isu-isu bidang keuangan yang salah satunya adalah upaya untuk mendorong reformasi internal lembaga-lembaga keuangan internasional yang kita kenal dengan istilah “Bretton Woods Institute“, diantaranya ; IMF, World Bank, dll. Sementara pada saat yang bersamaan intelektual-intelektual negara-negara maju diluar Amerika, begitu gencar mempropagandakan kebusukan sistem liberalisasi pasar sebagai biang kerok krisis, dimana sistem ini memang begitu kuat di Amerika Serikat. Padahal, negara-negara maju Eropa juga memiliki pola dan sistem yang tak kalah busuknya. Bahkan Gordon Brown, perdana menteri Inggris, menegaskan bahwa, “konsensus washington telah berakhir“. Konsensus yang menandai era ekonomi liberalisasi berjalan di bawah kendali gedung putih pada masa kejayaan Ronald Reagan beserta Margaret Teacher sekutunya yang juga mantan PM inggris. Masa kejayaan liberalisme ini juga yang sering disebut sebagai kejayaan kapitalisme “angglo sakson“, yang memang diabangun dari Negara adidaya tersebut.[4]

Yang menjadi menarik kemudian adalah, terjadinya polarisasi ditingkatan negara-negara maju terkait pola dan sistem ekonomi dunia saat ini. Negara-negara eropa bahkan menyebut krisis hari ini sebagai kegagalan sistem ekonomi pasar bebas. Upaya untuk mendorong dan mengembalikan masa keemasan “walfare state“-pun terus dilakukan. Negara-negara eropa ini mengajukan fakta yang terjadi di Amerika Serikat sebagai kebuasan sistem pasar bebas ini. Namun apakah ini merupakan peluang bagi kebangkitan era Sosialisme, seiiring semakin menguatnya tendensi sosialisme di Amerika Latin? Ataukan justru akan lahir pola baru dari kekuatan kapitalisme global yang akan memberikan topeng dan wajah baru dari Kapitalisme??? Akan tetapi yakin saja, bahwa cara apapun yang akan dilakukan oleh kapitalisme global dalam melepaskan diri dari jeratan krisis, akan selalu melahirkan krisis baru yang justru akan lebih parah.

Namun yang pasti, pertemuan G20 ini memberikan pengalaman tak sedap bagi kita, bahwa sekali lagi negara-negara berkembang telah menjadi tumbal dari krisis keuangan global hari ini. Sekali lagi negara berkembang akan dimanfaatkan menjadi ladang pertumbuhan ekonomi global baru dengan strategi utang baru pula. Negara berkembang tentu akan menjadi target pasar yang paling empuk bagi negara maju. Bukti awal yang bisa kita saksikan adalah kucuran utang baru dari negara kreditor (terutama Jepang), yang sekarang dijadikan sebagai stimulus kebijakan fiskal sebesar 73,1 Trilyun.
Kapitalisme memang sedang galau, berupaya keras menyem bunyikan kegagalan sistem yang dibangunnya. Namun demikian, upaya membangun bentuk dan wajah baru tentu akan nampak kebiadabannya juga. Kita tentu masih ingat dengan “the third way” ala Antony Giddens yang menawarkan sosial-demokrat sebagai jalan ketiga dunia. Jalan yang seakan ingin membuat wajah kapitalisme seakan lebih humanis, meski dibalik itu tersimpan kebringasan yang siap menerkam dan menghisap kesejahteraan masyarakat dunia. Maka kesimpulan awal dari tulisan ini adalah, “waspadalah, krisis kapitalisme akan melahirkan wajah dan topeng baru yang penuh dengan kepura-puraan…….!“.

[1] Neo-Liberalisme adalah salah satu wajah sistem ekonomi Kapitalisme yang pada prinsipnya berusaha memisahkan peran dan fungsi negara dalam perekonomian karena dianggap menghalangi persaingan pasar secara luas dan kompetitif. Program seperti pencabutan subsidi publik, privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), deregulasi dll adalah kenyataan yang sekarang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang di bawah komando negara-negara maju melalui IMF, World Bank, WTO dll dengan jargon Neo-Liberalisme-nya.
[2] Structural Adjusment Programs (SAPs) merupakan jaring perangkap ekonomi yang direkayasa sedemikan rupa oleh negara-negara Imperialis dunia pertama untuk menjebak negara-negara dunia ketiga ke dalam kerangka bangunan perekonomian pasar bebas dengan menciptakan ketergantungan dengan beban utang yang diharuskan lengkap beserta syarat-syarat yang harus dilakukan oleh negara pengutang. Sumber : herdiansyah hamzah dalam, hantu neo-liberalisme ; hantu penjarah kemakmuran rakyat. Disadur dari : http://prp-samarinda,blogspot.com/.
[3]Liberalisasi keuangan mencakup enam aspek sebagai berikut: (a) deregulasi tingkat suku bunga; (b) peniadaan pengendalian kredit; (c) privatisasi bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan milik negara; (d) peniadaan hambatan bagi bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan swasta, termasuk asing, untuk memasuki pasar keuangan domestik; (e) pengenalan alat-alat pengendalian moneter yang berbasis pasar; dan (f) liberalisasi neraca modal. Selengkapnya lihat di: http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul40.htm.
[4] Kompas, 4 April 2009. “G-20 Buka Era baru“.

Kamis, 08 Oktober 2009

MEMBERIKAN SANGGAHAN PENDAPAT 0910 KELAS XII IPA 7

Memberikan tanggapan, sanggahan, saran, kritik, dan usul merupakan segmentasi pragmatik keterampilan berbicara dalam berbahasa, meski dimensi pokok tertentu memiliki aspek yang berbeda. Namun, di sisi spesifikasi, aspek keterampiulan tersebut amat berguna dan memberikan pelatihan bagi pembelajar dan mengasah dan melatih kerangka berpikir demi kemajuannya yang akan berm,anfaat di kemudian hari. Menyikapi secara kritis suatu pendapat atau opini, bahkan mungkin informasi yang didengar, dilihat, dan dibaca dalam era informasi seperti sekarang, adalah langkah cerdas dan bijak dalam menyikapi suatu informasi.

Adalah keteledoran bila kita langsung menerima suatu informasi dari siapa pun tanpa memiliki pemikiran berjarak kritis lantas menentukan langkah berikutnya, diterima atau tidak, berapa persen diterima atau ditolak, segmen mana yang biusa diterima dan bagian mana yang ditolak, dan seterusnya. Kejelian dan klecerdikan seperti amat diperlukan, terutama bagi kalian yang fase berikutnya harus memasukli komunitas ilmiah akademis. Oleh sebab itu, gunakan media ini sebagai sarana berlatih sebagaimana ditentukan oleh guru. Silakan berlatih!

WACANA

1. Jangan Salahkan Qory Sandrioriva, Dia Hanyalah Korban….
Oleh madi.hakim - 12 Oktober 2009

Banyak orang yang menyalahkan Qory Sandrioriva saat dia melepas busana muslimahnya demi meraih gelar Putri Indonesia 2009. Bagi saya, Qory, juga orangtuanya yang kabarnya berdzikir saat Qory menang, mereka hanyalah korban. Ya, mereka hanyalah beberapa dari begitu banyak korban budaya kapitalis-konsumeris-materialis di negara kita. Maaf kalau bahasanya terlalu bombastis, tapi akan saya coba urai satu demi satu, sebatas kemampuan saya tentunya.

Qory menjadi korban budaya kapitalis, karena dia sampai rela mengorbankan ajaran agama yang luhur sifatnya, dan menukarnya dengan sesuatu yang bersifat materi. Dan kontes-kontesan itu sendiri adalah juga tradisi kapitalis, yang lebih mengedepankan fisik dan logika, dan mengesampingkan moral dan etika. Qory menjadi korban budaya konsumeris, karena untuk meraih gelarnya itu, tentu dia harus keluar banyak uang, dimana uang tersebut tentu akan lebih bemanfaat jika digunakan untuk hal-hal lain yang bermanfaat. Qory juga menjadi korban budaya materialis, karena dengan menjadi Putri Indonesia, banyak peluang baru akan muncul, dan dipastikan akan menguntungkan dari segi materi. Seperti menjadi bintang iklan, sinetron, ataupun bintang film. Maaf, yang terakhir ini, jujur saya tidak tahu motivasi Qory yang sebenarnya, tapi saya yakin 99% motivasinya bersifat materi.

Tetapi bagi saya, apa yang ada di benak Qory dan keluaganya, juga ada di benak sebagian besar bangsa kita. Bukankah sebagian besar kita, tanpa kita sadari, adalah juga korban dari budaya kapitalis-konsumeris-materialis tadi? Bukankah sebagian besar kita, lebih suka memilih profesi artis, penyanyi, bitang film, ketimbang guru, peneliti, dan berbagai profesi mulia lainnya? Maka mereka yang mati-matian berusaha menjadi artis, atau sok-sok-an ngartis, adalah korban.

Anda yang membela Qory, ataupun cuek terhadap sikap Qory, sadarkah anda, bahwa anda juga sudah menjadi korban? Bukankah budaya sekuler, permisif, dan cuek, elo-elo/gue-gue, adalah bawaan dari kapitalisme? Yang penting kan dia sudah dewasa secara umur, sudah dianggap bisa mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Yang penting kan dia tidak mengganggu saya, dan saya sama sekali tidak dirugikan atas apa yang dilakukan Qory. Barangkali itu yang ada di benak anda. Tetapi, akan tetap diamkah anda, jika anak anda, atau keluarga anda, atau kerabat anda, mencontoh apa yang Qory lakukan?

Dalam skala yang lebih luas lagi, akan banyak sekali korban-korban kapitalis-konsumeris materialis. Mereka yang menganggap kemenangan Qory sebagai anugerah, kemudian berdzikir, atau mengucap hamdalah, atau malah sujud syukur, mereka adalah korban, karena kapitalis menjauhkan orang dari agama, sehingga pemahaman baik dan buruk menjadi kabur. Juga mereka yang mendukung sepenuhnya kedatangan Miyabi ke Indonesia adalah korban, karena orangtua Miyabi sendiri malu terhadap perilaku Miyabi, bahkan mengusirnya saat Miyabi ingin ketemu keduanya. Bukankah dalam sebuah masyarakat yang beradab, ridho dan restu orangtua adalah yang utama? Bukankah dengan mengundang orangtua Miyabi ke Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung, kita telah menambah sakit hati kedua orangtuanya?

Mereka yang mengaku muslimah, namun tidak mau berbusana muslimah, atau berbusana muslimah namun ketat, sehingga (maaf) dada dan pantat masih terlihat menonjol, mereka juga adalah korban. Karena sebuah masyarakat yang beradab, nilai-nilai moral dan agama begitu dijunjung tinggi. Dan Islam jelas-jelas memerintahkan wanita untuk menutup auratnya. Bukankah salah satu arti Islam adalah tunduk, patuh terhadap segala aturan-Nya? Masalah suka-tidak suka, cocok-tidak cocok, itu relatif sifatnya, bergantung logika, dan logika manusia sangat terbatas kemampuannya.
Maka Bacalah, Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.

2. Guru Harus Pandai Membuat Soal-soal Evaluasi
Oleh wijaya kusumah - 14 Oktober 2009

Di setiap tengah atau akhir semester, biasanya para guru diminta untuk membuat soal-soal ulangan tengah semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal-soal yang dibuat tentu harus mengacu kepada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran dalam perangkat pembelajaran.

Membuat soal-soal evaluasi yang digunakan sebagai instrument punguji (tes) kemampuan siswa tidaklah mudah. Diperlukan analisis butir soal yang tingkat validitasnya tidak diragukan, sehingga komposisi soal mudah, sedang dan sukar menyebar secara proporsional sesuai dengan materi pelajaran yang diujikan. Soal itu akan dapat menyeleksi secara alamiah, mana siswa yang cerdas, dan mana siswa yang kurang cerdas. Sehingga hasil belajar siswa dapt dibuktikan secara ilmiah.

Sebagai seorang guru, tentu saya dituntut untuk membuat sebuah soal yang mampu mengisi kompetensi siswa. Guru harus pandai membuat soal evaluasi.Oleh karena itu, keterampilan pembuatan soal-soal harus dikuasai guru. Guru pun harus kreatif dalam membuat soal-soal baru. Bila guru TIK terampil dan kreatif dalam pembuatan soal-soal, maka guru akan kesulitan membuat soal yang berbobot dan benar-benar mampu menguji kemampuan siswa. Akan terlihat siswa yang pandai dan siswa yang lemah dari pengujian soal-soal itu. Guru pun akan segera melakukan tindakan untuk siswa yang lemah itu.

Adanya pembuatan soal dengan sistem multiple chois atau pilihan ganda (PG) sekarang ini membuat guru termudahkan dalam pengoreksiannya. Apalagi bila didukung dengan peralatan canggih berupa scanner pemeriksa soal, maka para guru dapat dengan cepat mengetahui soal-soal mana yang sulit, sedang, dan mudah dari analisis butir soal yang telah diproses secara cepat oleh mesin scanner. Di sinilah terbukti kehebatan teknologi.

Kehebatan teknologi tentu membawa dampak positif dan negatif. Adanya scanner pemeriksa soal membawa dampak positif, dimana lebih cepatnya guru mengetahui hasil pekerjaan siswa. Namun, di sisi lain ada dampak negatif yang harus kita renungkan bersama. Guru menjadi malas dalam membuat soal-soal essay atau uraian sehingga bentuk soal yang dibuat hanya berbentuk soal pilihan ganda (PG) saja. Jarang kita temui di persekolahan kita, para guru memberikan soal essay pada saat UTS dan UAS. Kurangnya soal essay yang dibuat, membuat kemampuan menulis dan bernalar siswa kurang teruji dengan baik.

Guru harus pandai membuat soal evaluasi. Dari sinilah guru akan mendapatkan umpan balik atau feedback dari apa yang telah disampaikannya kepada para peserta didiknya. Guru harus benar-benar teliti dalam pembuatan instrumen evaluasi. Bila tidak, alat ukur atau pemberian nilai dari guru menjadi tidak baik.

Saya pernah bertanya kepada para anak didik saya. Lebih mudah mana, soal PG atau soal Essay? Lantas para siswa pun menjawab dengan lantangnya bahwa lebih mudah soal PG daripada soal essay. Ketika saya tanyakan kenapa soal PG lebih disenangi oleh anak-anak sekarang ini, mereka mengungkapkan alasannya. Soal essay lebih sulit pengerjaannya, sedangkan soal PG lebih mudah dalam pengerjaannya. Bila dalam soal PG anak-anak tak bisa menjawab, maka mereka tinggal hitung kancing saja, dan berharap jawaban yang dipilih benar. Sedangkan bila soalnya berbentuk essay, anak-anak yang tidak bisa menjawab akan mengalami kesulitan dalam menuliskan apa yang harus dituliskannya. Mereka bingung jawaban apa yang harus dituliskan.

Sebenarnya, mutu pendidikan kita akan terlihat dari para guru dalam membuat soal-soal evaluasi itu. Guru harus mampu merencanakan, melaksanakan proses, dan mengevaluasi pembelajarannya. Semakin baik para guru membuat soa-soal evaluasi, maka semakin baik pulalah kualitas pembelajaran dari mata pelajaran yang diampunya. Oleh karena itu, para guru di sekolah seyogyanya telah mampu membuat soal-soal evaluasi pembelajaran dengan baik, dan memasukkan soal-soal terbaiknya dalam bank soal. Semakin banyak soal dibuat, semakin banyak pula para siswa berlatih dalam menjawab soal-soal. Namun, jangan pula dilupakan soal essay atau soal uraian masih diperlukan untuk mengatasi dan menguji kemampuan bernalar siswa dalam bentuk tertulis. Dengan menulis itu akan terlihat kecerdasan siswa dalam menganalis permasalahan.
Percayalah, anda akan merasakannya setelah anda melakukannya!

Salam blogger persahabatan

3. 100 tahun yang akan datang !
Oleh Chappy Hakim - 14 Oktober 2009

Kemajuan teknologi bergerak sangat cepat dan sangat merubah dunia. Kita mengenal terminologi “globalisasi” yang bermakna bahwa kehidupan manusia saat ini tengah berproses menjadi kehidupan yang men “dunia”. Salah satu indikasi yang sangat mudah untuk dilihat adalah dengan mencermati bentuk mobil. Pada gambar disini kita dapat melihat produk mobil keluaran tahun 1909 dan satunya lagi adalah mobil buatan tahun 2009. Ini adalah visualisasi dari kemajuan teknologi “mobil” dalam rentang waktu 100 tahun.

Apa saja yang dapat dicermati pada kemajuan yang 100 tahun umurnya itu. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

Di tahun 1909, usia harapan hidup manusia adalah “hanya” 47 tahun.
Hanya 14 % saja rumah yang dilengkapi dengan “bathtub”
Hanya 8 % saja rumah yang dilengkapi dengan telepon.

Di dunia hanya terdapat 8000 mobil saja, dan hanya terdapat jalan raya yang bagus sepanjang 290 km. Maksimum kecepatan mobil di kota biasanya hanya dibatasi 18 Km per jam.

Bangunan yang tertinggi di dunia adalah “Eiffel Tower” di Paris.
Yang juga cukup menarik adalah 95 % kelahiran bayi ternyata berlangsung di rumah masing-masing.

Ternyata juga 90% dari tenaga medis yang tersedia adalah mereka yang tidak pernah duduk di lembaga pendidikan kesehatan.

Lima penyebab utama kematian adalah : Pneumonia dan Flu, TBC, Diarrhea, Penyakit Jantung dan Stroke.

Penduduk di Las Vegas, kota judi tersohor itu ternyata hanya 30 orang saja.
Dua dari sepuluh orang dewasa ternyata adalah buta huruf. Yang cukup mengejutkan adalah, ternyata Marijuana, Heroin dan Morphine banyak dijual bebas di toko-toko obat dan dipromosikan sebagai obat yang ampuh untuk penyakit perut dan sebagai pencegah banyak penyakit.

Tentu saja data-data ini diambil dari sampel di Amerika Serikat, yang katanya dapat mewakili sebagian besar negara maju didunia saat tahun 1009 tersebut.
Nah, bagaimana dan apa yang akan terjadi di dunia ini pada 100 tahun yang akan datang ? Katanya lho, maka nanti pada tahun 2109, usia harapan hidup akan kembali lagi ke angka 47 tahun, karena akan berkurangnya air di muka bumi ini sebagai akibat dari rusaknya “lingkungan” yang kini prosesnya tengah berlangsung.
Wallahualam !

4. Atur-atur Sajalah
Oleh doddypoerbo - 15 Oktober 2009

Jika kita menggunakan jalan Tol Merak-Jakarta, ada rambu2 lalulintas yang yang menjelaskan kecepatan maximum dan minimum sepanjang jalan itu. Rambunya sangat jelas terbaca, tapi saya tidak pernah dengar ada yang ditilang karena melanggar batas kecepatan itu, juga memang tidak bisa memacu kendaraan terlalu kencang karena padatnya pengguna jalan tol ruas Kebun jeruk Karawaci, melewati ruas tersebut menuju merak tidak bisa terlalu kencang karena aspal yang keriting. Demikian juga jika kita melewati jalan tol dalam kota Jakarta, sering kita harus berjalan merayap karena macet, rambu lalu lintas kecepatan minimun sudah tidak berlaku karena situasi. Rambu2 lalu lintas akhirnya menjadi pajangan saja, penerapan peraturan yang setengah hati karena kadang dapat diterapkan, kadang tidak, tergantung situasinya.

Tetapi jika kita melewati komplek militer, biasa kita temui rambu lalu lintas kecepatan maximum, tidak ada cap Dishub, kalau ini peraturan yang harus diikuti secara tegas, jangan coba2 melanggar. Sebaliknya kalau di Amerika, melewati instalasi militer kita akan jumpai rambu lalu lintas kecepatan minimum, jangan coba2 berkendaraan santai dibawah kecepatan minimum, juga akan mendapat tindakan tegas seperti di Indonesia. Kalau di Amerika, berjalan dibawah kecepatan minimum akan dicurigai sebagai teroris, sebaliknya di Indonesia tidak boleh berjalan cepat, harus pelan2, kalau ini saya tidak tahu alasanya.

Sepanjang jalan juga banyak kita jumpai baleho iklan rokok, dibagian atas yang lebar tergambar iklan rokok, dibawahnya tertulis peringatan pemerintah…merokok dapat membayakan kesehatan dst……. Lucu ya…. peraturan pasang iklan harus seperti itu, peraturan yang setengah hati.

Masih mengenai baleho iklan, kalau kita masuk jalan tol ruas Kebon jeruk kearah karawaci, dapat kita jumpai iklan perumahan….10 menit anda menuju perumahan anu……begitu dihitung rasionya dengan kecepatan kendaraan, iklan itu tidak salah kalau kita mengendari mobil dalam kecepatan 140 km/jam. Lha kalau seperti ini rambu lalu lintas yang maximum kecepatan yang diperbolehkan adalah 90 Km/jam, apa gunanya rambu lalu lintas itu dipasang kalau tidak untuk ditaati ?

Inilah gambaran yang antara lain kita temui sehari-hari dijalanan, peraturan yang diterapkan hanya menjadi slogan, bukan hanya karena memang secara sengaja tidak diaati tetapi juga disebabkan karena peraturanya yang tidak cocok dengan situasinya.
Demikian juga dalam dunia usaha, aturan yang tidak jelas menjadi kendala tersendiri, aturan yang tidak jelas tersebut sering menjadi alat untuk menekan pengusaha. Dalam membangun sebuah usaha, tentunya membutuhkan modal, modal bukan berarti uang saja, peluang juga merupakan modal usaha. Peluang yang sudah dibuka, yang pada dasarnya akan membantu negeri ini dalam memberikan lapangan kerja bagi rakyatnya, sering terkendala pada masalah perizinan yang panjang dan tidak jelas biayanya.

Starting usaha yang sulit dan berbelit, banyak pengusaha yang malas untuk mengembangkan usahanya karena tidak tahan harus pusing terus menerus. Kelebihan dana yang dimilikinya lebih senang didepositokan ke Bank. Jika demikian, maka dunia usaha Indonesia akan lambat perkembangannya. Dilain sisi, kondisi ini dapat dianggap menguntungkan kebijakan moneter pemerintah yang salah satunya dalam pengendalian uang yang beredar untuk menjaga kestabilan nilai mata uang rupiah.

Menguatnya nilai rupiah dapat diartikan keberhasilan pemerintah dalam menjaga kstabilan ekonominya, sebaliknya penguatan nilai rupiah akan pula memukul para pengusaha produk pertanian dan perkebunan yang terbukti tahan terhadap pengaruh krisis moneter yang lalu. Penguatan nilai rupiah berarti akan menurunkan nilai export produk sektor ini jika tidak menaikkan harga pasar luar negeri.

Industri dalam negeri yang masih tertatih karena imbas situasi yang lalu, pengetatan keuangan yang menghambat sektor riel, pada akhirnya akan pula berimbas pada kemampuan daya beli masyarakat. Dalam jangka panjang, kebijakan pengetatan ini justru akan menyebabkan pemerintah berjalan sendiri yang akan mendorong exploitasi besar2an kekayaan bumi Indonesia karena akan menjadi sumber utama pemerintah.
Sulitnya menciptakan lapangan kerja, sulitnya berhitung karena aturan yang tidak jelas, atau sengaja tidak dijelaskan, adalah problem kronis dalam dunia usaha Indonesia. Suatu saat kita akan menjadi seorang tertuduh, kita akan menjadi seorang yang telah berbuat pidana karena kita lengah memperhatikan peraturan yang cepat berubah. Seorang yang akan menjadi terpidana karena dia seorang pengusaha, karena dia memperoleh keuntungan, karena dia mempunyai kemapanan.

Dari jalanan, kita semua dapat menjumpai aturan yang tidak jelas, kemanapun kita pergi akan menjumpai hal sama, tapi kita masih bisa berharap menjadi lebih baik karena masih ada NKRI. Membangun usaha ditengah ketidak pastian membuat kita lebih tegar, membuat kita lebih pintar dalam menyiasati peraturan agar orang2 yang menggantungkan nafkahnya pada usaha kita dapat tetap makan walaupun harus mengencangkan ikat pinggang. Pada akhirnya, agar kita dapat survive dalam situasi saat ini, atur2 sajalah ucapan yang sering keluar dari mulut kita, atur2 sajalah agar kita tidak ambruk.

5. Mereka yang disebut kaum intelektual

Bahasan kali ini adalah sambungan dari artikel sebelumnya yang kami beri judul ‘ada berapakah agama yang benar’. Kita telah sampai kepada pertanyaan ketiga yaitu apakah orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar TETAPI melakukan pekerjaan dan perbuatan sesuai dengan ajaran agama yang benar, semua amalannya itu akan diterima oleh Tuhan?

Misalnya agama yang benar telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua manusia, mendukung hak-hak orang yang tertindas, menengahi perselisihan, memerangi para pemeras dan penindas, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan memberikan pendidikan sebagaimana tugas kenabian pada setiap zamannya. Lalu kita bertanya apakah mereka yang melakukan tugas-tugas kenabian tersebut akan diberi pahala atau tidak?

Dengan kata lain apakah keimanan kepada satu agama yang benar adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh pahala disisi Tuhan? Disini kita akan menemukan dua jalan pikiran yang paling berpengaruh. Pertama adalah logika perdamaian mutlak (Absolute Conciliation) yang dibawakan oleh kaum intelektual, dan yang kedua adalah logika manifestasi murka Tuhan yang melebihi kasih sayang-Nya yang dibawakan oleh orang-orang sholeh yang kaku.

Mereka yang disebut kaum intelektual ini mengajukan argumennya dengan berbagai macam bukti, baik bukti rasional maupun bukti yang ditemukan didalam kitab suci Al-quran
Mereka mengatakan bahwa semua perbuatan baik sebagaimana yang disebutkan diatas itu pastilah akan mendapat pahala dari Tuhan dengan alasan :

Pertama, Allah memiliki hubungan yang sama terhadap semua wujud yang ada, Allah tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan siapapun. Allah tidak rasis, Dia ada dibarat dan juga ada ditimur, Ada diatas dan juga ada dibawah, Allah ada dimasa sekarang, masa lalu dan masa yang akan datang. Bagi Allah sama saja semuanya, Dia meliputi segala sesuatu, dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.

Allah tidak memiliki ikatan keluarga dan hubungan khusus dengan siapapun dan dari bangsa manapun, tidak dengan orang barat, timur, utara, selatan atau yang lainnya. Oleh karena itu tidak masuk akal kalau Tuhan memilih-milih siapa yang akan dimurkainya dan siapa yang akan dikasihinya dengan mengabaikan amal perbuatan manusia dari golongan tertentu dan menerima amal perbuatan dari kelompok yang lain.
Karena hubunga Allah dengan semua manusia adalah sama saja, maka tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau Allah menerima perbuatan baik dari satu orang dan tidak dari orang yang lain. Jika perbuatan baiknya sama maka seyogyanya diterima dengan cara yang sama pula berdasarkan perinsip keadilan Illahi.

Kedua, Kebaikan dan keburukan itu hakikatnya ada pada perbuatan tersebut. Misalnya kejujuran, berkata-kata sopan, menegakkan keadilan dan lain-lain disebut baik karena pada hakikatnya pekerjaan tersebut adalah baik. Demikian juga keburukan, seperti mencuri, berbohong, korupsi dan lain-lain disebut buruk karena hakikat perbuatan tersebut memang sudah buruk dari sononya (innate).

Jujur, sopan, menegakkan keadilan disebut baik bukanlah karena Allah memerintahkan untuk mengerjakannya. Demikian juga mencuri, rampok, korupsi disebut buruk bukanlah karena Allah telah melarangnya.

Dengan memperhatikan alasan kedua ini maka tidak alasan bagi Tuhan untuk menolak amalan baik dari seseorang dan menolaknya dari orang yang lain.

MEMBERIKAN SANGGAHAN PENDAPAT 0910 KELAS XII IPA 6

Memberikan tanggapan, sanggahan, saran, kritik, dan usul merupakan segmentasi pragmatik keterampilan berbicara dalam berbahasa, meski dimensi pokok tertentu memiliki aspek yang berbeda. Namun, di sisi spesifikasi, aspek keterampiulan tersebut amat berguna dan memberikan pelatihan bagi pembelajar dan mengasah dan melatih kerangka berpikir demi kemajuannya yang akan berm,anfaat di kemudian hari. Menyikapi secara kritis suatu pendapat atau opini, bahkan mungkin informasi yang didengar, dilihat, dan dibaca dalam era informasi seperti sekarang, adalah langkah cerdas dan bijak dalam menyikapi suatu informasi.

Adalah keteledoran bila kita langsung menerima suatu informasi dari siapa pun tanpa memiliki pemikiran berjarak kritis lantas menentukan langkah berikutnya, diterima atau tidak, berapa persen diterima atau ditolak, segmen mana yang biusa diterima dan bagian mana yang ditolak, dan seterusnya. Kejelian dan klecerdikan seperti amat diperlukan, terutama bagi kalian yang fase berikutnya harus memasukli komunitas ilmiah akademis. Oleh sebab itu, gunakan media ini sebagai sarana berlatih sebagaimana ditentukan oleh guru. Silakan berlatih!

Tentukan tanggapan sesuai dengan kewajiban yang telah diberikan di kelas!

1. Survival of the Fittest

Anda kurang tampan? Kurang tinggi? Kerempeng? Kegemukan? Bodo matematika? Kabar bagus buat Anda. Semua itu tidak terlalu penting di masa sekarang. Pilihan bentuk pekerjaan semakin banyak.

Tukul Arowana beruntung memiliki wajah tidak tampan (itu menurut dia sendiri loh). Karena justru wajahnya itulah daya tarik kelucuannya. Dalam sejarah kelucuan, jarang komedian yang berwajah setampan Tom Cruise. Ketampanan tidak memancing tawa. Ketidaktampanan bisa menarik tawa. Tidak tampan jadi peluang. Kata Tukul, “Wajah desa, rejeki kota.”

Mamalia beruntung karena fisiknya yang kecil, karena itu makannya juga sedikit, membuatnya bertahan dari kepunahan masa dinosaurus. Orang Indonesia beruntung karena kulitnya yang coklat membuat resiko kanker kulit menurun walau terpapar banyak sinar matahari katulistiwa.

Sudahkah Anda tahu bahwa keheningan bisa dijual? Sekarang ada headphone yang digunakan untuk meredam suara. Pembelinya adalah mereka yang ingin tidur di perjalanan. Naik mobil bising. Naik pesawat pun bising. Maka keheningan pun menjadi mahal harganya. Lalu ada yang menjual penutup telinga, ya headphone khusus untuk meredam suara itulah. Pasang di telinga, kesunyian pun menemani Anda untuk bisa tidur nyenyak. Yang ‘fit’ adalah yang tidak ada bunyinya.

Kita selalu ingin menjadi yang ter dalam segala bidang. Tertampan, tertinggi, terpandai, terkuat, terkaya, dan lainnya. Padahal Tuhan menciptakan dunia ini dengan unik. Setiap kondisi ada kesempatan yang paling pas dengannya. Apakah Anda ingin jadi Presiden? Saya kok membayangkan tugas Presiden itu penuh protokoler yang menjemukan. Tapi pasti ada (dan banyak kayaknya) yang ingin jadi Presiden. Sebaliknya, banyak pula yang tidak mau jadi Presiden. Untuk bahagia pun ternyata perlu kegiatan yang ‘fit’ dengan jati diri kita.

Survival of the fittest
Adalah yang paling ‘fit’ yang akan bertahan. Arti ‘fit’ di sini adalah yang paling sesuai, bukan yang paling kuat. Anda mungkin bodoh matematika, tapi kalau tugas sebagai diplomat maka hal tersebut tidak relevan. Anda mungkin pendek, tapi kalau pekerjaan Anda adalah manajer produksi mungkin hal itu juga tidak relevan.
Kita beruntung sebagai manusia. Kita bisa memilih tempat kita untuk tinggal dan berjuang. Kalau Anda kurang pintar dalam akademis, tidak perlu ngotot jadi dosen. Mungkin Anda lebih cocok dalam lingkungan seniman, atau pebisnis. Kita bisa memilih tempat dimana kita bisa menjadi paling ‘fit’ dengan kondisi tertentu. Di situlah kita bisa unggul. Saya memegang dengan yakin konsep ‘survival of the fittest’ ini. Ada 3 kiat yang bisa Anda coba. Saya telah menggunakannya.

Kiat pertama adalah dengan menjadi ‘orang picak di kalangan orang buta’. Kita pasti mempunyai kemampuan yang unik dibanding teman lain, dan keunikan kita tersebut cocok dengan suatu kebutuhan kerja tertentu. Misalnya. Dalam kelompok tim insinyur yang jago teknologi, ternyata hanya kita yang hobi baca buku pemasaran. Jadilah kita punya ilmu yang mencampurkan teknologi dengan bisnis. Sebaliknya di kalangan pemasaran, mungkin kita yang paling ngerti teknologi. Inilah si picak di kalangan si buta.
Kiat ke dua adalah ‘bagai ikan dalam air‘, yaitu mencari pekerjaan dimana kekuatan kita menjadi menonjol dan kelemahan kita menjadi tidak relevan. Kalau kita pemalu untuk tampil, maka pekerjaan sebagai pengrajin (misalnya seniman, teknisi, auditor, dan sebagainya yang mengandalkan kerja mandiri) akan cocok, karena tidak memerlukan tampil ke banyak orang. Kalau kita pemalu, tak perlu mimpi menjadi vokalis band, sebaliknya fokus menjadi penulis lagu. Di setiap pekerjaan akan ada kondisi yang membuat kita paling fit dengannya.

Kiat ke tiga adalah ‘menjadi landak‘, yaitu mendalami keahlian hingga kita menjadi yang paling ahli di bidang itu. Jangan membayangkan keahlian yang canggih-canggih. Setiap hal ada ilmunya. Saya pernah melihat di televisi tentang seorang yang ahli membuat bubuk tinta dari arang pohon cemara. Hanya untuk mendalami seni membuat tinta diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menguasainya. Inilah spesialis yang disebut Peter Drucker sebagai ‘knowledge worker’. Di masa sekarang ini sebenarnya setiap orang adalah manajer dirinya sendiri. Anda bisa sewaktu-waktu dipecat. Namun jika Anda punya keahlian tinggi, peluang masih akan terbuka. Lalu mengapa banyak orang yang nganggur? Karena keahliannya cuma rata-rata. Makanya tidak dicari orang. Setiap hari orang masih mencari teknisi bengkel yang ahli, pemasar yang ahli, desainer yang ahli, tukang sate yang ahli, penjual cendol yang ahli. Setiap hari orang masih mencari. Sayangnya pasar tenaga kerja dipenuhi orang yang rata-rata, tidak menonjol, tidak ahli, tidak mastery.

Tiga kiat tersebut : si picak di kalangan orang buta, bagai ikan dalam air, dan menjadi landak, adalah kiat yang senantiasa relevan untuk menjadi ‘the fittest’.

2. SDM Bagus, Mahal Harganya
The top software developers are more productive than average software developers not by a factor of 10x, or 100x, or even 1000x, but by 10000x. Nathan Myhrvold, CTO Microsoft
Seorang programmer yang bagus bisa produktif 10 ribu kali lipat dibandingkan programmer biasa. Demikian ujar Nathan Myhrvold, Chief Technological Officer Microsoft.
Ya, kita bisa paham, karena kita sudah biasa mendengar transfer pemain sepakbola yang mencapai trilyunan rupiah. Seorang pemain striker yang bagus, bisa sangat produktif mencetak gol. kalau dia seorang ‘play maker’ seperti Ruud Gullit atau Zinedine Zidane, dia bisa sering menciptakan peluang gol. Bayaran mereka mencapai milyaran rupiah seminggu, dan nilai transfernya mencapai trilyunan.
Peter Drucker menyatakan bahwa pada akhirnya perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan talenta terbaik. Perusahaan yang bagus bisa mendapatkan dan mempertahankan SDM yang bagus. Perusahaan yang buruk ternyata gagal mendapatkan dan mempertahankan SDM yang bagus ini.

Orang vs Sistem
Sebagian pihak akan berargumen bahwa sistem yang bagus semestinya tidak bergantung pada orang yang bagus. Ibaratnya sistem Mc Donald’s yang dikerjakan orang biasa, namun menghasilkan burger luar biasa. Itu karena sistemnya luar biasa.
Pendapat tersebut sebagian benar. Sistem yang bagus memang akan menjamin hasil yang bagus. Nah, sadarkah kita bahwa sistem bagus tersebut juga merupakan produk dari kreator yang bagus? Bukankah berarti bahwa kita memerlukan SDM yang bagus untuk dapat menciptakan sistem yang bagus?

Di sisi lain, tidak semua hal dapat disistemkan dengan mudah. Kita dapat membagi pekerjaan menjadi 4 bentuk, yaitu kombinasi rutinitas (rutin - tidak rutin) dan kompleksitas (sederhana -rumit). Ada pekerjaan yang rutin dan sederhana, ada yang rutin tapi kompleks, ada yang tidak rutin dan sederhana, dan ada yang tidak rutin sekaligus rumit.

Pekerjaan yang rutin artinya dilakukan secara berulang terus-menerus. Misalnya adalah memasukkan pencatatan keuangan, atau merakit bagian mobil. Setiap hari pegawai akan melakukan hal yang sama terus-menerus. Yang tidak rutin misalnya adalah belanja mebel kantor, atau memperbaiki alat perakitan yang rusak.

Pekerjaan yang sederhana artinya tidak memerlukan keahlian tinggi, atau tidak perlu memerlukan pelatihan yang khusus. Pekerjaan sederhana misalnya mencatat pengeluaran uang di buku kas, atau membersihkan area kerja perakitan. Sedangkan pekerjaan yang rumit memerlukan keahlian khusus, misalnya menggabungkan akuntansi multi perusahaan, atau mendesain alat penyemprot cat mobil.

Ketika kasusnya adalah rutin dan sederhana, maka kita cukup meniru sistem yang sudah bagus. Kita tidak perlu mempekerjakan orang bagus. Yang biasa-biasa saja sudah cukup. Ketika kasusnya tidak rutin namun sederhana, kita juga tidak memerlukan orang yang bagus. Orang biasa saja juga cukup. Artinya, sesuatu yang sederhana tidak memerlukan orang yang bagus (silahkan definisikan sendiri apa itu sederhana.. hehe).
Nah, ketika persoalan menjadi rumit (kompleksitas tinggi), kita memerlukan SDM yang bagus. Termasuk diantaranya adalah ketika kita akan membangun sistem yang bagus. Ibaratnya, perlu pelatih bola yang bagus agar sistem latihannya menjadi bagus. Dan juga kita perlu pemain bola yang bagus agar bisa produktif mencetak gol. Pelatih yang bagus dan pemain yang bagus bisa dianggap SDM dengan pekerjaan rutin yang rumit.

Ada juga pekerjaan non rutin sekaligus rumit. Ini misalnya pekerjaan mendesain sistem, atau merangcang alat, konsultan, riset penelitian, juga pelukis dan desainer, yang sifatnya tidak dilakukan berulang-ulang karena setiap kali kasusnya akan berbeda. Pekerjaan ini memerlukan SDM yang brilyan.
Brilyan merepotkan?

Dan seperti biasanya hal yang langka, SDM yang bagus perlu diperhatikan dengan baik. Terkadang bukan masalah uang, tapi masalah lain seperti kepuasan pekerjaan, jaminan-jaminan, atau rasa dihargai.

Jim Collins dalam bukunya Good to Great memberikan kiat merekrut SDM bagus. Kiatnya adalah : rekrut lah orang dengan nilai-nilai diri yang sama dengan perusahaan Anda.
Ada orang yang sangat bagus, tapi bukan tipe enterpreneur. Jenis orang ini akan memilih perusahaan mapan dengan gaji besar dan benefit tinggi. Ini tipe pencari aman. Google yang sudah raksasa seperti sekarang ini dapat merekrut orang dengan tipe aman tersebut.

Namun dulu, ketika Google baru mulai, dia hanya bisa merekrut orang brilyan dengan jiwa petualang. Tipe risk taker. Pendiri Google, Page dan Brin, sendiri mestinya adalah jenis orang seperti ini. Demikian pula pendiri Microsoft, Gates dan Allen, mereka adalah tipe risk taker. Mereka merekrut ‘diri mereka’ sendiri untuk memulai perusahaan software yang waktu itu dianggap sebelah mata oleh perusahaan besar.

Jadi kalau perusahaan Anda sangat besar, tentu bisa mendapatkan orang brilyan yang penyuka ‘comfort zone’. Tapi kalau perusahaan Anda masih bayi, Anda hanya bisa merekrut orang brilyan yang risk taker.

Apapun, yang jelas kata Peter Drucker, perusahaan yang beruntung adalah perusahaan yang bisa merekrut dan mempertahankan SDM unggul. Inilah aset sesungguhnya dari sebuah perusahaan.

3. Kecerdasan Supranatural

Saya yakin tanpa keraguan untuk menyatakan adanya Kecerdasan Supranatural. Jika kita sepakat dengan Gardner tentang kecerdasan kinestetik (fisik) maka semestinya mudah untuk membuktikan bahwa kecerdasan supranatural itu ada.

Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tenaga dalam, telepati, telekinesis, hipnotis tenaga batin, menangkap jin, bahkan sihir, membuktikan adanya kemampuan manusia untuk belajar dan mencipta di wilayah tersebut. Kecerdasan supranatural ini dekat dengan kecerdasan kinestesis, artinya kecerdasan ini erat kaitannya dengan pengelolaan tubuh dimana tubuh manusia dipandang lebih dari sekedar tubuh fisik yang tampak. Dalam pandangan para pembelajar ilmu-ilmu supranatural tubuh manusia terdiri dari berlapis-lapis tubuh. Hanya tubuh paling dasarlah yang kelihatan dalam pengamatan mata biasa manusia.

Dalam kitab suci umat Islam diceritakan kemampuan supranatural Nabi Sulaiman yang sanggup mempekerjakan jin, bercakap dengan burung, dan sebagainya. Diceritakan pula kisah tantangan Sulaiman untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis dari tempat yang jauh ke tempat Sulaiman. Berkata Ifrit dari bangsa jin menyatakan kesanggupannya untuk memindahkan dengan lebih cepat daripada Sulaiman berdiri dari duduk. Lalu berkata seorang ahli kitab yang menyatakan sanggup lebih hebat dari Ifrit. Tak sampai sekedipan mata, singgasana Ratu Balqis telah berpindah ke hadapan Sulaiman (QS An Naml (27) : 38-40). Subhanallah.

Kecerdasan supranatural jauh berbeda dari kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual yang oleh Gardner disebut kecerdasan eksistensial (dimana para filosof disejajarkan dengan ahli agama) lebih pada kecerdasan merasakan ‘keberadaan’ sesuatu yang lebih agung dari manusia. Itulah ‘Tuhan’ dalam berbagai kepercayaan manusia dan filosof. Kecerdasan spiritual masuk dalam domain kecerdasan karakter dalam model SEPIA. Sebaliknya kecerdasan supranatural lebih bersifat kemampuan belajar dan penciptaan, yang masuk dalam domain kecerdasan kompetensi dalam model SEPIA.

Kecerdasan supranatural masuk dalam kelompok Kecerdasan Intellektual (IQ), sama halnya dengan kecerdasan kinestetik yang dipopulerkan Gardner. Tidak ada kaitan sama sekali antara tingkat kecerdasan supranatural dengan tingkat kecerdasan spiritual (lihat saja dukun), sama halnya tidak ada kaitan sama sekali antara kecerdasan logika-matematika dengan kecerdasan spiritual.

Pernah melihat tayangan Pemburu Hantu di sebuah stasiun TV? Para penangkap hantu tersebut memiliki kecerdasan supranatural, karena mampu menangkap jin dan memasukkannya ke dalam botol. Sedangkan pengelola acaranya memiliki kecerdasan power, karena mampu memanfaatkan kecerdasan supranatural itu untuk menghasilkan laba. Dalam hal ini penonton tentu tidak disebut cerdas, karena hanya pasif menikmati tontonan.

4. Mengatasi Rasa Takut

“Nggak pulang?”
“Nunggu hujan.”
“Loh, hujannya kan sudah datang tuh…?” * sambil cengengesan *
”Nunggu hujannya berhenti!” * sedikit sewot *

Benarkah kita takut hujan? Tidak. Yang benar kita… takut basah! Tuh, lihat. Anak kecil justru main hujan-hujanan karena tidak takut basah. Tapi, takut basah pun masih salah. Yang lebih tepat lagi adalah kita takut dengan konsekuensi basah. Jadi nggak bisa ngantor lah. Jadi malu sama orang lah. Jadi sakit lah.

Takut adalah mekanisme alamiah yang diberikan Tuhan kepada kita. Tujuannya adalah, agar kita menjadi berhati-hati, dan karena itu jadi selamat. Sebenarnya yang kita takutkan seringkali bukan sesuatu yang langsung dihadapi, tapi konsekuensi lanjut dari sesuatu itu. Misalnya, takut hujan. Maksud sesungguhnya adalah takut menjadi basah sehingga jadi malu kepada orang lain, atau jadi sakit. Nah, bila konsekuensi ini tidak lagi menakutkan buat kita (misalnya yakin tidak akan jadi sakit, atau niat sudah pulang dari kantor), maka sesuatu itu juga menjadi tidak lagi menakutkan.
Takut hantu?

Apa sih yang membuat kita takut hantu? Pasti karena bayangan si hantu itu akan mencekek kita, lalu kitanya jadi mati. Atau si hantu masuk ke dalam diri kita, lalu kitanya jadi nggak sadar, lalu terjun bebas keluar jendela, lalu mati. Pokoknya apapun yang dilakukan si hantu itu… ujung-ujungnya kita mati. Nah, itulah dia! Yang kita takutkan sebenarnya bukan si hantu, tapi ujung-ujungnya kita mati itu. (Padahal statistik bahwa hantu alias jin membunuh manusia itu sulit untuk dipercaya. Ngapain si jin itu capek-capek ’ngerjain kita’, emangnya dia dapat untung apaan? Dunianya juga tersekat berbeda.)

”Loe mikir si jin itu nyekek, lalu loe mati, gitu kan..?” kata temen mengomentari alasan saya mencari tahu soal jin dalam pandangan Islam. ”Kalau kita tidak takut mati, ya kita tidak takut jin…”, kira-kira begitu saran dia.

Nyatanya memang kebanyakan orang di dalam hidupnya tidak akan pernah bertemu jin (dunianya memang beda). Yang sudah ketemu pun ternyata jinnya tidak mau berurusan dengan orang (emang jin gembira begitu ketemu orang? Dulu di TV ada reality show Dunia Lain. Jinnya sering males keluar, tahu dikerjain orang untuk cari duit.). Jadi sebenarnya ketakutan itu lebih karena bayangan dalam pikiran kita sendiri. Kejadian aslinya, jauh berbeda dari yang dibayangkan orang, yaitu jin ternyata enggan bertemu manusia. (Makanya jangan percaya dengan film-film horor hasil imajinasi sutradara yang memang mau cari duit dengan cara nakut-nakutin orang. Jin itu nggak suka pamer seperti di film.).

Jadi, alasan sesungguhnya kita itu takut… mati! Kebanyakan kita itu nyadar bahwa amalannya masih sedikit, lebih banyak dosanya, makanya takut mati. Takut dengan konsekuensi hidup sesuah mati.

Mengurangi rasa takut
Bagaimana mengurangi rasa takut? Jawabannya ada tiga. Satu, mengantisipasi konsekuensi suatu kejadian. Dua, mengetahui lebih banyak untuk mengetahui bahwa konsekuensi yang terjadi tidaklah seperti yang kita andaikan. Tiga, berlindung dengan ahlinya.

Misalnya kita takut ular. Yang betul adalah, kita takut mati karena digigit ular berbisa, atau takut mati dibelit ular besar. Untuk mengurangi rasa takut terhadap ular bisa dilakukan tiga cara.

Pertama, bila takut dengan racun ular, maka seseorang bisa menyediakan serum anti racun ular. Dengan membawa perbekalan serum anti bisa ular, tentu rasa takut ular akan berkurang.

Kedua, mengenal ular lebih jauh. Perhatikan para pawang ular di TV, bukankah mereka tertawa-tawa sambil memegang ular? Bagi mereka, ular bukan makhluk yang asing. Mereka tentu tahu ular berbahaya, tapi mereka mengenal tabiat ular sehingga bisa memperlakukannya dengan benar. (kalau Anda takut berlebihan terhadap ular, mungkin terapi mengenal ular seperti yang dilakukan Paman Tyo yang belajar menyentuh ular piaraan (pet animal) ini bisa berguna.)

Ketiga, berlindung dengan ahlinya. Kalau kita takut ular, lalu kita minta tolong pawang ular untuk menemani (melindungi) kita, maka rasa takut itupun akan berkurang. Kita tahu, si pawang akan mengurus si ular, jadi kita tidak perlu berurusan dengan si ular tersebut.

5. Melatih Kecerdasan Emosi Anak : Mengenali Emosi

Kini orang tua semakin peduli dengan karakter anak, sejak mulai dipopulerkannya konsep kecerdasan emosi oleh Daniel Goleman di tahun 1995. Para orang tua semakin sadar dan yakin bahwa keberhasilan anak tidak lagi cukup dengan ketrampilan teknis dan pengetahuan ilmiah, namun juga dengan kemampuan pengendalian diri dan hidup bermasyarakat.

Secara garis besar ada dua hal utama dalam kecerdasan emosi, yaitu mengenali dan mengelola emosi. Langkah pertama mengajarkan kecerdasan emosi adalah mengenalkan berbagai jenis emosi kepada anak. Bagaimana caranya?

Tips sederhana dalam mengajarkan kecerdasan emosi adalah dengan sering menyebutkan berbagai jenis emosi kepada anak. Misalnya anak sedang cemberut, maka sebagai orang tua kita dapat menegaskan situasi emosi tersebut kepada anak, misalnya dengan menanyakan, “Adik cemberut, apa sedang kesal? Adik kesal apa karena Ibu melarang nonton TV?” Dengan demikian anak dipandu untuk terbiasa mengenali kondisi emosi dirinya dan penyebab munculnya emosi itu.

Cara lain adalah dengan menunjukkan berbagai gambar, atau mengomentari situasi baik di majalah, TV, maupun media lainnya. Misalnya ketika melihat TV di mana ada tokoh yang sedang sedih karena dinakali oleh tokoh lainnya (hal ini sering muncul di film kartun), maka kita berkomentar, “Aduh, kasihan sekali si anu, pasti dia sangat sedih karena tindakan nakal temannya itu..” Hal yang sama dapat dilakukan pula saat membaca dongeng. Orang tua perlu berkali-kali menyebutkan situasi emosi para tokoh dalam cerita tersebut.

Selain memperkenalkan berbagai jenis emosi, pada saat yang sama anak juga belajar hal-hal yang menyebabkan munculnya emosi tersebut, misalnya perasaan sedih salah satu tokoh cerita karena ditipu atau dihina tokoh yang lain. Orang tua juga dapat pula memberikan penilaian moril atas situasi tersebut, misalnya menghina adalah suatu perbuatan buruk dan jahat, sehingga anak menjadi tahu nilai moril dari suatu perilaku. Dalam hal ini secara langsung kita juga telah mengembangkan kecerdasan spiritual anak (kecerdasan dalam mengenali dan mengelola nilai-nilai).

Ketika orang tua marah, sedih, bingung, kesal, gembira, dan situasi emosi lainnya, orang tua juga perlu menyampaikan alasannya. Misalnya, seorang anak bermain dan tidak membereskan mainannya setelah selesai, sang Ibu bisa berkata, “Adik, Ibu sangat kesal melihat mainan yang berantakan, karena Ibu menjadi repot membereskannya.

Ibu akan senang kalau Adik membantu Ibu membereskan mainan sendiri.” Dengan pernyataan itu sang anak akan belajar mengenali situasi emosi ibunya (kesal), sebab munculnya (mainan berantakan), dan mengapa sebab tersebut menyebabkan munculnya emosi tertentu (kesal karena repot membereskannya). Perlu ditunjukkan ekspresi yang sesuai dengan emosi saat melatih anak kecil (kalau kesal ya jangan tersenyum, namun tunjukkan wajah serius dan cemberut). Semakin dewasa nanti semakin mungkin menyampaikan emosi dengan ekspresi yang berlawanan misalnya dalam bentuk sindiran (kesal, namun tersenyum).

Apabila anak sedari dini usia telah sering dilatih untuk peka dalam mengenali emosi, maka semakin dewasa akan semakin mudah mengenali emosi, dan akhirnya dapat menyesuaikan sikapnya dengan situasi emosi yang ada.

MEMBERIKAN SANGGAHAN PENDAPAT 0910 KELAS XII IPA 5

Memberikan tanggapan, sanggahan, saran, kritik, dan usul merupakan segmentasi pragmatik keterampilan berbicara dalam berbahasa, meski dimensi pokok tertentu memiliki aspek yang berbeda. Namun, di sisi spesifikasi, aspek keterampiulan tersebut amat berguna dan memberikan pelatihan bagi pembelajar dan mengasah dan melatih kerangka berpikir demi kemajuannya yang akan berm,anfaat di kemudian hari. Menyikapi secara kritis suatu pendapat atau opini, bahkan mungkin informasi yang didengar, dilihat, dan dibaca dalam era informasi seperti sekarang, adalah langkah cerdas dan bijak dalam menyikapi suatu informasi.

Adalah keteledoran bila kita langsung menerima suatu informasi dari siapa pun tanpa memiliki pemikiran berjarak kritis lantas menentukan langkah berikutnya, diterima atau tidak, berapa persen diterima atau ditolak, segmen mana yang biusa diterima dan bagian mana yang ditolak, dan seterusnya. Kejelian dan klecerdikan seperti amat diperlukan, terutama bagi kalian yang fase berikutnya harus memasukli komunitas ilmiah akademis. Oleh sebab itu, gunakan media ini sebagai sarana berlatih sebagaimana ditentukan oleh guru. Silakan berlatih!

WACANA

1. Indonesia Masih Berorientasi Pancasila?
Oleh muthofar - 13 Oktober 2009

Ternyata yang namanya HAM Amerika Serikat juga memberikan jalan untuk gay hidup sebagai gay yang memiliki kelainan orientasi seks. Kaum gay, lesbian adalah kaum yang dulu pada zaman Nabi Luth dihancurkan karena kaum tersebut tidak menghentikan aktifitasnya.

Presiden Obama yang memiliki ayah seorang muslim, memiliki nama Husein telah membuka ijin pada kaum gay masuk militer AS. Tidak hanya itu presiden Amerika Serikat mendukung dan mengijinkan pencabutan larangan manusia yang gay masuk di militer. Sehingga dengan pencabutan larangan itu manusia gay diberikan kesempatan yang sama dimiliter AS menjadi anggota militer meskipun berperilaku seks menyimpang.

Negara Indonesia sekarang banyak berorientasi kepada Amerika, apalagi pemenang pemilu di Amerika dan Indonesia dari partai yang sama yaitu partai Demokrat. Apakah partai demokrat Indonesia sama dengan partai demokrat Amerika? Ada yang menjawab jika perlu partai demokrat dimana saja adalah sama. SBY harus menjawab sebagai Presiden RI bukan sebagai anggota Partai Demokrat ataupun pribadi.

Pertanggungjawabkan apa yang telah disampaikannya di Amerika Serikat hingga Presiden Obama sekarang membuka ijin kaum gay masuk militer kepada rakyat Indonesia. Obama dielu-elukan sebagai anak Menteng, anak yang pernah sekolah di Indonesia, pertanggungjawabkan apa yang dilakukan Obama sekarang para pendukung Obama di Indonesia.

Sungguh, pemerintah tidak memberikan respon atas pernyataan Presiden Obama mencabut larangan manusia gay memasuki militer atau mendapatkan hak untuk hidup sebagai gay. Manusia gay menuntut seperti halnya yang manusai tidak gay dapatkan. Manusia gay menuntuk hidupnya dilegalkan sebagai manusia gay.

Pemerintah dengan dasar Pancasila di Indonesia tidak menanggapi pencabutan larangan manusia gay hidup sebagai gay di militer dan juga sebagai sipil di Amerika.
Siapapun mengetahui bahwa islam agama yang melarang manusia laki-laki menikah dengan manusia laki-laki, agama islam juga melarang manusia perempuan menikah dengan manusia perempuan.

Siapa yang mengira bahwa ternyata Pancasila tidak memiliki keberanian seperti Islam dalam melarang manusia gay. Saya yakin Indonesia akan lebih mendapatkan selamat dan sejahtera dari Allah swt dengan Islam. Hak Asasi Manusia yang diperjuangkan di Amerika adalah salah, seharusnya HAM itu dilihat dari agama islam. Sebagai seorang muslim saya tidak menerima HAM Amerika diterapkan di Indonesia.
Apa gunanya Presiden SBY di negara Amerika mengatakan Indonesia adalah negara muslim terbesar? Sekarang waktunya Indonesia menyatakan bahwa Indonesia adalah negara muslim berdasarkan agama islam.

Jangan mengatakan sebagai negara muslim terbesar namun masyarakatnya dijejali HAM Amerika. Jangan lagi mengelabuhi kesenangan muslim Indonesia dengan hanya sebutan sebagai bagian dari negara Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar jumlah umat islamnya.

Republik Indonesia harus sekarang berani menolak HAM Amerika, Republik Indonesia harus sekarang menolak ajakan Amerika yang akan berdekatan dengan dunia islam. Ingat islam bukan dunia, islam adalah agama. Jangan menghambakan diri pada Amerika, jangan menghambakan diri pada penguasa Amerika. Penguasa Amerika sudah jelas mendukung manusia gay yang menjalankan aktifitasnya menikah wanita dengan wanita, laki-laki dengan laki-laki dilegalkan.

Indonesiaku tidak boleh meniru apalagi mengikuti Amerika Serikat yang dipimpin Baraq Husein Obama.

2. Bercinta Pun Takut Dibilang Salah
Oleh Mariska Lubis - 13 Oktober 2009

ISTRI saya cuannnnantiiiiik sekali. Bener, deh! Suer!!! Cantik!!! Dipuja banyak pria maupun wanita. Pintar pula. Ibadahnya pun sangat luar biasa. Di mata banyak orang dia adalah sosok perempuan ideal. Anehnya, kok, sulit, ya, buat saya untuk bercinta dengannya? Takuuuuuttttt banget, deh!!! Takut dibilang salah!

Saya sendiri kadang-kadang bingung. Nafsu, sih, nafsu!!! Suami mana yang nggak tergoda melihat tubuh indah molek berbaring di atas tempat tidur. Tapi begitu dia mengucap satu kata saja… nafsu itu hilang lari terbirit-birit ditelan angin malam. Dia, kok, bisa tiba-tiba berubah jadi kuntilanak, ya? Iiihhhhhhhh! Seraaaaammmmmm!

Yah, nggak usah gitu, deh! Kadang-kadang pulang kerja, makan malam, terus maunya, kan, nonton teve sambil ngobrol yang enak-enak. Santai-santailah. Tapi entah kenapa, bawaannya jadi nggak enak terus. Ada saja kejelekan dan keburukan orang lain yang diceritakannya. Tidak pernah, tuh, ada orang yang baik dan pintar di matanya. Semuanya jellleeeeekkkkk!!! Bodooooohhhhhh!!!! Kecuali yang mendukung dan memujinya, ya!!! Malas dengarnya juga!!! Diam salah, komentar salah juga. Mendingan buru-buru ngacir! Alasan banyak kerjaan atau capek. Beres, deh! Tinggal nunggu kelanjutannya besok pagi saja. Gimana besok, deh!

Sama nggak, ya, perasaan saya dengan suaminya Ratu Elizabeth atau si tangan besi Margareth Teacher? Saya yang kalah “set” duluan apa saya memang bodoh, ya? Kalau dipikir-pikir, kan, mana mungkin ada perempuan pintar yang mau dengan pria bodoh. Pasti milih-milihlah!!! Saya memang nggak bodoh, kok. Perasaan saya, lho!!! Saya cuma bingung saja.

Istri saya ini mempunyai kebiasaan yang menurut saya sangat menakutkan. Agresif, difensif, dan sangat berambisi. Waaahhh!!! Kalau harus ngikutin dia terus, bisa-bisa kerjaan saya justru terbengkalai. Bisa gila juga!

Dia senang sekali menyerang orang-orang yang dia anggap sebagai musuh atau lawan. Padahal, saya tahu banget, kalau mereka yang diserang itu seringkali tidak melakukan apapun terhadap dirinya ataupun orang lain. Malah banyak pula justru yang berniat baik terhadap dirinya. Kalau dikritik, weleh-weleh… minta ampun, deh!!! Siapa berani mengkritik akan menuai amarah dan caci-maki. Dan demi ambisinya tercapai, dia rela, tuh, melakukan berbagai perbuatan yang saya sendiri menganggapnya “jahat” dan “tidak etis”. Wajar nggak, sih, kalau saya takut???? Please, help!

Saya juga merasa semakin tidak berdaya karena saya merasa gagal menjadi imam dan kepala keluarga. Saya takut kalau sampai suatu hari nanti istri saya kenapa-kenapa atau dikenapa-napain orang. Anak-anak dan keluarga lainnya juga sudah sepertinya bingung dan tak berdaya menghadapinya. Rasa-rasanya, saya mengalami depresi akut. Sampai-sampai…, “adik” kecil saya ini tidak bisa berdiri lagi alias impoten. Bagaimana, dong.

Ada yang merasa sama seperti pria ini??? Hehehe… kalau pun ada jarang, ya, yang terus bisa sampai impoten. Paling cuma impoten rumahan doang!!! Di luar, sih, uhuy!!! Soalnya, dah keburuan cari simpanan yang lain!!! Yaahhhh, daripada tidak terlampiaskan…, mendingan mendingan, deh!!! Iya, kan?? Ngaku, deh!

Menurut saya, melihat dari gejala istri seperti itu, dia termasuk orang yang memiliki kelainan jiwa. Obsesive compulsive!!! Obses terhadap dirinya yang dianggapnya hebat, pintar, luar biasa, sehingga bila ada yang tidak menganggapnya demikian, dia pasti akan menjadi sangat difensif. Apalagi bila pada kenyataannya, dia memang tidak demikian. Semakin menjadi-jadi, deh! Agresifnya jadi semakin gencar dan semakin berani pula. Di dalam otak dan pikirannya, hanya ada dia, dia, dan dia. Tidak ada yang lain yang lebih hebat dari dirinya.

Biasanya hal ini terjadi pada mereka, baik perempuan ataupun pria, yang ingin sekali menutupi apa yang sebenarnya merupakan kekurangan mereka. Contohnya saja, misalnya dia dulu senang berpakaian dan berpose seksi. Makanya, lalu kemudian dia berubah 180 derajat dan mencoba membuat orang lain berpikir bahwa dia telah tobat dan telah menjadi orang yang sholeh. Dia juga takut dibilang bodoh, sehingga serentetan gelar yang diambilnya itu, tujuannya bukan mencari ilmu, tetapi memang ingin dianggap pintar.

Sementara kepintarannya itu sendiri sebenarnya patut dipertanyakan. Hmmm….
Sulit sekali memang untuk menghadapi kenyataan yang ada seperti ini. Rasa bersalah yang timbul menjadi sangat besar dan akibatnya, kebanyakan, sih, jadi ikut lari dari kenyataan. Bukannya tak peduli, tapi takut salah. Bingung lagi. Seperti pria tadi, asyiiikkkk aja kerja terus. Tidak berani menghadaoi kenyataan di lapangan. Niatnya, sih, biar nggak ribut dan berantem, tapi malah justru menjerumuskan. Penyebab tidak diselesaikan, masalah pun semakin menumpuk. Stress. Depresi. Dua-duanya akut. Hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Impoten, deh!

Satu-satunya jalan yang bisa ditempuh, menurut saya, adalah pergi ke dokter jiwa atau psikolog. Bukan ke seksolog!!! Akarnya harus diperbaiki dulu. Kalau akarnya sudah baik, baru kemudian lanjut ke batangnya. Hehehe…

Sembuhkan diri sendiri dulu, baru ajak pasangan. Kalau bisa langsung berdua, lebih bagus lagi. Hanya biasanya sulit. Mana ada orang gila pintar mau dibilang gila? Berikan pengertian bahwa tidak perlu harus gila dulu untuk pergi ke terapis. Bisa, kan, alasan ingin bisa mesra seperti dulu lagi? Biarkan terapis itu menjadi moderador. Biar semua uneg-uneg dan sesak serta ganjalan yang ada di dada bisa dinilai lebih objektif.

Selamat berjuang, ya, Pak!!! Semoga berhasil!!! Jangan lupa berdoa dan minta petunjuk dari-Nya. Dia pasti akan memberikan jawaban terbaik bagi Anda sekeluarga. Amin.(ASA)

3. Zikir Pengiring Acara Kontes Bikini
Oleh bocahndeso - 13 Oktober 2009

Tak henti-hentinya Zikrullah dilantunkan oleh ibu Hajjah Fariyawati dan bapak Dicky Jatmika Usman, orangtua dari Qory Sandioriva, ketika mengantarkan buah hatinya memasuki gelanggang arena kontes Putri Indonesia 2009.

Alhamdulillahhirobbilalamin, puji syukur pun dipanjatkan oleh kedua orangtuanya itu saat dara jelita berambut indah kelahiran 17 Agustus 1991, dinyatakan sebagai Putri Indonesia 2009.

“Saya sebagai ayah sangat bangga ternyata anak saya yang manja ini bisa juga menjadi nomer satu”, kata ayahanda Qory saat mengungkapkan perasaannya terhadap kemenangan diraih oleh putrinya yang mahasiswi fakultas Sastra Perancis di Universitas Indonesia.

Mahkota Puteri Indonesia 2009 itu diraih oleh Qory yang pernah mengikuti audisi film Ketika Cinta Bertasbih 2, setelah menyisihkan 38 orang finalis yang mewakili berbagai propinsi di Indonesia.

Qory Sandioriva mengikuti kontes Putri Indonesia tahun 2009 ini sebagai wakil dari propinsi Aceh Naggroe Darusallam yang dijuluki sebagai Serambi Mekkah.
Propinsi yang pada tahun 2004 pernah dilanda bencana gempa yang dahsyat diikuti gelombang pasang tsunami ini, setelah pasca bencana menjadi Daerah Istimewa dengan salah satu keistimewaannya sebagai daerah syariat Islam.

Putri Aceh pada kontes tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana wakil dari Aceh selalu mengenakan jilbab. Sedangkan tahun ini, Qory sebagai wakil Aceh tidak mengenakan jilbab.

Berkenaan dengan jilbab itu, saat di panggung, Qory menjawabnya “Saya sudah izin sama Pemda Aceh untuk tidak pakai jilbab dalam mengikuti ajang ini, dan mereka mengizinkannya. Alhamdulillah, saya juga mendapatkan dukungan yang sangat besar dari ibu Meutia Hatta”.

“Saya sangat bersyukur dengan kepercayaan yang diberikan”, kata Qory yang alumni Sekolah Islam Al-Azhar atas kemenangan yang diraihnya.

Menurutnya dengan kemenangan ini, ia tidak boleh puas karena ini bukanlah puncak perjalanannya melainkan awal dari karier yang diimpikannya.
Qory memang benar, perjalanannya masih panjang, namun menjanjikan sejuta impian dan harapan serta ketenaran tentunya.

Setelah ini, jika tidak ada aral melintang, ia akan mengikuti kontes Miss Universe 2010.

Di dalam kontes Miss Universe ini, ia tak akan dapat mengelak, mau tidak mau harus mengenakan bikini.

Akankah ia mengikuti jejak Artika Sari Dewi yang memakai bikini one pieces, ataukah akan mengikuti jejak Zivana Letisha Siregar yang mengenakan bikini two pieces ?.
Tentu keputusannya itu akan berpengaruh terhadap peluang kemenangannya. Menurut beberapa kalangan, jika memakai bikini two pieces maka Qory Sandioriva sangat berpeluang untuk menjadi pemenang Miss Universe 2009.

Menurut perhitungan dan kalkulasi peluangnya, pemakaian bikini two pieces yang dipadukan dengan modalitas Qory sebagai wakil dari propinsi bersyariat Islam dari sebuah negara yang berpenduduk mayoritas Islam, akan terlalu eksotik untuk diabaikan begitu saja.

Itulah peluang dan modal terbesar yang dipunyai oleh Qory untuk menjadi Miss Universe 2010.

Lalu manakah nantinya yang akan dipilih Qory, bikini two pieces atau bikini one pieces ?.

Tentunya, semua itu ada konsekuensinya. Saat lagi menghadiri acara talkshow di Hotel Nikko, Thamrin, Jakarta Pusat, yang juga dihadiri oleh Miss Universe 2009, Stefania Fernandez.

Qory ditanyakan mengenai kesiapannya menghadapi kontroversi pakaian renang yang akan dipakainya dalam ajang kecantikan perempuan sejagad tersebut ?.
“Saya siap dikritik”, kata qory sang Putri Indonesia 2009 dengan mantap dan tegas.
Sungguh mengagumkan tekad dan semangat serta kemantapan hatinya dara jelita yang berusia 18 tahun ini.

Sangat menarik untuk dinantikan, seorang putri yang mewakili daerah syariat Islam, Aceh Naggroe Darusallam, mengenakan bikini dengan ditonton oleh milyaran pemirsa di seluruh pelosok dunia.

Akankah lantunan Zikrullah yang mengantarkan Qory saat mengantarkan kemenangan Qory di Putri Indonesia 2009, juga akan dilantunkan mengiringi Qory yang ber-bikini dalam kontes Miss Universe 2010 nantinya ?.

Sungguh sangat menarik, Zikrullah bersandingkan dengan kontes berbusana bikini.
Zikrullah yang seperti apa yang akan dilantunkan kedua orangtuanya ?. Zikir nafi isbat, Laa Illaha Illallah…, ataukah zikir khofi, ataukah lantunan zikir yang seperti apa yang tepat dan sepantasnya dipersandingkan dengan acara kontes tingkat dunia yang akan berbusana bikini itu ?.

Adakah diantara pembaca yang mengetahuinya ?.


4. Baru Aku Tahu Namamu, Miyabi… Tapi, Aksimu?
Oleh berthybrahawarin - 13 Oktober 2009

Tiba-tiba saja nama Miyabi menjadi (tambah) populer bagi warga negara Indonesia. Sumpeeehh… pocong sekalipun, bertahun-tahun di dunia maya, aku baru tahu kalau Miyabi itu begitu terkenal di kalangan netters, yang tentu pernah sekali atau lebih men-search nama Miyabi untuk mendapatkan ceritera atau gambarnya sekalian.

Saya tidak terlalu munafik untuk mengatakan tidak pernah melongok ke dunia maya yang memperlihatkan wajah dunia yang yang lain itu, di mana Miyabi adalah salah satu yang dipandang terhebat. Sebenarnya, nama Miyabi pernah diucap oleh salah seorang dosen hukum yang termasuk ikut mengamati perkembangan dunia maya dan mensurvey negara-negara mana saja pengunjung situs-situs “dunia Miyabi and friends” beraksi. Dan, beliau sang dosen itu terkesima, bahwa pengunjung puteri Miyabi, wanita berdarah Jepang-Perancis itu, mendapat “tamu” pengunjung dunia maya-nya terbanyak dari (putera2 dan puteri?) Indonesia.

Nah, kalau produser film yang materalistis dan mengejar populer belaka untuk mendatangkan Miyabi ke Indonesia, karena begitu banyaknya tamu-pengunjung dari Indonesia, sudah pantaskah kita berlaku adil terhadap semua pihak? Katakanlah puteri Miyabi tak pantas datang ke Indonesia karena seluruh perlakuannya, tetapi tidakkah ini menjadi sindiran terhadap para pengunjung Miyabi di dunia maya, terutama yang di Indonesia?

Menolak Miyabi ke Indonesia, tampaknya tidak berebeda dengan Bangsa Argentina menolak Madonna ketika ia dipaksakan untuk memerankan Evita Peron dalam kisah heroik Evita Peron, Pahlawan wanita kontroversial Argentina. Hanya, memang ada perbedaan antara penolakan terhadap Madonna dan Miyabi. Madonna harus memerankan seseorang yang kadung dipandang pahlawan bagi rakyat Argentina. Sementara, Miyabi harus tampil sebagai “tokoh utama” dan diculik. Sebuah judul yang mungkin dianggap laris. Ceritera antara kenyataan dan semacam “reality show” ala Indonesia, yang misalnya kita temukan dalam kisah-kisah Manohara dalam versi-versi TV. Sekarang, Miyabi menjadi tokohnya.

Nah, para demonstran, pertanyaannya: Kapan kau kenal Miyabi? Apakah kau pernah menonton aksinya? Anda menonto sekedar untuk tahu, atau untuk “mengilhami” eksplorasi imajinatifmu? Kalau Anda termasuk dalam pengunjung setia, apa yang bisa kau katakan bila Miyabi harus ada di Indonesia? Pihak kepolisian telah menyatakan bahwa kedatangan Miyabi bukan urusan/kewenangan kepolisian. Nah, kalau demo menjadi anarkhis, bahkan kalaupun oleh para pria tanggung yang sehari-harinya duduk di berhadapan dengan dunia maya, dan Miyabi termasuk yang dominan dalam mesin pencari (sebagian) demonstran, bukankah ini “rahasia” Polisi, demonstran, dan Miyabi?

Puteri Miyabi, di Indonesia belum ada hukum cambuk, dan sebagian kami beranganggapan cambuk sudah tidak masanya. Tetapi, keteladanan apa yang bisa kau datangkan di negeri Indonesia, kecuali suatu popularitas murahan? Saya tidak berpikir untuk turut berdemonstrasi, tapi saya menjaga jari-jari saya untuk tidak mengetik nama Anda, puteri Miyabi, di mesin google atau mesin pencari lainnya, untuk menemukanmu.

Tapi, aksimu, mestinya polisi Republik Indonesia tahu apa yang mereka seharusnya lakukan. Atau, mereka memiliki dalil hukum sendiri untuk pembenarannya? Ataukah, sedikit siap-siap, jangan-jangan POLRI menyiapkan perangkap tersendiri untukmu, Miyabi. Bukan hanya untuk anggota KPK atau anggota ICW. Kriminalisasi profesi, profesionalisasi kriminal? Ah, aksimu Miyabi. Tak munafik aku, tapi khawatir saja, kalau ceriteramu lebih seru dari kisah hukum yang erotis, tentang Antasari Azhar dan Rani. Aksimu, bisa berhubungan dengan permbunuhan berencana, puteri Miyabi.

5. Odong-odong, Sebuah Oase Perkotaan
Oleh robjanuar - 13 Oktober 2009

Siang akhir pekan itu, Pak Mul, seorang kawan sejawat saya, mengadakan hajatan khitanan anaknya. Sanak kerabat, tetangga, dan kolega tampak hadir memberi selamat. Semua yang hadir tampak ceria. Satu sama lain saling memberi salam, menikmati hidangan ala betawi yang telah disediakan, lalu duduk dan bertukar cerita serta canda.

Selang tak berapa lama, sebuah lagu anak bernada riang terdengar mendekat. Ya, lagu itu berasal dari sebuah odong-odong, becak yang dimodifikasi menjadi permainan anak serupa komidi putar. Dudukan penumpang yang berupa empat buah pelana dibentuk menyerupai binatang, mobil, atau pesawat dengan warna-warna cerah terpasang didepan pengemudi, siap memanjakan anak-anak yang duduk diatasnya.

Sontak terdengar suara menggemaskan para tuan dan puan kecil merajuk pada orang tua minta ditemani naik odong-odong…ah lucunya. Cerianya suasana hajatan ternyata memihak teman-teman kecil ini. Orang-orang tua jadi tak kuasa menolak permohonan mereka.

Empat-empat mereka bergantian naik odong-odong, meski kadang ada yang ingin lanjut hingga dua tiga putaran. Yang diatas terlihat asik sendiri menikmati ayunan pelana yang bergerak naik turun kedepan dan belakang. Sementara yang dibawah terlihat menahan ingin, untuk segera mendapat giliran diatas. Ada yang Cuma diam sambil mengincar posisi, ada pula yang merengek.

Ditengah pertumbuhan jaman yang tak banyak menyisakan cukup ruang bermain bagi si kecil, odong-odong hadir seperti oase ditengah pasir gurun yang kering dan panas. Tayangan gosip dan sinetron yang berisi hujatan dan doa-doa menyumpah mengisi relung ruangan rumah hampir tanpa henti. Bahkan, film kartun di jam tayang utama pun tak jarang mengajari mereka untuk curang atau mencelakai orang lain.

Di luar rumah, jangankan tanah lapang, gang yang sudah sempit makin sempit oleh gerobak yang sedang parkir, saluran air comberan yang dibiarkan menganga, atau motor-motor yang parkir dengan knalpot panas siap membakar kaki mereka jika tak hati-hati. Pun tak jarang, mesin yang dipacu kencang oleh manusia-manusia yang diburu waktu membahayakan nyawa si kecil.

Odong-odong menyusup diantara gang-gang kumuh, pemukiman padat, atau di perumahan-perumahan saat siang mengendurkan teriknya menyapa senja. Seperti Sinterklas dalam dongeng Natal, dia datang tanpa diduga, membawa kejutan dan keceriaan untuk anak-anak. Seperti yang sering kita lihat, dimana odong-odong berhenti, disitu anak-anak berkerumun.

Namun tak jarang keluhan terlontar dari para orang tua saat odong-odong berhenti di depan rumahnya. Bagaimana tidak, hampir mustahil balita tidak merengek minta naik odong-odong saat lagu-lagu anak yang ceria dan bentuk warna-warni pelananya merayu seluruh indera dan insting kanak-kanaknya.

Mungkin Rp1000,00 sebagai ongkos barang tiga sampai lima menit sang buah hati menikmati ayunan odong-odong bukan masalah. Namun, mereka sering minta lagi dan lagi. Mungkin pula Rp1000,00 ini adalah bagian berharga dari 20-30 ribu yang ayah dapat setelah bekerja sehari.

Salam Kompasiana

6. Over and Over
Oleh Pepih Nugraha - 9 Oktober 2009

I see the light of love in your eyes, love is forever, no more good bye…
Here in your arms the world’s far away, here in your arms forever I’ll stay

Suatu waktu saya dibuat termehek-mehek oleh rangkaian kalimat di atas. Terlebih lagi rangkaian kalimat itu diberi nada dan irama dan dinyanyikan oleh seorang Nana Mouskouri. Rangkaian kata di atas adalah penggalan lagu Over and Over yang disenandungkan penyanyi bersuara “malaikat”, Nana Mouskouri. Dia adalah salah satu penyanyi berkebangsaan Yunani kesukaan saya.

Pertama kali mendengar lagu Over and Over sekitar tahun 1982 lewat sebuah kaset kompilasi. Sayangnya, lagu dalam kaset itu ditaruh pada bagian akhir Side B dan terpotong pula. Pada tahun 1982 itu saya cari kaset Nana Mouskouri dengan maksud ingin mendengar sampai tamat Over and Over, namun sayang saya gagal menemukannya. Saya malah menemukan album kaset berbahasa Perancis-nya. Kelak saya akan ceritakan juga lagu-lagu Perancis Nana Mouskouri dalam kaset itu. O ya sebelum lupa, Nana adalah penyanyi kelahiran 1934 yang mampu bernyanyi dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Latin, Italia, Spanyol, dan Yunani secara fasih. Konon, Nana juga bernyanyi dalam bahasa Sisilia dan Welsh!

Baru pada tahun 1987 saya menemukan Over and Over secara utuh bersama lagu-lagu legendaris Nana Mouskouri lainnya dalam bahasa Inggris seperti Try to Remember dan Only Love, dua lagu yang terlalu berharga kalau tidak saya tulis kelak!
Cerita dalam lirik itu tidak lain bicara soal cinta, sebuah keagungan dan ketulusan cinta. Cinta adalah sebuah bahasan yang tidak pernah bosan-bosannya kita diskusikan. Simak, hampir semua lirik lagu dan film laga sekalipun, selalu dipersedap dengan bumbu percintaan. Moga kita bisa memperluas makna cinta yang tidak semata cinta antara dua insan, cinta yang menjadikan kita semua ada!

Saya menemukan sebuah videoklip Over and Over yang tidak semata-mata bercerita tentang cinta dua insan, tetapi diperluas dengan cinta terhadap alam, lingkungan sekitar, keluarga, tetapi bahkan hewan. Meski demikian, penggambaran dan suasana dalam video itu tetap mendukung lirik Over and Over, di samping kita bisa menikmati lirik-lirik indah di dalamnya. Di video ini pula kita bisa mendengar dentingan gitar (lute) dan bas akustik yang biasa kita temukan dalam lagu-lagu tradisional Yunani.

7. Jangan Salahkan Qory Sandrioriva, Dia Hanyalah Korban….
Oleh madi.hakim - 12 Oktober 2009

Banyak orang yang menyalahkan Qory Sandrioriva saat dia melepas busana muslimahnya demi meraih gelar Putri Indonesia 2009. Bagi saya, Qory, juga orangtuanya yang kabarnya berdzikir saat Qory menang, mereka hanyalah korban. Ya, mereka hanyalah beberapa dari begitu banyak korban budaya kapitalis-konsumeris-materialis di negara kita. Maaf kalau bahasanya terlalu bombastis, tapi akan saya coba urai satu demi satu, sebatas kemampuan saya tentunya.

Qory menjadi korban budaya kapitalis, karena dia sampai rela mengorbankan ajaran agama yang luhur sifatnya, dan menukarnya dengan sesuatu yang bersifat materi. Dan kontes-kontesan itu sendiri adalah juga tradisi kapitalis, yang lebih mengedepankan fisik dan logika, dan mengesampingkan moral dan etika. Qory menjadi korban budaya konsumeris, karena untuk meraih gelarnya itu, tentu dia harus keluar banyak uang, dimana uang tersebut tentu akan lebih bemanfaat jika digunakan untuk hal-hal lain yang bermanfaat. Qory juga menjadi korban budaya materialis, karena dengan menjadi Putri Indonesia, banyak peluang baru akan muncul, dan dipastikan akan menguntungkan dari segi materi. Seperti menjadi bintang iklan, sinetron, ataupun bintang film. Maaf, yang terakhir ini, jujur saya tidak tahu motivasi Qory yang sebenarnya, tapi saya yakin 99% motivasinya bersifat materi.

Tetapi bagi saya, apa yang ada di benak Qory dan keluaganya, juga ada di benak sebagian besar bangsa kita. Bukankah sebagian besar kita, tanpa kita sadari, adalah juga korban dari budaya kapitalis-konsumeris-materialis tadi? Bukankah sebagian besar kita, lebih suka memilih profesi artis, penyanyi, bitang film, ketimbang guru, peneliti, dan berbagai profesi mulia lainnya? Maka mereka yang mati-matian berusaha menjadi artis, atau sok-sok-an ngartis, adalah korban.

Anda yang membela Qory, ataupun cuek terhadap sikap Qory, sadarkah anda, bahwa anda juga sudah menjadi korban? Bukankah budaya sekuler, permisif, dan cuek, elo-elo/gue-gue, adalah bawaan dari kapitalisme? Yang penting kan dia sudah dewasa secara umur, sudah dianggap bisa mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Yang penting kan dia tidak mengganggu saya, dan saya sama sekali tidak dirugikan atas apa yang dilakukan Qory. Barangkali itu yang ada di benak anda. Tetapi, akan tetap diamkah anda, jika anak anda, atau keluarga anda, atau kerabat anda, mencontoh apa yang Qory lakukan?

Dalam skala yang lebih luas lagi, akan banyak sekali korban-korban kapitalis-konsumeris materialis. Mereka yang menganggap kemenangan Qory sebagai anugerah, kemudian berdzikir, atau mengucap hamdalah, atau malah sujud syukur, mereka adalah korban, karena kapitalis menjauhkan orang dari agama, sehingga pemahaman baik dan buruk menjadi kabur. Juga mereka yang mendukung sepenuhnya kedatangan Miyabi ke Indonesia adalah korban, karena orangtua Miyabi sendiri malu terhadap perilaku Miyabi, bahkan mengusirnya saat Miyabi ingin ketemu keduanya. Bukankah dalam sebuah masyarakat yang beradab, ridho dan restu orangtua adalah yang utama? Bukankah dengan mengundang orangtua Miyabi ke Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung, kita telah menambah sakit hati kedua orangtuanya?

Mereka yang mengaku muslimah, namun tidak mau berbusana muslimah, atau berbusana muslimah namun ketat, sehingga (maaf) dada dan pantat masih terlihat menonjol, mereka juga adalah korban. Karena sebuah masyarakat yang beradab, nilai-nilai moral dan agama begitu dijunjung tinggi. Dan Islam jelas-jelas memerintahkan wanita untuk menutup auratnya. Bukankah salah satu arti Islam adalah tunduk, patuh terhadap segala aturan-Nya? Masalah suka-tidak suka, cocok-tidak cocok, itu relatif sifatnya, bergantung logika, dan logika manusia sangat terbatas kemampuannya.
Maka Bacalah, Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.

8. Obama Prorakyat, Pengguna Internet Bersorak!
Oleh Pepih Nugraha - 22 September 2009

Jangan panik lantaran bisnis monopoli yang sudah Anda nikmati bertahun-tahun mendapat pesaing potensial, apalagi harus menghancurkan pesaing baru itu dengan segala cara. Ikuti aturan, berpikir serta bertindak cerdas, cepat, dan inovatif adalah jawabannya!

Saya memperoleh kalimat di atas bukan karena terpangaruh motivator kawakan, melainkan terkesan setelah membaca berita di Reuters yang menyebutkan perusahaan-perusahaan Telkom Amerika Serikat didesak membuka jaringan nirkabel milik mereka. Kata “membuka” di sini bisa diartikan menggratiskan atau menjadikan jaringan nirkabel itu sebagai “open source” kalau meminjam istilah yang umum di dunia software internet.

Tentu saja perusahaan-perusahaan telepon AS yang selama ini mendulang uang dari bisnis monopoli mereka seperti AT&T, Verizon Communications, dan Sprint Nextel Corp, harus “open minded” untuk menahan popularitas layanan berbasis internet gratis yang menggabungkan wicara dan gambar bergerak (video) dari Skype dan Google Voice. Proposal yang diajukan regulator Telkom Negara Paman Sam itu akan dianggap sebagai penyelamatan untuk netralitas internet.

Jika proposal ini dapat diterima, maka ini merupakan kemenangan bagi konsumen dan perusahaan internet besar seperti Google Inc. Sementara operator Telkom raksasa seperti AT&T Inc, Verizon Communications and Sprint Nextel Corp harus merelakan hak monopoli layanan nirkabelnya dinikmati warga negara AS secara gratis, sebagaimana mereka menggunakan Skype dan Google Voice. Tidak gratis-gratis amat sih, Cuma bayar biaya layanan internet mobile-nya saja!

Ketua Federal Communications Commission (FCC) Julius Genachowski menjelaskan, para operator Telkom seharusnya tidak diskriminatif menghadapi berbagai aplikasi atau konten internet dan harus membuat manajemen trafik web mereka lebih transpran lagi.
Di satu sisi proposal ini akan membuat warga lebih murah lagi melakukan komunikasi dengan warga lain di seluruh dunia tanpa batas, tetapi di sisi lain proposal ini mendapat tentangan dan kritikan tajam. Selain para operator Telkom tadi, perusahaan operator mobile pun (yang pasti tidak murahlah ya!) tersengat karena regulasi ini secara tidak langsung akan mematikan bisnis mereka.

“Risiko membuka layanan nirkabel ini, mereka tidak mungkin akan menghentikan konsumen menggunakan layanan bicara dan teks gratis seperti Skype atau Google voice,” kata Bernstein, analis dari Craig Moffett. “Bicara dan teks adalah bisnis dimana selama ini mereka (operator Telkom) memperoleh untung.”
FCC baru-baru ini menyelidiki mengapa Apple Inc menolak kerjasama dengan Google Voice untuk digunakan di iPhone dan lebih memilih AT&T.

Proposal ini juga membuat pengguna mobile Telkom bisa mengirit biaya langganan karena pengiriman pesan pendek (SMS) praktis bakal ditinggalkan. Pilihannya, ya bicara langsung saja melalui ponsel secara gratis jika mereka menggunakan layanan teks dan suara dari Skype dan Google Inc. Paling bayar biaya internet-nya saja. Dijamin kuping lawan bicara mengepul akibat kepanasan. Asyik toh?

Analis lain dari Christopher Larsen, Piper Jaffray, berpikir lebih realistis lagi. Katanya, para operator Telkom yang selama ini menangguk untung dari bisnis monopoli mereka, harus segera menemukan cara bagaimana memperoleh laba dalam bentuk lain dengan menciptakan layanan baru yang lebih menarik minat konsumen.

AT&T, perusahaan No. 2 untuk layanan mobile di AS, menanggapi dengan cara concern terhadap perluasan “Netralitas Net” untuk berkompetisi dengan industri mobile lainnya. Tetapi sejauh itu AT&T tidak menyinggung soal semakin populernya Skype dan Google Inc di mata konsumen AS.

“Regulasi baru akan membatasi pilihan konsumen dan mempengaruhi penyedia konten, pengembang aplikasi, pabrik pembuat handset dan pembangun jaringan,” kata pejabat eksekutif Verizon, perusahaan layanan Mobile nomor wahid di AS, yang melayani Vodafone Group Plc.

Skype tentu saja bergirang hati dengan proposal ini dan Google Inc menyebutnya sebagai “tidak ada yang lebih membahagiakan lagi”. Advokat dan LSM yang membela hak-hak konsumen menanggapi proposal FCC ini sebagai kemenangan besar.
“Ini hari yang menggetarkan jutaan warga yang selama ini menyerukan agar internet lepas dari diskriminasi,” kata John Silver, direktur eksekutif sebuah LSM yang bergerak di bidang advokasi, Free Press.

Dalam pidatonya di Troy, New York, beberapa waktu lalu, Presiden Barack Obama menegaskan bahwa pemerintah harus membuat dasar-dasar aturan yang bisa diterima bersama untuk menjamin lapangan bermain yang setara bagi para pengguna internet.
Wah… enaknya punya presiden yang sekali pidato saja, pengaruhnya luar biasa besar, sampai-sampai FCC langsung mengeluarkan proposal yang berisi regulasi baru, regulasi yang lebih berpihak pada konsumen dan pengguna internet. Apa yang disebutkan Obama tidak lain semangat antidiskriminasi sekaligus protransparansi dalam dunia telekomunikasi!
Hallo Indonesia…!?

9. KD Sang Diva dalam Cobaan
Oleh Suhandi Taman Timur - 12 Oktober 2009

Krisdayanti atau KD diklaim sebagai diva didalam blantika musik Indonesia. Di dalam bahasa Italia, kata diva berasal dari kata divus yang dalam bahasa Latin artinya Tuhan, atau Dewa atau Dewi. Di masa sekarang kata diva lebih banyak dipakai untuk menyebut pemeran wanita utama yang biasanya bersuara sopran dalam sebuah lakon opera. Kata lain yang hampir sama dengan diva adalah prima donna. Dalam bahasa melayu lama padan-kata yang tepat adalah sri panggung. Sedangkan pemeran laki-laki utama yang biasanya bersuara tenor disebut divo. Jadi, seandainya blantika musik Indonesia ini diibaratkan sebagai sebuah panggung opera, maka KD berdiri disana sebagai pemeran wanita utama, seorang diva. Sungguh suatu kehormatan yang besar bagi KD.
-
Seorang selebiriti seperti KD, sebagaimana halnya dengan artis-artis terkenal lainnya, umumnya memiliki dua sisi kehidupan. Disamping kehidupan pribadinya sebagai manusia biasa, ia juga hidup di dunia keartisan yang penuh dengan kepura-puraan yang dikemas rapi di dalam glamour. Sosok KD sebagai wanita, isteri dan ibu dari anak-anaknya akan berubah menjadi sosok yang lain begitu ia naik ke atas panggung. Dari sosok perempuan biasa ia menjelma menjadi seorang diva yang dipunja oleh banyak penggemar. Dari Nawang Wulan isteri Jaka Tarub, ia menjelma kembali menjadi Dewi dari kayangan, begitulah istilahnya.
-
Konon, kini KD sedang mengalami cobaan di dalam kehidupan pribadinya sebagai isteri dan ibu. Anang, sang suami menjatuhkan talak satu kepadanya pada saat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan yang lalu. Rupanya, penyakit kambuhan KD yang tidak terpuji sedang kumat. Lagi-lagi ia dikabarkan berselingkuh untuk kesekian kalinya dengan pria yang bukan muhrimnya. Bahkan kali ini KD katanya lebih nekat. Ia bermesraan dengan lelaki gendaknya itu di depan mata anak-anaknya sendiri yang masih belum menginjak usia remaja. Banyak diantara para penggemarnya yang tidak habis mengerti mengapa KD tega melakukan hal ini. Apa sebenarnya yang dia cari dalam hidup ini? Bagi sebagian orang, perilaku KD ini dipandang sebagai apa yang orang Jawa bilang “njelehi” atau disgusting kata orang “sono”. Pujaan dan simpati yang selama ini tumpah kepadanya langsung berubah jadi antipati. Tidak sedikit orang yang meramalkan (atau nyumpahin?) bahwa ini adalah awal dari kehancuran karirnya sebagai penyanyi pujaan.
-
Menurut pendapat saya, kasus perselingkuhan yang berujung pada perceraian ini adalah cobaan bagi kehidupan KD sebagai pribadi, sebagai isteri dan seorang ibu. Dalam kaitan ini KD bisa saja dihujat oleh orang banyak sebagai perempuan, isteri dan ibu yang tidak baik. Tapi bila KD bisa mempertahankan eksistensinya sebagai penyanyi papan atas di dunia musik Indonesia tanpa terganggu oleh kasus-kasus pribadinya, maka ia akan membuktikan dan sekaligus mengukuhkan kedudukan dirinya sebagai diva yang sesungguhnya. Ini semua bergantung pada kemampuan KD untuk bertahan sebagai profesional.
-
Elizabeth Rosemund Taylor, yang lebih dikenal dengan nama Liz Taylor pernah mengalami hal ini. Di usianya yang senja, wajah Liz Taylor masih memancarkan sinar kecantikan yang anggun, innocent dan aulia (suci). Padahal selama hidupnya ia pernah kawin 8 kali dan cerai 7 kali. Dia kawin 2 kali dengan suami yang sama yaitu Richard Burton. Kasus yang paling “njelehi” adalah pada waktu ia kawin dengan suami ke 3 nya, Eddie Fisher pada tahun 1959. Waktu itu Liz baru saja menyelesaikan film Butterfield 8, dimana ia menggondol hadiah Oscar sebagai pemeran wanita utama terbaik. Waktu itu Eddie Fisher masih berstatus sebagai suami Debbie Reynolds, dimana pasangan ini dipandang sebagai pasangan yang paling serasi pada masa itu di Hollywood. Liz merebut suami orang, yang dikawininya selama hampir 5 tahun tapi kemudian ia tinggal pergi begitu saja pada tahun 1964.

Saya masih ingat waktu itu bagaimana publik menghujat Liz Taylor dan “menyukuri” Eddie Fisher. Semua simpati masarakat tertuju kepada Debbie Reynolds yang malang. Sejak itu karir Eddie Fisher tenggelam, sementara Debbie Reynolds terus bertahan. Tapi yang paling istimewa adalah Liz Taylor yang berhasil membuktikan dirinya sebagai diva sejati, dengan karir dan sukses yang semakin menanjak. Ia bahkan terpilih untuk membintangi film kolosal dengan biaya pembuatan yang termahal, menurut ukuran masa itu, yaitu Cleopatra.
-
Isteri saya dan saya adalah penggemar dan pemuja KD yang tidak berkepentingan untuk ikut campur dalam urusan pribadi dan rumah-tangganya. Kami tidak mempunyai alasan untuk membenarkan atau menyalahkan kelakuan KD yang minus itu baik sebagai isteri terhadap suaminya maupun sebagai ibu kepada anak-anaknya, atau bahkan sebagai wanita kepada pria-pria selingkuhannya. Tapi sebagai orang Indonesia dan penggemar KD, kami akan senang bila KD bisa tetap eksis sebagai penyanyi besar dan sebagai aset budaya bangsa. Kami tidak menyamakan KD dengan Elizabeth Taylor, tapi kami masih ingin bisa menikmati lagu-lagu baru KD yang akan datang.
Jakarta, 12 Oktober 2009
Suhandi Taman Timur

10. Cara Rapper Saykoji Menyentil Malaysia
Oleh Pepih Nugraha - 2 Oktober 2009

Saykoji, rapper terkemuka Indonesia yang sedang berkibar-kibar di blantika musik nasional dengan hit terbarunya “Online”, punya cara tersendiri menyentil -kalau tidak mau dikatakan menjitak- Malaysia. Apa lagi kalau bukan urusan jiplak-menjiplak atau klaim-mengklaim. Ini sebenarnya peristiwa lawas, namun rasanya masih relevan untuk diangkat lagi ke permukaan, terkait dengan diakuinya batik sebagai kekayaan budaya asli Indonesia oleh Unesco, 2 Oktober. Selain itu, biar kita tahu bagaimana orang-perorangan seperti Saykoji melakukan langkah konkrit dalam menyentil Malaysia. Saykoji rupanya tidak mau bertindak lembek seperti elite pemimpin negeri ini dalam menanggapi pencurian budaya oleh negara lain. Saykoji mengeritik “keras” dan konkrit dengan caranya sendiri!

Cerita bermula ketika salah satu lagu hit Saykoji berjudul Tahukah Kau dijiplak habis oleh rapper Malaysia bernama Joe Farizal. Seluruh isi lagu itu dijiplak habis tanpa ampun (juga tanpa malu) kecuali untuk kata-kata “Indonesia Kita Kaya” yang diganti menjadi “Malaysia Kita Kaya”. Luar biasa “kreativitas” Joe ini (mohon Kompasianer tidak muntah di sini ya!). Si Joe penjiplak, eh… Joe Farizal ini sebenarnya teman Saykoji di Myspace. Yang paling menyebalkan lagi, setelah lagu itu dijiplak Joe, pertemanannya di Myspace diblok oleh Joe. Alhasil, Saykoji tidak bisa memberi komentar lagi atas lagunya yang dijiplak si Joe.

Coba simak lagu Tahukah Kau Saykoji versi asli yang dinyanyikan bersama Rapper Raben:
Jengkel dengan pencurian itu, Saykoji kemudian membuat lagi sentilan langsung pada Joe khususnya dan rakyat Malaysia umumnya. Lagu itu berjudul Copy My Style (Again). Saykoji menggratiskan lagu itu dan disebar di YouTube serta Twitter. Sentilan Saykoji begitu straight, langsung menembus hati yang seharusnya merasa tertembus. Simak lirik lagu tersebut di bawah ini:

You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand
Udah bolak balik sampe balik kebolak
Temen gue sampe keselek pas makan kolak
Lagi lagi berulang ulang terus terjadi
Tetangga bikin ulah lagi bikin sakit hati
Suka ngaku ngaku kagak malu malu
Punya indonesia di klaim satu satu
Apa memang kalian yang gak mampu mampu
Buat budaya sendiri efek gak ampuh ampuh
Baca rambu rambu, bangsaku berbudi luhur
Tapi usik terus, reputasi mu masuk kubur
Jujur gue bangga jujur gue bersyukur
Elo ngaku ngaku berarti progress lo mundur
Panas ku bertutur kreasi bicara
Walau sudah jelas identitas ku dijarah
Joe farizal aja bisa minta maap
Masa yang lain kagak nyadar kagak tanggap
You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand
Bukan mo sok nasionalis sombong mengangkat alis
Bukan mo sok gangster bukan sok sadis
Walau lagi ngetop bukan gue sok ngartis
Tapi bales pake lagu paling praktis
Marah marah di internet, udah pasaran
Ngomel ngomel di pasar kagak sabaran
Kaya cacing kepanasan jenggot kebakaran
Rasanya gatel pengen ngasih tamparan
Tapi gue orang nya cinta damai
Walau rasanya sulit untuk santai
Amunisi di samping nyiur melambai
Pakai musik rap ku siap membantai
Memang satu rumpun masih sama melayu
Tapi melayu saykoji keras dan gak kemayu
Selendang rocker ku agak mendayu
Tapi coba ajak gue battle rap ayuk!
You copy my style
You copy again
Apa plagiat di negara lo lagi ngetrend?
Ku tetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later I gotta take my stand
Sedangkan gaya Saykoji membawakan lagu itu cukup provokatif dengan mengenakan lambang negara berupa kalung besar Merah-Putih, pin Merah Putih di dada kiri dan kedua bahunya. Semua orang boleh mengunduhnya, khususnya orang-orang Malaysia. Simak video ini:
Demikianlah cara Saykoji, rapper kebanggan kita menyentil, eh… menjitak (rapper) Malaysia yang dianggapnya nggak tahu malu.
Memang satu rumpun masih sama melayu
Tapi melayu Saykoji keras dan gak kemayu
Selendang rocker ku agak mendayu


Tapi coba ajak gue battle rap ayuk!
Wah, kami bangga dan salut sama kamu, Saykoji!